Ev. Susan
Amsal 31:10-31
10 Isteri yang cakap siapakah
akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.
11 Hati suaminya percaya
kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan.
12 Ia berbuat baik kepada suaminya
dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.
13 Ia mencari bulu domba dan rami,
dan senang bekerja dengan tangannya.
14 Ia serupa kapal-kapal saudagar,
dari jauh ia mendatangkan makanannya.
15 Ia bangun kalau masih malam,
lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada
pelayan-pelayannya perempuan.
16 Ia membeli sebuah ladang yang
diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya.
17 Ia mengikat pinggangnya dengan
kekuatan, ia menguatkan lengannya.
18 Ia tahu bahwa pendapatannya
menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam.
19 Tangannya ditaruhnya pada
jentera, jari-jarinya memegang pemintal.
20 Ia memberikan tangannya kepada
yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin.
21 Ia tidak takut kepada salju
untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap.
22 Ia membuat bagi dirinya
permadani, lenan halus dan kain ungu pakaiannya.
23 Suaminya dikenal di pintu
gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri.
24 Ia membuat pakaian dari lenan,
dan menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang.
25 Pakaiannya adalah kekuatan dan
kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan.
26 Ia membuka mulutnya dengan
hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya.
27 Ia mengawasi segala perbuatan
rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya.
28 Anak-anaknya bangun, dan
menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia:
29 Banyak wanita telah berbuat
baik, tetapi kau melebihi mereka semua.
30 Kemolekan adalah bohong dan
kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.
31 Berilah kepadanya bagian dari
hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!
Ada satu realita yang
membahayakan bagi para wanita umumnya dan bagi wanita Kristen khususnya yaitu
tuntutan kesetaraan gender (jenis kelamin) yang mencuat hari-hari ini di
pelbagai belahan dunia. Kesetaraan bukan seperti yang dimaksud oleh Raden Ajeng
Kartini sebagai emansipasi, tetapi mengarah ke emansipasi liberal yang
sebenarnya menolak peran wanita dalam rumah tangga. Pekerjaan di dalam rumah
tangga dianggap sesuatu yang kolot.
Sehingga bagi banyak wanita modern , nomor 1 adalah karir, pernikahan
dan anak nomor sekian.
Ada beberapa gejala terkait
dengan wanita dengan emansipasi liberal :
1. Wanita
modern berpikir menjadi orang tua tunggal merupakan hal terbaik dalam hidupnya.
Orang tua tunggal bukan berarti suaminya meninggal dan ingin urus anaknya
sendiri, tetapi wanita ini tidak mau menikah dengan pria (punya suami) tetapi
mau punya anak. Sehingga melakukan sex bebas atau melalui kemajuan teknologi
membuat hal ini bisa terjadi.
2. Wanita
seringkali menjadi penyebab terjadinya perceraian. Saya pernah membaca buku
berpuluh tahun lalu saat remaja yang mengatakan bahwa dari 9 pernikahan yang gagal
(bercerai) , 8 di antaranya disebabkan oleh suami yang selingkuh (hanya 1 yang
setia). Tetapi hari ini sudah berubah drastis, dari 4 pernikahan maka ada 1-2
wanita yang menyebabkan perceraian karena perselingkuhan. Secara lelucon dia
mengatakan, “Emangnya suami saja yang bisa selingkuh, gua juga bisa.” Itu salah 1 bentuk emansipasi yang liberal.
3. Wanita
sekarang mengejar karir dan membuat waktunya tersita untuk karir , yang lainnya
nomor sekian. Ibu-ibu tidak betah di rumah, tidak telaten mengurus anak-suami atau
melakukannya seadanya. Sekitar 10 tahun
lalu, seorang murid lelaki yang saya ajar di sekolah dari tahun 1 ia masuk SMA sampai
ke 3 ,sarapannya nasi goreng saja. Saya tanya
kepada si anak, “Memangnya mamamu tidak bisa masak yang lain? Papamu bagaimana?”
Mamanya bilang, “Saya tidak punya waktu untuk masak yang lain. Suami kalau mau
masak sendiri karena saya sudah mau bekerja.” Dari segi lagu, saya perhatikan
zaman saya kecil lagu yang dikarang topiknya tentang keluarga dan mama. Tetapi sekarang
tidak. Contoh lirik lagu waktu saya SD : Oh ibu… ibuku hatiku biru seorang diri, bila kuingat masa yang telah
silam. Waktu remaja lagu Edi Silitonga : ma..ma… kembalilah kepadaku. Hanyalah dirimu harapanku…oooo mama. Satu lagu lagi seorang anak yang bertemu
pacar dan ingin bertanya pada papa dan mamanya, : mama… aku ada tanya… papa aku mohon doa.. Di gereja sampai hari ini
lagu puluhan tahun lalu tentang mama : Di
waktu kecil masih kecil. Gembira dan senang.. Tanpa disadari gejala-gejala
ini, menunjukkan figur wanita yang baik / bijaksana semakin hari semakin
langka. Sehingga ada pepatah : seorang ibu seperti koleksi barang antik, makin
lama makin mahal harganya karena ibu makin sulit ditemukan.
Apakah di gereja figur ibu / mama
/ wanita, menjadi langka dan menjadi barang antik? Kalau antik dan mahal,
bukankah wanita berlomba jadi barang antik?. Amsal 31:10-31. Wanita di Amsal
ini adalah wanita yang berpotensi besar. Bukan wanita yang bodoh tetapi yang diberi
banyak kemampuan dan pemikiran yang luar biasa. Itu sebabnya ayat 30 kemolekan
adalah bohong, kecantikan sia-sia, wanita yang baik bukan sekedar cantik saja. Amsal
31 berisikan nasehat ibu kepada anaknya yang bernama Lemuel. Kalau cari istri
cari yang seperti ini di Amsal 31. Ibu ini menasehati jangan cari istri yang
sekedar cantik, tapi baik, berkarakter dan rajin. Ada? Pasti ada, karena ada, maka sebagai ibu
yang bijak mengatakan kepaa anaknya , “Cari wanita seperti itu”. Sehingga walau
tidak dituliskan, ibu yang baik kalau punya anak perempuan, akan ia didik
anaknya seperti yang disebutkan kriterianya ini. Ayat 11, Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan
kekurangan keuntungan. Wanita ini adalah wanita yang dapat
dipercaya, bukan saja oleh suami tetapi juga oleh orang-orang di sekitar. Orang yang dapat dipercaya, orang yang
hatinya baik, tutur katanya baik, kalau bicara pasti bisa dipegang. Sehingga wanita di sini bukan wanita tukang gosip,
murahan dan suka mencari masalah.
Ayat 12 dan 20 : Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.
20 Ia
memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang
miskin.
Ini berarti wanita ini mempunyai
kebaikan hati, belas kasihan melihat orang lain sedang kesusahan. Wanita ini
bukan wanita yang egois, individualis tetapi membagi kepada orang lain apa yang
dipunyainya. Tetapi hari ini, wanita banyak mementingkan prestise diri sendiri
dibanding kemurahan. Dia adalah seorang
yang rajin dan trampil.
Ayat 13 dan 15 Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja
dengan tangannya. Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk
seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan.
Dia rajin tidak bermalas-malasan, tidak tidur sampai siang padahal suami yang
bekerja. Dia adalah orang yang pintar mengelola pekerjaaan (dikasih ke pelayannya dengan tepat). Apa yang
perlu pelayannya kerjakan, dikerjakan. Yang tidak perlu, tidak dikerjakan. Hari
ini tidak jelas yang mana majikan dan yang mana pembantu. Pendidkan anak , mental
dan religi diserahkan ke bukan orang tua. Ini tidak dimaksudkan dalam Amsal 31.
Ayat 26, Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah
lembut ada di lidahnya. Ia adalah orang yang bijaksana tahu
berkomunikasi dan pendidik yang baik. Wanita ini sunggah wanita yang cerdas
sekali. Semua wanita yang diciptakan Tuhan pasti mempunyai kecerdasasan (bukan
orang yang bodoh). Oleh sebab itu wanita harus menggali potensi dalam dirinya
secara baik. Dalam peran sebagai istri kalau sudah menikah, wanita ini suaminya
dikenal di pintu gerbang kalau ia duduk bersama dengan tua-tua negeri. Suaminya
itu dikenal dengan nama yang baik karena istrinya. Para tua-tua negeri dan bapa-bapa sering
duduk di pintu gerbang untuk tukar pikiran, sosialisasi, mencari tahu banyak
hal dan mengadili banyak perkara. Kalau
ada orang yang tidak kenal bapak ini, maka dikatakan ia adalah Bapak A ,istrinya,
Si A adalah istri dari Bapak ini. Waktu menyebut istrinya , maka orang
mengatakan hebat karena istrinya hebat. Karena baik, rajin, terkenal di
masyarakat dengan reputasi yang baik.
Tetapi kalau respon orang berbeda, “Oh… istrinya yang itu?” Kira-kira
istrinya reputasinya baik atau tidak? Itu sebabnya seorang berkata, dibalik
keberhasilan dari seorang laki-laki ada seorang wanita. Contoh salah satu istri
Daud , Abigail, yang disebut sebagai wanita yang bijaksana Waktu Daud hendak
membunuh Nabal, ia menasehati mengapa kamu harus melakukan itu? Orang itu
adalah orang yang bodoh, mengapa kamu harus bermasalah dengan orang bodoh?
Kalau kamu bermasalah yang akan rugi ya kamu. Biarkan Tuhan yang bekerja. Itu
kata-kata Abigail. Pada kitab Raja-Raja dan Tawarikh, Raja Daud menjadi
referensi , paradigma, bahwa ia adalah raja yang baik. Semua raja setelah Daud
, apakah disebutkan apakah ia sebaik dan setaat Daud atau dikatakan tidak
seperti Daud. Daud berhasil menjadi raja yang hebat pasti ada dukungan istri
yang bijak bernama Abigail.
Ayat 16, Ia membeli sebuah
ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya.
Ia adalah istri yang bisa mengembangkan pendapatan suaminya. Suami sekarang
pasti mau punya istri seperti ini. Kalau cari mantu kalau bisa punya mantu yang
bisa menghasilkan uang. Intinya bukan uangnya. Tetapi wanita ini bisa
mengembangkan apa yang ada dalam suaminya menjadi sesuatu yang lebih berguna.
Bisa jadi, ia sangat hemat dan kreatif. Keponakan wanita saya sekarang berusia
18 tahun tetapi mamanya mendidiknya dengan cara “semua pekerjaan tidak perlu
dikerjakan, mama yang kerjakan”. Sekarang ia kuliah dan saat ia pulang libur,
tidak berubah. Kebiasaan bangun siang, tidak pernah cuci baju sendiri dan
makanan sudah disiapkan di meja. Saya menegur baik mama (sepupu) maunpun
poponya (i-i), bahwa ia akan menjadi wanita malas yang tidak tahu apa-apa. Anaknya
berkata, “Kenapa repot-repot, nanti kalau dapat suami kaya, semuanya juga ada”.
Saya berkata, “Siapa yang menjamin ada orang kaya yang mau dengan kamu? Kalaupun
ia kaya, siapa jamin hartanya tidak habis? Siapa yang jamin 4-5 tahun lagi , ia
tidak di PHK? Kamu masak, cuci, beresin rumah tidak bisa, mau menjadi apa?”
Kalau peran kita sebagai ibu, yang jelas jangan seperti sepupu saya.
Tetapi ayat 14 (Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia
mendatangkan makanannya) dan 28 (Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia),
kalau anak-anak dan suaminya memuji dia, ia istri yang luar biasa dan ibu yang
baik untuk anak-anaknya. Sebagai ibu yang baik, bukan saja mengurusi fisik
tetapi juga mengurusi hal yang bersifat rohani (moral). Timotius berhasil pelayanan bukan karena
Paulus sebagai gurunya tetapi ada ibunya Eunike dan neneknya Louis. John dan
Charles Wesley , membawa kebangunan rohani di Amerika ketika ditanya apa kunci
keberhasilannya? Dijawab, “Semuanya karena ibu saya.” Ibunya mendidik anak
laki-lakinya dengan begitu luar biasa. Berarti di dunia zaman sekarang, ada
wanita yang luar biasa seperti yang ditulis dalam Amsal 31.
Ada 2 pelajaran
penting :
1. Marilah kita wanita
Kristen, mengerti dan menjalani peran wanita, apakah dipanggil sebagai hidup
melajang atau menikah baik punya anak atau tidak, dipanggil menjadi ibu yang
punya anak, maka kita menjalani panggilan kita dengan takut akan Tuhan seperti
pada ayat 30 (tetapi isteri
yang takut akan TUHAN dipuji-puji).
Kejadian 1:28 Allah menetapkan wanita harus ikut mengembangkan mandat
budaya bersama lelaki. Wanita
bertanggung jawab mempengaruhi sejarah dunia ini, berjalan seperti apa, melalui anak-anak yang dibentuk.
Seharusnya dibentuk seperti serupa Allah bukan memberontak terhadap Allah.
Tokoh sejarah dunia terkenal, Abraham Lincoln adalah tokoh yang menghapuskan
diskriminasi terhadap golongan kulit hitam.
Keberhasilan dia, terinpirasi karena ibunya. Ibunya seraing berdoa untuk
dia, dan sering menyampaikan hal-hal tentang diskriminasi kepada dia. Dunia menangis
ketika ibu Theresa meninggal , seorang wanita yang punya hati yang luar biasa.
Wartawan bertanya, “Apa yang dilakukan wanita untuk mendamaikan dunia?” Ia
menjawab,”Pulang ke rumah dan pelihara baik-baik keluargamu.” Artinya kalau
dalam keluarga ada perdamaian, maka dunia jadi damai. Wanita punya tanggung
jawab untuk memberikan perdamaian dalam keluarga. Tetapi hari ini dari pagi
sampai malam ribut dengan suami, anak dan tetangga, tidak ada damai. Dunia bisa
menangis seperti Indonesia menangis, karena ada wanita yang koruptor.
2. Wanita Kristen menjadi
bijak mengatur antara karir dan keluarga secara seimbang. Keseimbangan bukan
hanya kuantitas tetapi juga kualitas. Ketika kita tidak punya waktu untuk
menanamkan nilai etika, moral, religius, kepada anak, maka ia bertumbuh seperti
kita juga tidak punya waktu untuk anak-anaknya nanti. Ada satu kalimat yang
mengatakan ,”Sekolah mengajar anak-anak cara membaca dan cara menulis, tetapi ibu-ibu
harus mengajar apa yang perlu dibaca , apa yang perlu ditulis, apa yang tidak perlu
dibaca dan apa yang tidak perlu ditulis”. Amsal 22:6 Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa
tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. Atau hubugan dengan
suami, sebagai istri harus punya waktu menjadi istri yang rohani bagi suami
kita. Jangan seperti Isebel terhadap
Ahab suaminya sehingga dua-duanya dimurkai Tuhan. Atau seperti Safira yang
mendukung suaminya berbuat jahat sehingga keduanya dihukum Tuhan. Tetapi
kebijakan seorang wanita haruslah dimulai dengan punya waktu untuk berhubungan
dengan Tuhan. Kalau wanita-wanita Kristen tidak punya waktu untuk mendengar
suara Tuhan, maka segala sesuatu akan menjadi kacau balau.
Hai wanita, walaupun anda tidak
membangun katedral yang indah yang dikagumi oleh orang-orang di seluruh dunia,
tetapi anda akan dipuji karena kehidupan, tingkah laku, dan kehadiranmu. Itu
adalah katedralmu yang indah. Bangunan yang indah hanya dikagumi, tetapi istri
yang indah sifatnya, kelakukannya itu jauh melebihi katedral yang indah
sekalipun .
No comments:
Post a Comment