Ev. Lisiani Helena
2 Kor 9:7 Hendaklah
masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati
atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Fil 4:17 Tetapi
yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin
memperbesar keuntunganmu. 19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut
kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Kita harus bertumbuh dalam hal kerohanian, hidup kita
harus berubah menjadi orang yang sudah dilahirkan baru (diselamatkan).
Karakter, sikap, hobi, pikiran harus mengalami perubahan. Setiap hari kita
harus melakukan meditasi, berdoa dan
membaca Alkitab. Melalui Firman Tuhan, baru kita bisa mengerti Allah. Dalam
hidup , kita harus mengalami Allah. Inilah yang dinamakan bertumbuh. Kalau ada
yang bilang , di satu gereja tidak mengalami pertumbuhan, maka ada kemungkinan ke
gereja mana pun tidak bisa mengalami pertumbuhan. Kita harus mengejar
pertumbuhan rohani kita. Kalau kerohanian makin bertumbuh, otomatis kita akan melayani
Tuhan. Jadi kolektan, penyambut, liturgis , anggota paduan suara , pendoa
syafaat, pemerhati, pembesukan dll.
Topik tentang persembahan tidak mudah dibicarakan. Ada
3 aspek persembahan :
1.
Persembahan tubuh. Pada Roma 2, Rasul Paulus berkata agar kita memprsembahkan tubuh kita
sebagai persembahan yang hidup. Sebagai anak Allah kita otomatis
mempersembahkan tubuh kita. Persembahan yang hidup, bukan yang mati. Kalau dalam kondisi mati, sudah habis tidak
bisa dipersembahkan lagi. Tuhan masih berikan kita hidup, agar kita menjadi
saksi di dunia ini untuk memuliakan namaNya. Kita persembahkan mulut dan
perkataan kita untuk membangun orang lain. Seperti perkataan Tuhan Yesus
memberkati orang lain, sehingga kita harus menjaga perkataan kita. Kita persembahkan
mulut jadi berkat buat orang lain. Persembahkan kaki-tangan, mata dan anggota
tubuh kita kepada Tuhan, Orang tua harus sungguh-sungguh mengajar anak-anak
dari kecil dan berikan waktu untuk mereka. Saat kita belajar atau sekolah,
lakukan untuk Tuhan sehingga kita belajar dengan baik, tidak menyontek. Waktu kelas
6 SD, saya nyontek dan dapat nilai 90 lebih, tapi sia-sia (tidak ada gunanya).
Waktu itu sudah percaya , tapi belum berubah. Saya menyesal, bertobat, minta
Tuhan ampuni saya. Saat kita bekerja di suatu tempat, maka harus bekerja dengan
jujur dan setia. Persembahkan semuanya untuk Tuhan.
2.
Seluruh hidup.
Orang yang mempersembahkan hidup menjadi hamba Tuhan sangat langka sehingga
kita harus sungguh-sungguh mendukung hamba Tuhan. Seorang hamba Tuhan tidak
mudah bisa menyelesaikan jalan salib. Tanpa panggilan yang jelas, seseorang tidak
akan menjadi hamba Tuhan. Bila tidak jelas, bila jadi penginjil, hanya dilakukan
setengah jalan. Kalau jelas panggilan Tuhan, masuklah sekolah teologia saat
masih muda karena kalau sudah tua lebih susah belajar. Padahal untuk ulangan
kita belajar dari buku yang tebal. Bila umur 60 tahun persembahkan diri untuk
Tuhan dan jelas pangilan Tuhan , harus masuk sekolah teologia. Tanpa sekolah
tidak bisa jadi hamba Tuhan yang baik. Seperti dokter yang tidak belajar di
fakultas kedokteran, tidak dipercaya. Seorang penginjil harus masuk sekolah
teologia. 1,5 bulan lalu , ada adik saya yang datang. Saya temani dia cari
sin-she. Adik perempuan saya seorang pendeta dan temannya juga hamba TUhan. Ia
bilang sakitnya sembuh. Sin-shenya keturunan dari generasi ke generasi. Obatnya
1 macam. Karena ingin saya sehat, maka ia ajak saya ke sana. Obatnya ada 2
macam, harganya Rp 1,5 juta/minggu. Makan obatnya seluruh tubuh jadi sakit.
Saya terkejut sekali. Saya bilang jangan baik. Belajar dan tidak belajar
berbeda.
3.
Harta kekayaan.
Di dalam Ul 16 dikatakan , jangan menghadap Tuhan dengan tangan yang hampa. Tuhan
kita sangat baik sekali. Bawalah persembahan tanpa paksaan, menurut apa yang Tuhan
berikan. Di Perjanjian Lama (Maleakhi) dikatakan
kita harus memberikan perpuluhan. Kita
bukan hanya beri perpuluhan, tapi lebih banyak karena kita hidup dengan
anugerah. Ada kapten yang melihat ada anak muda yang bisa diajar. Ia ajarkan
membuat sabun detergen. Kapten kapal berkata, kalau Tuhan berkati kamu harus
berikan perpuluhan. Setelah dieberkati, ia berikan 90% bagi Tuhan, Ialah
pemilik colgate. Ada seorang saudari berkata, kalau gaji saya sejuta, saya
berikan Rp 100.000 sebagai perpuluhan. Setelah itu gajinya naik jadi Rp2 juta
perpuluhannya menjadi Rp 200.000, lalu naik menjadi Rp 3 juta, Ia berpikir,
sementara ini tidak kasih persembahan karena ragu-ragu memberi dalam jumlah
besar. Namun saat ia tidak memberikan perpuluhan, pengeluarannya lebih besar ibarat
kantongnya bocor (misal : mobil ditabrak, anak sakit dll). Pada tahun 1986,
kami beribadah di sekolah, aulanya dijadikan pihak sekolah untuk tempat beribadah.
Kami mengharapkan GKKK Mabes tempat kami melayani punya tempat ibadah sendiri. Saat
mengumpulkan dana bagi gereja dan jemaat memberikan janji iman, Pdt Sung yang tidak
tahu besar tunjangan yang diberikan pihak gereja, lalu menulis besarnya
persembahan yang akan diberikan kepada gereja. Persembahannya sekitar 50% dari
gaji yang diterima setiap bulan. Saya tidak berani menghalang-halangi. Kemudian di tahun itu (1998), di Taiwan ada
kongres CCOWE. Kongresnya diadakan 5 tahun sekali. Pdt Sung bertanya apakah
ingin ikut pergi. Saya bilang “Tidak punya uang bagaimana bisa pergi?”. Lalu
Pdt Sung berdoa. Seminggu kemudian, ada yang telpon dan bertanya apakah Pdt
Sung mau pergi ke Taiwan. Pdt Sung
diberi tiket gratis, se mu bayar 25%. Tahun itu kami pergi ke Taiwan. Jangan anggap persembahan banyak sebagai kerugian. Saat tidak punya uang, kita
berdoa agar Tuhan mengirim uang. Waktu buat gereja GKKK Mabes perlu uang Rp 2
miliar. Di samping itu, persekutuan pemuda berharap punya tempat ibadah sendiri,
saya pun mengajak para jemaat pemuda sebulan sekali berdoa. Ada 30 orang permuda.
Mereka berdoa puasa dengan sungguh-sungguh. Kita tahu kebutuhan dan bangun
bersama. Apabila ada doa puasa, saya ikut doa puasa. Allahku akan memenuhi
segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
No comments:
Post a Comment