Roma 1:11-21
11 Sebab aku ingin melihat kamu untuk memberikan
karunia rohani kepadamu guna menguatkan kamu,
12 yaitu, supaya aku ada di antara kamu dan
turut terhibur oleh iman kita bersama, baik oleh imanmu maupun oleh imanku.
13 Saudara-saudara, aku mau, supaya kamu
mengetahui, bahwa aku telah sering berniat untuk
datang kepadamu — tetapi hingga kini selalu aku terhalang — agar di
tengah-tengahmu aku menemukan buah, seperti juga di tengah-tengah bangsa bukan
Yahudi yang lain.
14 Aku berhutang baik kepada orang Yunani,
maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada
orang tidak terpelajar.
15 Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan
Injil kepada kamu juga yang diam di Roma.
16 Sebab aku
mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah
yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi
juga orang Yunani.
17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang
bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang
benar akan hidup oleh iman."
18 Sebab murka Allah nyata dari sorga atas
segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan
kelaliman.
19 Karena apa
yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah
menyatakannya kepada mereka.
20 Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya,
yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran
dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.
21 Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka
tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya
pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.
Salah satu kerinduan Paulus untuk datang ke tengah
jemaat Roma, adalah untuk melihat bagaimana mereka sebagai orang percaya
menghasilkan buah dalam hidupnya. Hal ini bukan hanya bicara tentang buah
penginjilan tetapi buah yang seharusnya ada pada anak-anak Tuhan, orang yang
hidup sesuai firman dan kehendak Tuhan.
Kerinduan
Rasul Paulus untuk Memberitakan Injil
Pada ayat 9, ada ungkapan Rasul Paulus kepada jemaat
di Roma tentang kerinduannya yang luar
biasa untuk memberitakan Injil (dalam
doaku aku selalu mengingat kamu). Juga pada ayat 11 tertulis “aku ingin melihat kamu”. Ini merupakan
kerinduan Rasul Paulus untuk bertemu jemaat di Roma. Pada ayat 13, Rasul Paulus
berkata “aku telah sering berniat “.
Berniat..artinya benar-benar mau menunjukkan passion yakni kerinduan yang luar biasa dari Rasul Paulus untuk memberitakan
Injil Tuhan pada orang Yahudi dan bukan Yahudi, terpelajar dan tidak. Ini
kerinduan yang luar biasa, karena Rasul Paulus telah mengalami sendiri bagaimana
indahnya bersama Tuhan. Beberapa tahun lalu saat melayani di GKKK Bandung, saya
mengenal sebuah keluarga yang tinggalnya bertetanggaan dengan saya. Walau
mereka tidak ke GKKK, tetapi mereka keluarga Kristen yang cukup saleh. Terkadang
saya datang mengunjungi dan mendoakan mereka. Ketika hubungan kami makin dekat,
saya baru tahu bagaimana mereka menjadi Kristen. Salah seorang anak mereka ada yang
bersekolah di sekolah Kristen di Bandung, Semua anggota keluarga mereka belum
Kristen. Tidak ada yang percaya Tuhan. Anak ini belajar dari kecil tentang
Tuhan Yesus dan saat di SMP dia menjadi percaya Tuhan Yesus dan dibaptis. Kemudian
ia menderita penyakit berat dan tidak bisa disembuhkan. Sebelum meninggal, ia mengumpulkan
semua anggota keluarganya yakni papa-mama, kakek-nenek dan paman-bibinya. Lalu
ia berpesan agar sebelum meninggal, ia minta semua anggota keluarga percaya
Kristus. Ia teringat bahwa anggota keluarganya belum ada yang percaya sedangkan
ia tahu kalau meninggal, ia akan masuk sorga. Maka ia minta keluarganya percaya
. Akhirnya mereka percaya Kristus. Ada seorang bibinya yang muslim. Sewaktu
datang ke gereja , ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia hanya ingat anak ini
berkata “Datang saja ke gereja.” Sekarang mereka sungguh percaya, ada yang menjadi
hamba Tuhan dan menjadi majelis. Itulah kisah seorang anak remaja yang sudah
mau meninggal , namun masih mengingat keluarga yang belum percaya dan akhirnya
membawa banyak orang kepada Tuhan.
Rasul Paulus juga memiliki kerinduan untuk
memberitakan Injil kepada orang lain :
1.
Ia punya
keyakinan yang kokoh. Injil itu kekuatan Allah, satu-satunya jalan. Orang yang
sungguh-sungguh bertobat, diselamatkan dan dilahirkan kembali, hanya melalui
Injil dan darah Kristus. Sebelum Rasul Paulus menjadi pengikut Kristus, ia
orang beragama, sangat ketat ibadahnya. Sebagai orang Yahudi, ia menjalankan
taurat luar biasa, tetapi akhirnya menyadari, “bukan menjalankan taurat yang
menyelamatkan, bukan soal beragama yang menyelamatkan tetapi iman kepada
Kristus.” Orang benar hidup karena iman. Melalui Injil orang dibenarkan dan
diselamatkan. Maka Ia rindu mengabarkan Injil. Tidak ada jalan manusia keluar
dari dosanya, kecuali melalui Kristus.
2.
Ayat 18-21 (bila
dilanjutkan sampai ayat 32), Rasul Paulus menggambarkan tentang kondisi
manusia. Manusia yang dalam keadaannya yang begitu buruk, hidup dalam kecemaran
(ayat 18), kefasikan dan kelaliman. Mereka tahu tentang Allah tapi tidak hidup
mengucap syukur, hatinya gelap dan bodoh. Ini menggambarkan kondisi manusia
pada zaman itu. Dalam budaya Romawi yang begitu maju, kejahatan manusia begitu
luar biasa, Paulus melihatnya sebagai sesuatu yang mengerikan. Orang yang
hidupnya tidak takut pada Allah, maunya keinginan sendiri, penuh keserakahan,
perselisihan, sehingga dengan ulahnya itu manusia akan binasa. Kejahatan mereka
merupakan dosa dan kejijikan di hadapan Allah. Manusia hidup di bawah murka
Allah. Hanya Kristus yang bisa membebaskan mereka. Itu sebabnya, Rasul Paulus
begitu gigih mengabarkan Injil. Supaya orang-orang ini bisa diselamatkan dan
sungguh-sungguh mengenal dan percaya kepada Yesus. Manusia begitu jahat dan
akan dibinasakan, maka Paulus mengabarkan Injil. Mereka membutuhkan Injil Tuhan.
Ssejak dulu sampai sekarang, kejahatan, kecemaran, perselisihan dan pembunuhan
makin parah. Apalagi di zaman komunikasi yang begitu cepat, kejahatan di mana-mana.
Dulu 1 minggu berita baru sampai , sekarang apa yang terjadi di sini langsung
tersebar. Beberapa hari lalu saat di Surabaya, saya membaca berita pembunuhan
di Jatinegara. Ibu hamil 4 bulan dan anaknya 4 tahun ditemukan bersimbah darah
di kamar mandi dengan kondisi sudah meninggal (ditusuk-tusuk). Pembunuhnya adalah
mantan pegawainya di toko yang baru kerja selama 3 bulan. Mereka sakit hati
karena dimarahi dan dipecat. Akhirnya
ketika ada kesempatan mereka datang membunuh mantan majikan dan keluarganya. Saat
dikuasai emosi, manusia bisa melakukan hal yang luar biasa jahat. Kita melihat
pertikaian yang terjadi, antar suku-sekte di Lampung, dan Madura. Banyak urusan kecil dibesar-besarkan sehingga
saling membunuh . Ini sifat alami manusia yang berdosa. Ketika dibiarkan maka
manusia makin tenggelam dan binasa. Paulus berbelas kasihan. Dunia makin jahat.
2 minggu lalu ada seorang anak muda membunuh teman papanya dan temannya sendiri
karena cemburu, iri, kenapa keluarga temannya lebih kaya. Ternyata ia berniat
merampok dan membunuh karena terinspirasi dengan adegan di komik jepang. Dunia sedang
mempengaruhi kita, iblis dengan berbagai cara, membuat manusia semakin jahat,
makin tenggelam dalam kebusukan. Komik dan game mempengaruhi anak. Kita tidak bisa melarang anak untuk menonton
TV dan game online. Tetapi tanpa kita
sadari, iblis menancapkan pikiran dalam generasi muda. Mereka semakin jahat.
Mereka merasa “membunuh adalah sesuatu yang biasa”. Tidak menghargai nyawa
orang karena pengaruh di sekitarnya. Pegawai dan anak tadi usianya masih muda.
Sangat mengerikan. Oleh karena pengaruh dunia yang begitu kuat, dengan ajaran
yang tidak sehat, membuat pemahaman anak bertumbuh dalam ajaran tidak sehat. Saya
punya anak saya berumur 4 tahun yang sering saya tinggal pelayanan. Suatu kali
ia berkata sewaktu main, “Mama kalau nakal ta tembak.” Kenapa anak kecil tahu
tembak? Dia melihat film, game-game
dari kakak-kakaknya. Anak yang berusia 2-4 tahun , tahu hal demikian. Ketika
remaja bila tersinggung / iri hati sedikit, ia bisa melakukan kekerasan. Ini
keadaan manusia yang mengerikan. Ini membuat Rasul Paulus merasa harus
sungguh-sungguh mengabarkan Injil. Sebagai anak-anak Tuhan , kita harus mempunyai
kerinduan seperti Rasul Paulus. Sebagian orang Kristen yang sudah menerima
Kristus dalam hidupnya, merasa aman dan memiliki tiket ke surga, kita tidak
perduli lagi. Yang penting saya sudah diampuni, diselamatkan dan jadi anak
Tuhan. Yang lain gua ga peduli. Memangnya gua pikirin. Itu bukan urusan saya.
Bahkan termasuk aktivis, hamba Tuahn , GSM tidak lagi mencari jiwa-jiwa. Yang
sudah hilang dibiarin saja. Yang baru dan lama tidak dicari.
Untuk memiliki passion,
kerinduan dan hati seperti Rasul Paulus yang ingin menginjil pada orang lain :
1.
Berdoa. Ini langkah
awal yang mudah. Kalau kita tidak bisa melakukannya, sudah keterlaluan. Kita berdoa
untuk keluarga yang belum percaya atau orang-orang yang belum tersentuh Injil. Doakan
kursi gereja yang masih kosong, agar jiwa datang. Kita berdoa, supaya hati kita
sungguh-sungguh merindukan jiwa-jiwa agar
diselamatkan, tidak binasa di tangan iblis.
2.
Memiliki hati
yang merasa berhutang (ayat 14 - Aku
berhutang). Supaya kita mempunyai buah penginjilan, mari mulai merasakan
apa yang Rasul Paulus rasakan, yakni merasa berhutang. Kita sudah diselamatkan
Tuhan, sehingga kita mempunyai hutang Injil. Kalau kita berhutang, logisnya
harus bayar. Kita merasa telah menerima banyak dari Tuhan , jadi kita harus peduli
kepada orang lain. Saat remaja saya ingat, pendeta gereja kami sangat
menekankan penginjilan. Alkitab berkata, “Celakalah
aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” (1 Kor 9:16). Menginjil itu
keharusan. Itu mendorong kami, anak remaja untuk memikirkan apa yang harus
dilakukan. Pertama-tama untuk menginjili keluarga. Kita menginjili dan bersikap
baik untuk membawa keluarga. Karena itu sesuatu yang harus dilakukan. Kita
berhutang, karena Tuhan sudah membayar lunas semua hutang (dosa) kita.
3.
Kita harus
belajar bagaimana cara menginjil. Ada yang melalui teladan hidup yakni dengan
menjadi orang yang baik, sopan, jujur
dan lurus, sehingga orang melihat “Ini orang Kristen. Ini anak Tuhan. Saya
ingin seperti ini.” Ini penginjilan secara tidak langsung. Tetapi kita juga harus
belajar bagaimana menginjili sesungguhnya. Melalui metode EE (explosive evangelism), 4 hukum rohani,
pendekatan persahabatan, mengirim ayat-ayat melalui sms, mendoakan mereka saat
mereka kesusahan, bersaksi bagaimana Tuhan menopang kita dalam masalah dan
walau hidup susah Tuhan selalu memberi kita penghiburan. Dengan cara demikian ,
kita menginjil dan menyadarkan bahwa mereka membutuhkan Yesus. Penginjilan dilakukan
setiap saat. Seorang teman mengingatkan saya bahwa 43 hari lagi, kita akan meninggalkan
tahun 2012. Ini mengingatkan kita semua
bahwa tahun 2012 akan lewat, sudah berapa jiwa yang kita bawa kepada Tuhan?
Kita sudah bersaksi pada berapa orang? Kita mendoakan siapa saja, supaya mereka
dibawa mengenal kepada Tuhan? Jangan sampai tahun ini lewat, kita sama sekali
tidak pernah memberitakan tentang Kabar Baik, menyaksikan tentang Kristus, dan
membawa jiwa untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Jangan sampai setelah menerima
berkat dari Tuhan dan keselamatan yang cuma-cuma kita tidak pernah bagikan ke
orang lain. Biarlah sebelum tahun ini berlalu mulailah dengan berdoa. Minta ke
Tuhan, siapa yang akan didoakan tahun ini, supaya diselamatkan, tidak tenggelam
dalam binasa.
No comments:
Post a Comment