Ev. Putra Waruwu
Keluaran 20:7 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu,
dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut
nama-Nya dengan sembarangan.
Pendahuluan
Tadi
sewaktu masuk ke ruangan ini dan naik ke atas altar saya disambut oleh aroma
terapi. Sekarang ruang ini lebih wangi. Ini suatu gerakan / hal yang dapat dilakukan
untuk menciptakan suasana ibadah yang nyaman ketika mendengarkan firman Tuhan.
Bulan ini kita belajar tentang 10 hukum Taurat. Minggu lalu kita belajar hukum
kedua tentang bagaimana memaknai larangan Allah agar tidak membuat (menyembah) patung
dan minggu sebelumnya kita belajar Allah yang membebaskan bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Minggu ini
kita belajar tentang nama Allah dianggap enteng ,biasa, tidak punya makna
(arti) sehingga semaunya untuk menyebutnya.
Nama tentu penting bagi semua orang, tidak terkecuali
bagi Tuhan
Setiap orang sangat mementingkan nama. Contoh :
sebelum bayi lahir, namanya sudah disiapkan. Itu umumnya terjadi di kota besar,
tetapi di kampung saya (Nias) berbeda. Sebelum bayi lahir tabu untuk menyiapkan
namanya. Sedangkan di kota besar berbeda, orang tua membuka google atau bertanya
pada hamba Tuhan sebelum bayinya lahir. Itu menunjukkan nama itu penting bagi
tiap orang, tidak terkecuali bagi Tuhan. Tuhan juga punya nama (sebutan).
Sehingga di dalam perintah (hukum) yang ketiga dikatakan
“jangan menyebut nama Tuhan dengan
sembarangan (=sembrono, seenakku saja)”. Karena ada makna dibalik itu. Mengapa
kita harus memelihara (menjaga) nama Tuhan, mengekang diri kita agar tidak
menyebut nama Tuhan dengan sembarangan? Mari kita lihat sekeliling kita.
Kenyataan bahwa kita tidak suka kalau nama kita dijadikan bahan permainan. Kita
tidak suka nama kita jadi bahan cemoohan, bukan karena nama kita jelek (tidak
bagus), tapi nama adalah identitas diri kita. Sehingga kita sangat menjaga nama
baik kita supaya tidak tercoret dengan hal-hal yang tidak berkenan.
Di zaman kita sekolah, teman-teman seusia yang paling
senang (kepo) akan nama orang tua temannya, setelah tahu lalu diolok-olok. Di
kampung saya hal itu tabu. Saat berinteraksi kami tidak menyebut nama asli tapi
menggunakan nama (sapaan) lain. Itu karena pentingnya nama. Waktu itu saat usia
SD-SMP, tiap kali mengambil rapor, ambil rapor teman lalu membuka halaman
(bagian) depan dan membaca nama orang tuanya, lalu setelah dapat , menutup
rapor tersebut dan mulai mengolok-olok. Itu membuat anak itu sangat sedih,
karena nama papa-mamanya dibuat jadi bahan permainan. Bukan berarti nama
papa-mamanya jelek. Itu menunjukkan betapa pentingnya nama yang dilekatkan pada
kita. Ada lirik lagu yang berkata, “Nama baik lebihlah berharga daripada
emas dan permata”. Nama itu penting karena menunjukkan siapa orang itu,
siapa dia, maka ia diberi nama. Demikianlah dengan tema hari ini : Jangan
menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan.
Jangan Menyebut nama TUHAN dengan sembarangan
Keluaran 20:7 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu,
dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut
nama-Nya dengan sembarangan. Di sini
kita tidak dilarang untuk menyebut nama Tuhan. Kita diberi kebebasan dan hak
untuk menyebut nama Tuhan, tetapi jangan sampai menyebut nama Tuhan dengan
sembarangan. Kalau begitu lebih baik
tidak usah disebut. Itu yang Tuhan larang (penyebutan namaNya secara
sembarangan)
-
Nama dalam budaya
Israel seringkali dikaitkan dengan PRIBADI.
Kalau kita tahu Dia adalah
Tuhan , maka kita akan hormat dan sangat tunduk kepada Nya. Karena Dia adalah Pribadi
yang tertinggi. Tetapi seringkali hal ini terlupakan. Karena kemungkinan terlalu
sering menyebut nama Tuhan, sehingga tidak ada lagi makna yang terdapat di
balik namaNya. Dibalik kata Tuhan ada kata Hantu. Jangan sampai salah kita
menyebut nama Tuhan tapi tujuannya dari hantu. Hal ini bisa demikian karena dikaitkan
dengan pribadi seseorang.
-
Nama bukan hanya
sebuah SEBUTAN untuk membedakan si A dan si B.
Bukan hanya sebuah sebutan
untuk membedakan antara pendeta dengan penginjil. Untuk keduanya agar sadar
diri. Nama tidak sebatas itu, nama itu adalah gambaran dari pribadi seseorang.
Ini yang penting. Jadi ketika ditanya arti sebuah nama, maka jawabannya : “Sangat
berarti (sangat penting). Dengan nama engkau dikenal, bisa dilihat oleh orang”.
Kalau kasih nama untuk anak-anak, pasti ada arti di belakangnya. Misal : pada
orang Jawab memberi nama “Sugiarto” tujuannya agar anaknya jadi kaya (sugi =kaya).
-
Nama
mengungkapkan siapa orang yang memiliki nama tersebut. Setiap nama punya arti
(makna). Itu adalah pentingnya sebuah nama.
Apa yang dimaksud dengan “jangan menyebut nama Tuhan
dengan sembarangan”?
“Sembarangan” berarti
-
tidak dengan
pilih-pilih, tidak dengan pandang-memandang, asal, dan tidak dengan aturan.
-
bebas melakukan
apa yang dikehendaki, semaunya/ sesukanya /seenaknya/sebebas-bebasnya. Misalnya
: aturan duduk harus rapi , kaki tidak boleh diangkat tetapi karena tidak mau
maka saya menaikan kaki , itu yang disebut sebagai sembarangan (tidak
berarturan). Ini pengertian sederhana dari kata “sembarangan”. Berarti kalau dikaitkan
dengan tema kita, maka menyebut nama Tuhan dengan sembarangan berarti menyebut
nama Tuhan tanpa arti.
Beberapa sebutan
-
Beberapa jargon
(sebutan) rohani yang sering kita temui (lontarkan)
sehari-hari terutama saat kita sedang mengalami sukacita, bersedih atau
kesandung, kita berkata seperti “Oh My God, My Lord, My Jesus, Ya
Allahku, Ya Tuhanku, Oh Tuhan, Ya Yesus” (apalagi kalau ada berita heboh). Saat
tersandung menyebut “Oh My God”. Apakah
melontarkan sebutan ini salah? Tidak sepenuhnya salah tetapi ketika menyebut
nama Allah tanpa makna, kita berdosa. Tapi ketika menyebut nama Tuhan dengan satu
keyakinan bahwa Tuhan pasti tolong, itu bermakna! Menyebut nama Tuhan, jangan
sampai kita terjebak ke ritual (Tuhan kasih kamu, Tuhan pedulikan kamu), tetapi
sebenarnya kita tidak yakin dengan apa yang sedang kita sampaikan.
-
Seringkali hanya
menjadi ritual semata tanpa esensi yang benar dan tepat.
Kita seringkali menyebut untuk menghibur
orang lain. Kita hanya menyampaikan itu hanya untuk menghibur diri dan orang
lain. Kalau kita mengagungkan nama Tuhan tanpa keyakinan di dalam diri, maka
kita sudah berdosa karena menyebut nama Tuhan dengan sembarangan. Kita adalah manusia,
tetapi keyakinanmu harus lebih besar dari kekhawatiran. Jangan sampai terjebak,
hanya berani menyebut namun tidak yakin sepenuhnya kepada Tuhan.
Manusia menyebut nama Tuhan dengan sembarangan berarti
:
Menyebut nama Tuhan dengan sembarangan,
berarti manusia berani menyebut pekerjaanNya, manusia menyatakan bahwa nama
Tuhan sungguh amat baik , sungguh amat baik. Itu ikrar / pernyataan tetapi
melawan hakekatNya. Dikala kita mengatakan Tuhan Yesus baik dan Tuhan berkata
‘baca firman Tuhan’ tetapi tidak mau maka berarti kita sudah melawan hakekat
Tuhan. Tidak meyakini ketika bergumul dan Tuhan berkata ‘Jangan khawatir ,
kekhawatiranmu tidak menambah sehasta hidupmu” tetapi kita juga masih tidak
percaya kepada Tuhan. “Jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan” tidak
terbatas hanya ketika kita berucap. Ingat dalam Perjanjian Baru dikatakan “Kita
adalah surat Kristus yang dibaca oleh semua orang”. Tanpa b ngomong pun, orang
bisa melihat kita orang Kristen dan kelakuannya baik berarti nama Tuhan sudah
kita muliakan. Tetapi ketika orang lihat Kristen tetapi hidup kita sembarangan,
berarti orang sudah bisa melihat berarti kita tidak memuliakan nama Tuhan.
Seringkali ada dalam bagian ini , jujur tidak jujur, mau tidak mau di dalam pekerjaan,
pelayanan, rekan bisnis, usaha, mereka tahu kita Kristen (anak Tuhan) tetapi
cara kita tidak seperti cara Tuhan. Itu sudah menyebut nama Tuhan sembarangan.
Hubungan dengan Perjanjian Baru
Di dalam Perjanjian Baru dikatakan bahwa penyebutan
nama Tuhan dikorelasikan (dikaitkan) dengan sikap. Jika kita melakukan
kejahatan, maka kita sudah menyembarangkan nama Tuhan seperti yang sudah
dikatakan sebelumnya. Terkadang ada orang melakukan segala sesuatu atas dasar
nama Tuhan, menggunakan nama Tuhan , mengklaim nama Tuhan untuk membenarkan
diri. Jujurlah di hadapan Tuhan, padahal ceritanya tidak seperti itu.
Seringkali manusia lemahnya di sana tanpa kita sadari. Hati-hati , nama Tuhan
dihubungkan dengan sikap kita ketika kita berinteraksi dengan orang lain.
Jangan sampai Tuhan Yesus berkata,” Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu, bukan semua
orang yang menyebut nama-Ku akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, hanya mereka
yang melakukan kehendak Allah yang dapat masuk sorga” (Matius 7:21). Ini saat banyak orang berteriak-teriak,”Tuhan! Tuhan!
Tuhan!”. Tuhan berkata,”Kamu siapa? Aku tidak mengenalmu. Enyahlah kamu!” Ini
tragis sekali. Kita jangan hanya sampai pada perasaan kita kenal Tuhan tetapi
kita tidak mau melakukan apa yang Tuhan mau.
Nama “TUHAN ALLAH”
Allah adalah nama dari pribadi yang paling di atas
segalanya, paling adil, paling bijak, paling sempurna, paling mutlak, paling
suci, paling benar, paling indah, paling tinggi, dan seterusnya. Semua di atas
yang paling, hanya nama Allah yang paling tinggi. Maka ketika engkau menyebut
nama Allah, tidak boleh tanpa memiliki rasa tanggung jawab.
Waktu
saya masih SD dan mengikuti sekolah Minggu di daerah, kita pernah dihadapkan
suatu perkara besar dari Guru Sekolah Minggu yang melarang kami menyebutkan nama
Allah. Itu berlangsung selama 2-3 bulan. Ia tetap mengajar dan melarang
anak-anak untuk menyebut nama Allah dengan paham “Nama Allah itu tidak pantas
untuk kamu sebutkan” dan dengan pemahaman-pemahaman lainnya. Akhirnya Namanya
anak-anak, kami bercerita ke orang tua. Sampai di sekolah kita berkata ke
teman-teman untuk tidak menyebut nama Allah karena kata guru Sekolah Minggu,
itu salah. Selidik demi selidik, ternyata guru yang mengajarkan itu sedang
dalam proses diri namun melewati jalan yang salah. Akhirnya dia kena siasat dan
disiplin dari greja, dan mengikuti pembinaan selama beberapa waktu hanya karena
melarang anak-anak menyebut nama Allah dengan pemahaman dia yang tidak benar.
Seberapa banyak kita menyebut nama Tuhan di dalam hidup kita dalam satu hari
yang kita lewati? Jangan sampai menggunakan firman Tuhan dan nama Tuhan sebagai
tameng untuk menunjukkan bahwa kita benar padahal kita salah. Hati-hati
menggunakan firman dan nama Tuhan. Kelihatan rohani tetapi jangan
sampai kita berbuat dosa dalam hal yang rohani. Justru dalam hal-hal rohani ,
kita berbuat dosa. Jangan sampai kita berseru-seru tentang nama Tuhan, padahal di
dalamnya kita sedang melakukan banyak dosa. Jangan sekali-kali menyebut nama
Tuhan dengan sembarangan. Pertanyaannya :
Mengapa ada orang yang berani menyebut nama Allah
dengan sembarangan?
Karena mereka tidak tahu siapa itu Allah dan tidak mengenal
Allah. Kalau kita mengenal Allah dengan sungguh-sungguh, maka kita akan menjaga
nama itu dengan baik. Bagi yang sudah punya anak, pasti anak-anak dibekali dengan
pembekalan hidup untuk menjaga nama baik keluarga dan orang tua. Kalau tidak mengenal
orang tua, maka bisa saja nama baik tercoreng, tetapi karena sudah kenal maka
nama itu bisa terjadi dengan baik. Kalau kita terus-menerus menyembarangkan
nama itu dengan banyak alasan (nama itu dibuat lelucon, candaan) maka kita
harus mengoreksi diri apakah kita sungguh-sungguh mengenal Allah atau belum.
Nama Tuhan punya kuasa, sehingga dalam akhir doa kita menyebut ‘dalam nama
Yesus’ karena namaNya berkuasa untuk menggenapi apa yang sedang kita doakan.
TIDAK boleh menggunakan nama TUHAN dengan sembarangan
karena :
1.
Alkitab
mengatakan kepada kita bahwa nama Tuhan adalah nama yang berkuasa.
Waktu di kampus seminari, saya memimpin
doa dan tidak menyebut ‘dalam nama Tuhan Yesus’ tetapi mengatakan ‘dalam namaMu
kami berdoa’. Setelah selesai doa, kakak tingkat saya memukul tangan saya dan
berkata,”Kamu doanya salah” bukan diapresiasi malah dihakimi doanya salah. Saya
bertanya mengapa dan dijelaskan, kamu tidak menyebut nama Tuhan Yesus, jadi
kamu berdoa kepada siapa? Ke Tuhan yang mana? Nama Tuhan Yesus itu penting
untuk menunjukkan melalui Dia kita meminta. Sehingga setiap kali kita berdoa
dalam nama Yesus, yang menjadi keyakinan iman kita, kesungguhan di dalam
kepercayaan kita.
-
Dalam Yeremia
15:21, Yeremia berkata,”Siapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan”.
-
Nama Tuhan adalah
benteng yang teguh. Nama Tuhan adalah kubu pertahanan. Kubu/banteng, kita berlindung
dan bersembunyi didalamnya. Di balik nama Tuhan, kita juga bisa menyatakan
kuasa Tuhan kepada orang lain. Sehingga bila ada doa-doa pelepasan, penggunaan-penggunaan
jimat maka nama Tuhan berkuasa untuk menghanguskan semuanya itu. Namanya penuh kuasa!
Pertanyaan nya : seberapa berkuasa nama Tuhan di dalam hidup kita? Seberapa
berkuasa memulihkan hidup kita,
menghibur kita, menolong kita, menyukakan hati kita? Atau malah mendukakan hati
kita ketika kita terus berharap kepada Tuhan namun Tuhan belum kunjung menjawab
doa-doa kita.
Kemarin sore kita membesuk
dan berdoa Ibu Lusi yang akan operasi beberapa hari kemudian, Di dalam
kemanusiaannya ia takut dan ini wajar. Tetapi dengan firman yang disampaikan
dan doa dipanjatkan, ada kekuatan yang Tuhan berikan di dalam dirinya. Kalau
kita belum mengalaminya, maka kita akan sulit untuk menceritakan (Ah itu mah
biasa. Bisalah). Tetapi kalau kita berada di posisi paling bawah dalam kehidupan
kita, kita akan merasakan pertolongan Tuhan itu penting dan memang dibutuhkan.
Itulah nama Tuhan yang berkuasa. Sebelum kita pulang dia minta untuk menyanyikan
sebuah lagu dan kita menyanyikan lagu “Kemurahan Tuhan lebih dari Hidup”. Inilah
kekuatan dari nama kita, maka jangan sekali-kali menyembarangkan nama Tuhan.
2.
Nama Allah
mulia dan dahsyat. Ulangan 28:58, Hakim 2:13)
Di lirik lagu dikatakan “Nama Yesus, Nama atas segala
nama. Raja segala Raja” Itu nama Tuhan. Dia mulia dan dahsyat. Dalam tradisi
Timur Dekat Kuno yaitu kebudayaan waktu Kitab Perjanjian Lama ini ditulis, seorang
yang memberi nama atau seorang yang diberi nama , itu adalah pribadi yang
memiliki kuasa atas sesuatu (tanda menguasai). Tuhan punya nama. Ketika Musa
bertanya,”Tuhan bila orang Israel bertanya, siapakah Engkau? Maka apa jawabku?”
Allah berkata,” Katakan kepada mereka, Aku adalah Aku.” Artinya Aku ada
sebagaimana Aku ada. Aku lah YHWH itu, Akulah
Yahweh itu, Akulah Allah yang besar itu!” Itulah pentingnya nama Tuhan. Mulia
dan agung nama Tuhan, itu kita tidak bisa kita tutupi dan batasi. Kebesaran dan
keagunganNya mengatasi semuanya. Oleh karena namaNya mulia dan dahsyat maka di dalam
semua kehidupan kita, Tuhan harus menjadi yang utama. Sebab Ia yang mulia atas
kita. Kalau nama Tuhan mulia dan dahysat, maka ketika kita menyebut nama Tuhan
maka orang yang mendengar sebutan kita harus bisa menghargai Tuhan kita. Ketika
kita berbicara tentang Tuhan yang menyelematkan kita, maka orang yang merespon
harus bisa menghormati Tuhan kita (oh benar, Tuhannya besar sekalipun ia belum
mau percaya tetapi ia punya rasa penghormatan terhadap Tuhan kita). Jangan
sampai kita menceritakan Tuhan kepada orang lain, tetapi orang lain tidak
menghormati Tuhan kita. Hati-hati! Lidah memang tidak bertulang, kecil, tetapi
dapat menghanguskan. Kecil tapi dapat membahayakan. Nama Tuhan itu sangat
teramat penting untuk kita perlu hati-hati menyebutkannya di dalam kehidupan.
3.
Nama Tuhan
besar di antara bangsa-bangsa – Malaekhi.
Dalam kisah tembok Yeriko, ketika orang
Israel mau masuk tanah Kanaan, orang-orang di Yeriko ketakutan terlebih dahulu.
Mereka ketakutan karena ada orang Israel di samping jumlahnya yang banyak,
mereka punya Allah yang besar. Ketika orang Israel berseru kepada Tuhan itulah
yang membuat orang Yeriko ketakutan (gentar)
karena kebesaran Tuhan orang Israel. Ketika Tuhan berfirman kepada orang Israel
untuk mengelilingi tembok Yeriko satu hari beberapa kali selama berhari-hari
tetapi di hari terakhir, mereka mengelilingi tembok itu dan tembok itu hancur. Itulah
kekuatan nama Tuhan. Ketika kita mau melakukan apa yang Tuhan inginkan di dalam
kehidupan kita. Kita harus jujur bahwa kita lemah , seringkali gagal dan
berdosa, seberapa kali kita jatuh tetapi setidaknya seperti itu juga kita belajar
untuk bangkit, melakukan apa yang Tuhan mau (kehendaki), mengerjakan apa yang
Tuhan inginkan dalam kehidupan kita. Hamba Tuhan tidak terlepas dari teguran
ini, justru hamba tuhan harus lebih berhati-hati (waspada) karena tugas hamba
Tuhan adalah memperkatakan firman Tuhan. Seorang teolog berkata, “Kalau hamba
Tuhan khotbah tanpa persiapan, hanya mengandalkan pengalaman maka ia juga
menggunakan nama Tuhan sembarangan. Ini adalah teguran. Tetapi biaran teguran
ini menjadikan kita melihat kita bersyukur Tuhan memperkenalkan diri kepada
kita. Tuhan harus jadi role model dalam hidup kita. Jangan hanya kita
yang bisa mendengar dan mengenal nama Tuhan.
-
Bangsa-bangsa
lain harus tahu dan gentar (takut) akan nama Tuhan yang besar. Inilah
pentingnya mengapa kita tidak boleh menyebut nama Tuhan dengan sembarangan.
Kalau nama kita saja tidak mau disebut sembarangan, terlebih lagi nama Tuhan.
-
Orang-orang di
luar harus tahu kebesaran dan kemuliaan nama Tuhan. Hukum ini muncul karena
kehidupan orang Israel saat itu bobrok di hadapan Tuhan. Bukan lebih baik
sebaliknya hidupnya lebih buruk. Jauh daripada Tuhan. Tidak mengikuti Tuhan. Bahkan
ketika Musa naik ke gunung Sinai menunggu hukum ini diberikan Tuhan, apa yang
dilakukan orang-orang Israel di kaku gunung? Mereka membuat patung emas! Itu
sedang menunggu hukum, menunggu Tuhan bicara melalui Musa tetapi mereka sempat berbuat
dosa. Mereka menyebut nama Tuhan dengan sembarangan. Ada yang mengatakan tidak menyebut
namaNya sembarangan, tetapi sikap hidup,cara kerja, cara bisnis, cara pelayanan, cara bicara, cara
kita berelasi apakah sesuai dengan maunya Tuhan atau tidak? Kehadiran kita
harus bisa dirasakan oleh orang lain. Dan nama Tuhan yang berkuasa bagi kita, itu juga harus dirasakan oleh orang-orang lain.
Mari kita sama-sama belajar dari bagian ini. Sungguhkan kita mengerti dengan
benar nama Tuhan? Ini pertanyaan refleksi. Kalau belum mengerti dengan baik, maka
lebih baik jangan sebutkan secara kata-kata, lebih baik diam saja daripada kita
salah kalau kita paham dengan benar. Jaga kekudusan Nama itu. Jaga kemuliaan Nama
itu. Siapkah kita menyebut nama Tuhan
dengan benar. Benar artinya kita sebutkan sesuai pada porsi (tempat)nya dan
tepat pada waktunya. Tidak untuk hal-hal yang tidak menyenangkan Tuhan. Adakah
kebenaran itu berada di dalam hati kita? Kebenaran di mana kita mengenal Tuhan dengan
baik dan kita kenal Tuhan dengan benar dan kita sungguh-sungguh mau melakukan
apa yang Dia kehendaki di dalam kehidupan kita. SIlahkan menyebut (menyerukan) nama
Tuhan tetapi jangan sampai dengan sembarangan. Silahkan bertindak, berbuat,
bekerja , melayani tetapi jangan sampai sembarangan. Silahkan menegur atas nama
Tuhan, mengingatkan atas dasar nama Tuhan, tetapi jangan sampai dilakukan degnan
sembarangan. Itu yang penting. Nama Tuhan Allah, Akulah Dia dalam perkataanmu!
Nyatakanlah Dia dalam lakumu! Hiduplah seturut kehendakNya! Ketika kita
mengakui maka kita juga melakukan. Ketika kita mengakui dan melakukan, kita
hidup seturut dengan apa yang Tuhan mau. Perjalanan kita di dalam dunia, adalah
perjalanan iman. Ada spiritual journey di sana, ada perarakan rohani. Di mana setiap
hari, setiap waktu, setiap saat, kita diubahkan hidupnya, semakin hari harus
semakin serupa dengan Kristus. Walau pun kita tidak dan belum sempurna, tetapi
hari demi hari adalah pengudusan untuk kita. Setiap waktu adalah masa pengudusan
untuk kita. Bukan setelah mati baru kita dikuduskan. Tetapi di dalam perjalanan
iman kita dikuduskan. Salah satunya kita
diingatkan, “Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan”. Itu yang
Tuhan mau tekankan (ingatkan, beritakan) kepada kita. Di dalam Filipi, Rasul
Paulus mengatakan, “Di dalam nama Yesus, semua lidah mengaku, semua lutut
bertekuk” menyatakan bahwa Ia besar, agung dan mulia.
Penutup
Jumat lalu saat
pelayanan perjamuan kudus, berkeliling beberapa tempat, satu hal yang paling
kita ingatkan adalah tentang Yesus. Asuk-ayi boleh lupa pada kita yang datang
(pembesuk), tetapi jangan sampai lupa kepada Tuhan Yesus. Ingat Tuhan Yesus?
Dijawab,”Ingat”. Bukan semata-mata karena kita mau ingat, tetapi karena Tuhan
berkata untuk kita ingat Dia. Di RS Husada (bangsal Nusa Indah) juga sama.
“Saat ditanya “Tahu Tuhan Yesus?” Dijawab,”Tahu”. Tahu dokternya tidak?" Dijawab,"Tidak." Saya ambil positifnya yaitu dia ingat
Tuhan sebagai Juruselamat. Bagaimana dengan kita? Apa yang kita ingat dari
Tuhan sehingga kita berani menyebut namaNya? Apa yang kita rasakan dari Tuhan
sehingga kita berani menyatakan namaNya? Atau apa yang bagi kita, versi kita
kita dikecewakan oleh Tuhan sehingga membuat kita menyebut nama Tuhan dengan sembarangan.
Ketika kita berkata Tuhan adil (benar, pedulikan saya) maka saat itu kita sedang
menggunakan nama Tuhan dengan sembarangan. Hati-hatilah! Pengertian sembarangan
tidak hanya berhenti di perkataan yang banyak, tetapi ketika tidak yakin
sepenuhnya kepada Tuhan kita sudah menyembarangkan nama yang kudus dan nama
yang mulia. Apa yang difirmankan Tuhan kepada kita, hendaknya menjadi kekuatan
bagi setiap kita menjadi pegangan (bukan jimat) buat kita. Tetapi keyakinan ada
kelepasan di dalam Tuhan. Nama Tuhan mulia dan kudus untuk itu. Mari kita jaga
dengan baik! Mari kita pelihara dengan baik Nama Tuhan! Ini gereja tempat di
mana setiap waktu Nama itu dipercakapkan , jangan sampai di tempat ini , kita juga
menyembarangkan nama Tuhan. Bukan berarti kita tidakk boleh berkata-kata tetapi
ingatlah jangan sammpai sembarangan!
No comments:
Post a Comment