Pdt.
Bambang Wijanto
Bilangan 6:22-27
22 TUHAN berfirman kepada Musa:
23 "Berbicaralah kepada Harun dan
anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada
mereka:
24 TUHAN memberkati engkau dan melindungi
engkau;
25 TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan
memberi engkau kasih karunia;
26 TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan
memberi engkau damai sejahtera.
27 Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku
atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka."
Yes 66:10-14
10 Bersukacitalah bersama-sama
Yerusalem, dan bersorak-soraklah karenanya, hai semua orang yang mencintainya!
Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang
berkabung karenanya!
11
supaya kamu mengisap dan menjadi kenyang dari susu yang menyegarkan
kamu, supaya kamu menghirup dan menikmati dari dadanya yang bernas.
12
Sebab beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku mengalirkan kepadanya
keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang
membanjir; kamu akan menyusu, akan digendong, akan dibelai-belai di pangkuan.
13
Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku ini akan
menghibur kamu; kamu akan dihibur di Yerusalem.
14
Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti
rumput muda yang tumbuh dengan lebat; maka tangan TUHAN akan nyata kepada
hamba-hamba-Nya, dan amarah-Nya kepada musuh-musuh-Nya.
Tuhan
Berinisiatif Memberkati UmatNya
Banyak pendeta mengutip Bil 6:22-27 saat
memberi doa berkat. Orang Tionghoa selalu mengharapkan berkat. Waktu berulang
tahun di Tiongkok dikatakan, “Semoga kekayaan anda selebar lautan dan umur anda
setua gunung.” Ada juga “Semoga tidak ada keburukan yang menimpa kita pada umur
berapapun.” Alasannya, kata “umur” terdengar seperti kata “kacau” pada bahasa
asalnya (artinya supaya tidak kacau). Itulah bahasa manusia. Kehidupan
dikaitkan dengan kekayan dan yang bersifat materi. Itu yang diharapkan siapapun
di dunia ini. Apakah harapan seperti ini buruk? Tidak. Allah juga memberikan
kekayaan itu untuk dikelola manusia. Tetapi persoalannya, apakah segala
ungkapan, harapan atau keinginan itu yang membuat kita mendapat berkat? Tidak! Pada
Bilangan 6:22-23 dikatakan “TUHAN
berfirman kepada Musa: "Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya:
Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka”.
Artinya Allah sendiri yang berinisiatif untuk memberkati umatNya. Juga dalam
kitab Kejadian. Pada waktu Adam-Hawa diciptakan. Allah menjadikan taman Eden.
Semua pohon dan buah boleh dimakan dengan bebas, hanya satu pohon yang buahnya tidak boleh dimakan. Penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut
dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.".
Semuanya itu Tuhan katakan. Juga Kej 12 pada waktu Abraham akan diberikan visi
yang baru ke negeri lain . ayat 16. Aku
akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, Demikian juga
waktu bangsa Isreal keluar dari tanah Mesir dijanjikan dengan tanah yang penuh
berkat. Itu arti sebenarnya, inisiatif
berkat itu dari Allah bukan dari manusia.
Tuhan yang memberi ide dan memberkati
umatNya. Dalam kehidupan kita sebagai anak Tuhan kita adalah anak-anak yang
pasti diberkati Tuhan, karena Allah punya ide memberkati umatNya. Ini yang
harus dipahami. Sehingga waktu mengharapkan berkat itu bukan harapan kita,
tetapi Allah merindukan sejak awal untuk memberkati umatNya. Oleh karena itu
kita orang yang bersyukur. Kita punya Allah yang seperti ini. Allah rindu
memberkati umatNya. Tuhan punya ide (berinisiatif) memberi berkat ke umatNya. Pada
kitab Kejadian tertulis, Tuhan
menciptakan Adam-Hawa tujuannya untuk memberi berkat dalam kehidupan mereka.
Kalau itu tujuan Allah, maka itu pasti demi kebaikan umat manusia. Akhirnya
kita tahu segala sesuatu demi kemuliaan Allah. Karena manusia diciptakan untuk
kemuliaan Allah , berkat diberikan kepada umatNya supaya melalui kehidupan
umatNya , nama Allah dimuliakan. Berkat apa yang diberikan dalam kehidupan
kita? Tuhan memberkati kita berdasarkan kebutuhan (need) kita bukan berdasarkan
keinginan (want) kita.
Uraian
Bilangan 6:24-27
A.
Tuhan Memberkati Engkau
1.
Kata
Yahweh (TUHAN) dikatakan 3 kali. Memberikan pemahaman bahwa Allah Bapa, Putra
dan Roh Kudus akan hadir dalam seluruh aspek kehidupan manusia secara utuh. Ini
artinya Allah merupakan sumber segala berkat.
Ayat 24 ada 3 kata bahasa Yunani, ayat 25 ada 5 kata, ayat 26 ada 7
kata, total 15 – 3 kata Yahweh = 12
kata. Ini menuju ke-12 suku Israel, Ini berkat yang diberikan kepada umat
Allah. Ini tidak diberikan kepada orang
lain. Ini berkat yang eksklusif. Berkat yagn diterima sebagai orang yang
percaya kepada Allah. Tuhan memberkati engkau seperti di Perjanjian Lama
menggunakan kata ini. Mengapa Harun yang harus mengucapkan berkat itu? Karena
ia seorang imam. Sekarang ini pendeta yang menumpangkan tangannya. Tapi tidak
berarti Harun atau pendeta yang memberi berkat, tapi itu wakil dari Allah.
Seluruh inisiatif dari Allah yang menrindukan umatNya.
2.
Berkat
yang dicurahkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang esensial umatNya. Bukan
materi. Itu berkat yang dibutuhkan umat manusia (Allah). Jelas itu berkat yang
bukan kebodohan (non esensial). Berkat
yang dibutuhkan secara esensial dan Tuhan yang memberikan.
B. Melindungi
engkau
Kata melindungi berarti melindungi dari yang jahat. Maz 91:1 sebab malaikat-malaikat-Nya akan
diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Artinya
kita perlu perlindungan bukan saja secara fisik tapi juga dari yang jahat.
Kenapa lebih banyak menlindungi dari yang jahat? Itu kebodohan kita. Contohnya
: 1 Tim 6:10 Karena akar segala
kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah
menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Bagian ini memberikan pemahaman, kalau
diberikan berkat , kita bersyukur. Tuhan tidak sekedar memberi berkat /
kekayaan itu tetapi memberikan kebutuhan esensial agar kita diluputkan dari
kejahatan, supaya kalau diberikan kekayaan, jangan sampai hati cinta uang dan
menyimpang dari iman. Sehingga berkat yang diberikan berkat esesnsial yang
diberikan kepada umatNya. Tuhan melindungi supaya dalam diri kita tidak timbul
kejahatan karena cinta uang. Sehingga kalau menerima berkat, berkat itu begitu
utuh. Bukan sekedar mendapat kelimpahan rejeki.
Tetapi Tuhan juga ingin menjaga hidup ini.
C.
Tuhan Menyinari Engkau dengan
wajahNya.
Artinya kehadiran Tuhan supaya dikenal umatNya. Waktu Musa
dipanggil di padang Midian, ada semak belukar terbakar dengan api yang menyala
dan ada sinar yang terang supaya Musa menyadari kehadiran Allah. Di dalam
berkat ini Tuhan ingin mengatakan apa? Tuhan dalam kehidupan kita menyatakan
kehadiranNya. Kita mampu mengenal kehadiran Allah dalam kehidupan kita. Supaya
dalam seluruh aspek kehidupan kita, kita menyadari Allah Hadir. Ini kerinduan
Allah. Kehadiran Allah merupakan kebutuhan esensial dalam kehidupan ini. Waktu
bekerja , belajar sebagai siswa / mahasiswa kita membutuhkan Allah, mengajar
sebagai dosen/guru membutuhkan hikmat Tuhan dan kehadiran Allah memberikan
kehangatan dan keceriaan yang sejati. Inilah kerinduan Allah. Supaya dalam
seluruh aspek kehidupan, kita mengenal kehadiran Dia. Itulah yang memberikan
kehangatan dan keceriaan sejati. Berbeda dengan yang diungkapkan Amsal 14:13. Di dalam tertawapun hati dapat merana, dan
kesukaan dapat berakhir dengan kedukaan. Amsal ini mengungkapkan kalau kita
tidak mendapatkan dari Tuhan, maka dalam tertawapun hati sebenarnya merana. Banyak
orang tertawa di depan orang lain, tetapi sebenarnya dalam hatinya sedih,
merana. Maksudnya supaya kehidupan kita benar penuh kehangatan dan keceriaan.
Maz 4:7-9 (Banyak orang
berkata: "Siapa yang akan memperlihatkan yang baik kepada kita?"
Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN! Engkau telah memberikan
sukacita kepadaku, lebih banyak dari pada mereka ketika mereka kelimpahan
gandum dan anggur. ) adalah
aplikasinya. Aplikasi yang punya konteks yang sama, “biarlah cahaya wajahMu
menyinari” Ini ada ungkapan yang bagus dalam bahasa Ibrani. Dalam sastra, “kelimpahan
gandum dan anggur”, artinya bila orang yang ditanya, apa yang baik bagi kita
yaitu kelimpahan gandum dan anggur. Kita tertawa karena kelimpahan panen gandum
dan anggur. Tapi pemazmur bilang yang baik bukan itu. Pemazmur berkata, biarlah
cahaya wajahMu menyinari kami ya Tuhan. Itulah yang akan memberikan sukacita
yang lebih banyak daripada saat kelimpahan gandum dan anggur. Ayat 9, Dengan tenteram aku mau membaringkan diri,
lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam
dengan aman. Inilah yang dikatakan “Tuhan menyinari engkau dengan wajahNya”
supaya kita diberikan keceriaan dalam hidup kita. Artinya kalau kita berdoa kepada
Tuhan, Tuhan berikan rejeki, berikan kelimpahan gandum dan anggur. TUhan
mengatakan, yang Aku berikan itu tidak memberikan rasa aman dalam hidupku.
Tetapi kehadiran Tuhan dalam hidupmu yang memberi rasa aman.
Ini yang harus disadari, jangan berdoa “Tuhan berikan rejeki
saja.” Itu tidak memberi rasa aman dalam diri kita. Tetapi di sinilah kita
melihat Allah merindukan memberi berkat dalam kehidupan manusia. Tuhan ingin
agar hidup kita utuh. Sehingga melalui hidup yang aman, kita memuliakan Tuhan.
D. Dan
Tuhan memberi engkau kasih karunia.
Kenapa belas kasihan? Maz 4:7 kiranya Allah menyinari kita
dengan wajahNya. Maz 80:4 (Ya Allah,
pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.).
Pengertian ini adalah manusia membutuhkan belas kasihan dari Allah. Kita jangan
menggapngap hidup oke saja. Perlu dalam hidup, kita membutuhkan belas kasihan
Allah. Dalam keberdosaan, kita butuh pengampunan Allah. Dalam kehidupan
sehari-hari, kita butuh belas kasihan dalam seluruh hidup kita. Ada seorang
bapak mengatakan, “waktu saya sombong, saya merasa tidak membutuhkan Allah.”
Lalu ia berkata, “Tetapi rasa sombong dalam diri manusia, bukan saja dirasakan
dalam manusia, tetapi kata timbul ini secara tidak sengaja.” Hidup normal dan
wajar. Kita tidak setiap hari membutuh belas kasihan Allah. Hidup kita sudah
ok. Dalam kondisi seperti inilah saya jatuh. Suatu kali saya bertemu anak yang terpisah
dari orang tuanya di mal. Ia menangis. Lalu waktu ditanya, orang tuanya ke toko
di sana sambil menunjuk ke satu toko. Kami coba mengantar, tetapi saya tahu di
toko itu pasti tidak ada. Ternyata memang tidak ada. Ini memberikan rasa aman
saja. Kemudian kami pergi ke tempat informasi untuk diumumkan. Kemudian kami
titipkan sang anak, tetapi anak itu memegang tangan saya. “Kalau tidak ketemu
papa, apakah bapak bisa pulangkan saya ke rumah?” dia bertanya dengan rasa
ingin dibelaskasihani. Saya kemudian berpikir, apakah saya juga seperti anak
kecil ini di hadapan Allah, sebagai manusia yang perlu belas kasihan
Allah? Tuhan ingin memberikan belas
kasihan itu. Karena kita manusia yang patut diberikan belas kasihan. Apakah
waktu kita mengaduh kesedihan, hanya sekedar mengaku, bukankah dalam diri kita
ada kehancuran hati, membutuhkan pengampuan dengan hati yang hancur? Berkat ini
diberikan hanya kepada orang yang memerlukan belas kasihan. Berkat diberikan
kepada orang yang hidupnya merasa tidak bisa apa-apa tanpa kehadiran Allah.
Itulah ungkapan “kiranya Ia menyinari kita dengan wajahNya”. Aku butuh belas
kasihan Allah. Aku butuh berkat Allah. Dan kiranya Dia menyinari kita dengan
wajahNya. Itulah artinya Tuhan memberi kasih karunia kepada kita karena kita
membutuhkan kasih karunia.
E. Tuhan
menghadapkan wajahNya kepadamu
Secara terminology kalimat ini artinya : senyum. Hal ini memberikan
pemahamaman tentang kasih sayang, perhatian dan kepedulian. Mother Teresa berkata,”Kemiskinan tidak hanya berarti lapar,
ketelanjangan dan tidak punya rumah. Tidak dikehendaki, tidak dikasihi dan
tidak dipedulikan adalah kemiskinan yang paling miskin. Suatu ketika Mother Teresa
mendengar tangisan bayi dari arah tumpukan sampah. Tidak ada yang mau menghiraukan
bayi dalam bak sampah, tapi ia datang dan mencari di tumpukan sampah yang bau.
Lalu dengan tangannya ia geser tumpukan sampah. Bayi itu ada dalam tumpukan
sampah! Setelah berhasil menemukan, lalu ia mengangkat bayi ini. Wajah bayi
penuh dengan kotoran sampah. Tetapi mother Teresa menciumnya. Lalu ia kemudian mengungkapan
kata ini ,”Bayi itu tidak punya rumah dan lapar. Bayi itu memang telanjang.”
Menurut orang dunia, lapar, telanjang tidak punya rumah merupakan orang miskin.
Tetapi Mother Teresa berkata, “tidak dipedulikan, tidak dikasihi. Itulah
kemiskinan yang paling miskin”.
Itulah arti Tuhan mengatakan “Tuhan menghadapkan wajahNya
kepadamu”. Dia memberikan kasih dan perhatian dalam hidup ini. Itu memberi
pemahaam, bila tak seorang pun yang mempedulikan kita, kita masih punya Tuhan
yang mempedulikan kita. Artinya yang lebih dalam, dalam situasi apa pun yang
kita hadapi, dalam kehidupan seberat apa pun, di dalam semenderita apa pun, Tuhan
tidak meninggalkan kita. Tetap dalam penderitaan dan kerumitan , Tuhan peduli
dan penuh perhatian kepada kita. Waktu bangsa Israel di padang gurun menghadapi
begitu banyak kesulitan, Ia memberkati umatNya, Tuhan menghadapkan wajahNya
kepadamu, artinya umat Israel dihibur. Dalam situasi seperti ini, Tuhan kasih,
peduli dan perhatikan dirimu.
F.
Tuhan memberikan engkau damai sejahtera.
Kedamaian yang terjadi setelah manusia
hidup damai dengan Allah, tetapi sungguh kita bersyukur Tuhan melakukan
perdamaian dengan kita manusia berdosa. Yes 66:10-14 Tuhan
memberikan damai sejahtera. Tuhan berinisitaif melakukan perdamaian dengan
manusia, Tuhan memberi damai sejahtera dalam hidup kita. Damai sejahtera
seperti apa? Yes 66 : damai sejahtera yang begitu luar biasa. Bagaimana bayi
yang menyusu, menjadi kenyang dengan susu yang menyegarkan. Waktu bayi disusui,
digendong, dibelai di pangkuan ibunya. Bayi seperti itu merasa aman. Dia tidak
merasa mau dipisahkan dari ibunya. Waktu dibelai, dia merasa kehangatan. Waktu
digendong, ia merasakan orang yang memanggul dan memberikan kekuatan dalam
dirinya. Kondisi seperti inilah yang diberikan kepada kita menggambarkan damai
sejahtera. Kita bayi yang digendong Allah. Dia membelai , memangku kita, memberikan
rasa kehangatan dan aman dalam hidup kita. Itulah Allah kita yang luar biasa.
Dia melakukan perdamaian dalam hidup kita. Sehingga waktu doa berkat diberikan
, TUhan memberikan engkau damai sejahtera. Damai sejahtera kutinggalkan
,kuberikan kepadamu, apa yang kuberikan tidak sama. Janganlah gelisah dan
gentar hatimu. Ini yang diberikan Tuhan tidak diberikan dunia padamu. Damai
sejahtera itu ditingalkan bagi kita. Fil 4: Damai
sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu
dalam Kristus Yesus.
Ini luar biasa. Tuhan memberikan berkat. Itu tidak akan kau peroleh dalam dunia
ini. Hanya dari Allah!
G.
Umat pilihan Allah (BIl 6:27) adalah milik Allah artinya kita tidak boleh
melupakan Allah yang telah memberikan berkat. Umat ini yang memperoleh jaminan
dari Allah mendapat berkat. Saat dapat berkat seringkali kita tertuju pada
berkat itu sendiri. Tuhan katakan jangan tertuju pada berkat itu sendiri,
tetapi tujukanlah hatimu pada sumber yang memberikan berkat yaitu Allah. Itulah
yang harus dilakukan dan diingat.
Dalam rangka chinese new year ini, mari kita mengenali ajaran Alkitab yang benar.
Allah merindukan memberkati umatNya dan biarlah kita menerima berkat bukan
berdsarkan keinginan tapi berdsarakan kebutuhan. Demikian juga waktu berdoa.
Itu yang memberikan kita damai sejahtera dan memberikan kita kesukacitaan dan
kehangatan , keceriaan dalam diri kita. Jangan sampai seperti yang dikatakan
Amsal, di dalam tawa hati kita merana. Tetapi kita benar-benar merasakan damai
sejahtera.
No comments:
Post a Comment