Pdt. Theofilus Sudari
Mazmur 46
1
Untuk pemimpin biduan. Dari bani Korah. Dengan lagu:
Alamot. Nyanyian.
2
Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam
kesesakan sangat terbukti.
3
Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun
gunung-gunung goncang di dalam laut;
4 sekalipun ribut dan berbuih airnya,
sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. Sela
5
Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran
sebuah sungai.
6
Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan
menolongnya menjelang pagi.
7 Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan
goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumipun hancur.
8 TUHAN semesta alam menyertai kita, kota
benteng kita ialah Allah Yakub. Sela
9
Pergilah, pandanglah pekerjaan TUHAN, yang mengadakan pemusnahan di
bumi,
10 yang menghentikan peperangan sampai
ke ujung bumi, yang mematahkan busur panah, menumpulkan tombak, membakar
kereta-kereta perang dengan api!
11 "Diamlah dan ketahuilah, bahwa
Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di
bumi!"
12 TUHAN semesta alam menyertai kita,
kota benteng kita ialah Allah Yakub. Sela
Sekalipun hidup kita di dalam Tuhan,
hidup tetap merupakan perjalanan dari satu masalah ke masalah lainnya
Kita
semua mempunyai iman yang sama yakni iman kepada Yesus Kristus, iman kepada
Allah yang hidup dan yang memperhatikan pergumulan-pergumulan kita. Kita
bersyukur iman itu diberikan karena anugerah di dalam Yesus Kristus. Dalam iman
kepada Yesus Kristus ada mujizat, pemulihan, kuasa , kekuatan dan lainnya namun
harus diakui dengan jujur sekalipun kita hidup di dalam Tuhan, hidup kita merupakan
perjalanan dari satu masalah ke masalah yang lain. Masalah yang satu belum
selesai, sudah antri masalah yang ada di belakangnya. Masalah-masalah itu bahkan
seringkali menghampiri kita secara bersamaan.
Ketika
masalah datang bertubi-tubi kita mempertanyakan benarkah Tuhan itu ada? Kita menjadi
stres, depresi, ragu, takut, cemas. Masalah dan kemunduran kemudian hadir dalam hidup
kita. Sekitar 25 tahun lalu, saya menjadi orang percaya. Saya lahir dari
keluarga non Kristen. Papa saya adalah seorang penerjemah Al Quran, kakek-nenek
saya khotib (pengkhotbah) di mesjid. Saya keturunan dari keluarga yang
sungguh-sungguh belajar agama. Sehingga suatu hari, keluarga saya percaya
kepada Yesus Kristus, namun saya tidak mau percaya. Saya sekolah SMP kelas
3 di sekolah yang mayoritas teman saya
adalah orang-orang Tionghoa. Suatu hari seorang teman mengajak saya ke gereja
dan akhirnya percaya dan menerima Kristus. Belum seminggu saya dibaptis, keluarga
kami didatangi orang sekampung. Mereka berkata,”Iman kamu dengan kami sudah
berbeda. Kalau tetap percaya, kamu tinggalkan kampung ini. Tetapi kalau kamu
sangkal imanmu, kamu tetap tinggal di sini”. Keluarga kami sebenarnya sangat
baik dan diterima oleh masyarakat . Tetapi hanya karena percaya kepada Yesus, mereka
mengatakan hal yang berbeda. Akhirnya papa yang sudah terlebih dahulu percaya mengatakan,
“Kalau memang susah biar kita susah.” Kami hanya diberi waktu 1 bulan untuk
pindah, dan kami tidak tahu mau pindah ke mana. Tanah yang kami tinggali
sebenarnya diberikan oleh seorang sahabat papa. Karena tidak ada secarik
kertas, maka tanah tersebut diambil lagi. Belum selesai bergumul dengan persoalan
pindah tempat tinggal, papa terkena stroke. Belum selesai hal itu teratasi, adik
saya yang paling kecil terkena kanker otak. Saat kami belum tahu adik saya mau
dibawa ke rumah sakit mana, usaha keluarga kami bangkrut sampai ke titik nol. Dalam
kondisi seperti itu, keluarga papa dan mama mulai berdatangan dan membujuk, “Kami
akan bantu kalau kalian kembali ke agama semula”. Dalam kondisi seperti itu,
akan sangat mudah buat saya untuk mengatakan, “Iya ternyata salah pintu, salah
Allah.” Ternyata apa yang dikatakan sebagai
Allah yang membela ternyata tidak juga karena hidup makin susah. Masalah
benar-benar bertumpuk. Puji Tuhan karena kami diberi kekuatan walaupun akhirnya
adik saya meninggal dan papa sembuh walau tidak sungguh sembuh secara tuntas.
Namun hal itu membuat pengalaman iman kami menjadi nyata. Kami pindah ke satu
tempat dan puji Tuhan di sana ada 1 gereja dan di sana iman saya bertumbuh dan kemudian
menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan.
Pada
umumnya ketika masalah datang ke dalam keluarga kita tidak bersamaan waktunya
(datang satu per satu), tetapi sering kali berefek domino. Misalnya : sakit
fisik berkepanjangan mengakibatkan kita kehilangan pekerjaan. Kehilangan
pekerjaan menyebabkan ekonomi menjadi tidak
baik. Kondisi ekonomi tidak baik menyebabkan anak-anak putus sekolah. Ini terjadi
pada kakak saya semua yang keluar dari sekolahnya. Kemudian muncul masalah-masalah
lain alias berefek domino. Satu
masalah yang tidak selesai akan
menimbulkan persoalan-persoalan lain. Seperti ada pernyataan yang sering
dipakai orang ketika ditanya, “Apa di sini banyak nyamuk?” Yang dijawab,”Tidak.
Nyamuknya tidak banyak. Hanya ada 1 nyamuk. Tetapi teman-nya banyak sekali.”
Masalah hanya 1 seperti sakitnya berkepanjangan sehingga akhirnya menimbulkan
masalah. Begitu satu masalah datang, muncul masalah lain karena ada efek domino.
Mazmur 46 (Kekuatan saat menghadapi
Masalah)
Biarlah saat membaca Mazmur 46 menjadi kekuatan bagi
kita yang sedang menghadapi masalah, krisis dalam keluarga yang sedang terjadi
saat ini seperti dalam relasi suami-istri, relasi orang tua-anak, pekerjaan dan
lain sebagainya . Kita tidak tahu sampai berapa lama masalah itu datang dan
sampai kapan masalah selesai. Tetapi Mazmur memberi kekuatan, Allah dulu
sekarang dan selamanya tetaplah melindungi dan menjaga kita. Mazmur 46 mengingatkan kita
pada peristiwa 31 Oktober 1517 yaitu
peristiwa Martin Luther dengan 95
dalilnya yaitu ketika ia menancapkan dalilnya pada pintu gerbang gereja
Wittenberg. Jelas Martin Luther sedang ingin mengajak orang-orang percaya agar
kembali kepada anugerah Allah dan iman sesungguhnya. Karena pada saat itu orang
Kristen mulai meninggalkan imannya, Alkitab dan Tuhannya, maka Martin Luther
berjuang dan terus mendorong di tengah kondisi yang sangat sulit (dikejar-kejar
untuk dibunuh). Martin Luther mengambil lagu dari Marzmur 45 ini (A Mighty Fortress is Our God - Allah Kota
Benteng Teguh, KPPK no. 387). Syair lagunya sangat bagus sekali. Di tengah
kondisi yang menghimpit dan sepertinya persoalan itu tidak akan selesai Martin
Luther mengatakan Allah bentengku yang
teguh, perisai dan pelindungku, menolong bilaku jatuh dan jadi pengharapanku.
Meski musuh keji, menyerang tak henti, ngeri kuasanya dan tipu dayanya, namun Kristus
p’liharaku. Martin Luther dengan pujian ini selama berabad-abad memberi
kekuatan dan kemampuan bagi orang percaya, mereka yang sedang ditindas ,
dikucilkan dan akan dibunuh. Pujian ini membuat mereka tetap percaya kepada Tuhan
Yesus Kristus, Allah yang hidup. Pemazmur mengungkapkan satu bagian yang sangat
baik yang memberi tahu kepada kita, saat engkau tertekan oleh satu masalah (apapun
persoalannya), Allah itu bagi kita tempat
perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti
(Maz 46:2). Dia mengungkapkan tetap bagaimana pun Allah adalah sumber
kekuatan dan pemeliharaan, tidak ada yang lain. Sumber perlindungan yaitu
tempat di mana kita merasa aman, diamankan, mencari rasa aman. Pada waktu itu orang
selalu berfokus bahwa tempat teraman adalah di dalam benteng. Sehingga orang-orang
zaman dahulu saat peperangan pasti akan membangun benteng yang sangat kuat
seperti Tembok Besar di Tiongkok adalah benteng untuk mempertahankan diri agar
musuh tidak bisa masuk. Benteng yang kokoh bisa jadi tempat berlindung tetapi
tidak punya kekuatan untuk mengusir musuh dan tidak ada jaminan orang yang
berada di dalamnya akan selamat.
Sebagai Penolong dalam Kesesakan Sangat
Terbukti
Kalau membaca sejarah, kita akan tahu peristiwa
benteng Masada. 2 tahun lalu saya pergi ke sana dan belajar ke Yordania dan ke
beberapa tempat situs-situs Alkitab dengan beberapa teman. Pada tahun 72/73
Masehi, ada peristiwa benteng Masada yang merupakan peristiwa tragis bagi bangsa
Yahudi. Benteng Masada mulanya adalah
istana yang dibangun oleh Raja Herodes sebagai tempat ia beristirahat.
Dari atas benteng itu , dia akan melihat semua kota yang ada di Israel
(terlihat dari atas, bahkan kalau diteropong dapat melihat ke seluruh penjuru).
Dari istana, Herodes dapat melihat semuanya. Tetapi pada tahun 68 orang Yahudi
dipimpin oleh kaum Zelot yang merupakan pasukan berani mati dan sangat perkasa dan
ingin menyerang benteng Masada dan akhirnya dikuasainya. Semua orang di
dalamnya dihabisi termasuk Raja Herodes. Zaman kaisar Titus panglima Romawi mengirim
pasukan dan mengepung benteng Masada pada tahun 72 SM. Lalu orang Yahudi yang
tinggal di dalam terkepung dan tidak bisa keluar. Setelah 1 bulan lebih, mereka
kehabisan makanan. Ketika tidak punya makanan, lalu Eliezer berpidato kepada rakyatnya,”Kita mungkin tidak
bisa bertahan dan akan mati. Tetapi kita masih punya kehormatan yang tidak
terletak di kaki bangsa Romawi. Kita punya kehormatan tidak pernah menyembah tentara
Romawi. Kalau kita keluar dari benteng maka kita menjadi hamba Bangsa Romawi.”
Eliezer kemudian mengajak semuanya bunuh diri. Sebelum bunuh diri Eliezer
meminta untuk memilih 10 orang untuk membunuh semuanya. Dari 10 orang tersebut
ditunjuk 1 orang untuk membunuh yang 9 orang lainnya, lalu yang 1 orang ini
kemudian membunuh dirinya sendiri. Akhirnya saat tentara Romawi masuk ke
benteng Masada mereka kaget menjumpai sekitar 960 orang Yahudi sudah mati. Peristiwa
Masada ini menjadi dasar untuk memperingati kepahlawanan orang-orang Yahudi.
Orang Yahudi mengingat ada orang yang berani mati demi suatu kehormatan tidak
mau menyembah kepada tentara Romawi.
Dari
benteng yang sangat indah tadi,, benteng yang kokoh dan kuat memang dapat
menjadi tempat perlindungan tetapi tidak mempunyai kekuatan untuk menolak musuh. Benteng yang
kuat tidak ada jaminan bahwa orang yang tinggal di dalamnya akan selamat
selamanya. Tetapi berbeda waktu pemazmur mengungkapkan “ Siapa Allah orang
percaya? Allah bukan hanya adalah tempat perlindungan tetapi juga memberi kekuatan
untuk melawan segala sesuatu yang bisa membahayakan orang itu. Dengan kata lain
pemazmur ingin mengungkapkan Allah yang hidup bukan hanya menjaga kita tetapi
kalau ada musuh datang, Allah yang hidup memberi kekuatan bagi kita untuk
menolak dan melawannya. Kalau iblis datang, kita bisa usir dalam nama Yesus.
Dengan kata lain pemazmur ingin mengatakan Allah benteng yang hidup tetapi benteng
Masada adalah benteng yang mati, yang hanya memberi kekuatan sementara. Pemazmur
mengatakan bahwa harta bisa beri kenyamanan tetapi tidak bisa menjamin orang
itu damai sejahtera. Rumah yang megah bisa menjamin orang bisa berlindung di
dalamnya tetapi tidak menjamin tidak akan roboh oleh badai dan sebagainya. Baik
uang maupun harta benda semua dikejar manusia tetapi tidak pernah menjamin
manusia tetap selamat di hadapan Tuhan. Pemazmur mengatakan,”Sebagai penolong, benteng
yang kokoh dan kuat dapat menjadi tempat perlindungan tetapi tidak mempunyai
kekuatan.”
Pemazmur mengatakan sebagai penolong dalam kesesakan
sangat terbukti berarti peran Allah sebagai tempat perlindungan dan kekuatan
tidak perlu diragukan. Sejarah mencatat dari kitab Perjanjian Lama hingga Perjanjian
Baru memperlihatkan bagaimana orang-orang yang tetap berlindung setia kepada
Tuhan, Tuhan akan pelihara sampai kesudahannya. Menjelang pagi artinya Allah tidak pernah terlambat walaupun terlihat
agak terlambat. Pemazmur berkata ketika
Daud dalam kesulitan, dikejar musuh, dalam kesesakan Daud naik ke atas gunung. Maz 121:1-2 Nyanyian ziarah. Aku melayangkan
mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang
menjadikan langit dan bumi. Gunung pada saat itu adalah simbol keamanan
karena banyak dewa di sana. Ketika saya naik ke gunung Sinai pk 1 malam, naik tanpa
dituntun orang tetapi naik di atas onta dalam kondisi gelap dan onta berjalan sampai ke puncak. Saya baru
tahu setelah ada matahari, di kanan-kiri jalan adalah jurang yang curam. Kalau
kita berteriak “Haleluyah” gemanya bisa sampai ke mana-mana. Saya bertanya
kepada orang di sana, “Gunung di sana punya kekuatan mistis yang luar bisa”.
Hingga saya percaya Daud berkata, “Adakah kekuatan yang bisa menolong saya?”
Tidak ada! Karena pertolonganku dari TUHAN yang menjadikan langit dan bumi.
Tuhan disini adalah TUHAN (memakai huruf besar semua) YHWH yakni Allah yang
menciptakan langit-bumi, alam semesta, umat manusia, yang berjanji ya dan amin
, Allah yang memelihara umatNya dengan sungguh-sungguh. Ada yang mengatakan
TUHAN merupakan simbol Allah Tritunggal ada di sana. Adakah di antara kita yang
menghadapi pergumulan, kesulitan (sakit-penyakit) datang kepada Tuhan lalu ada
damai sejahtera. Kalau kita sudah menyerahkan pergumulan, tetapi masih cemas ,
takut dan bimbang, saya ragu saudara bukan sedang datang kepada Tuhan.
Saya masih ingat saat diusir, kami sama-sama berdoa
pada pk 4 pagi. Doa kami persis sama dengan lagu tadi. Jangan lepaskan kami
Tuhan. Kalau Engkau lepaskan, kami pasti sangkal imanMu. Apalagi adik dari papa
kami berkata, “Sudahlah kalau kamu tinggalkan iman, satu keluarga semua umroh.”
Saat itu umroh adalah kebanggaan luar biasa. Dalam doa kami tidak minta
disediakan rumah. Doa kami hanyalah,”Tuhan jangan lepaskan”. Kami tidak minta
agar papa disembuhkan karena kami tahu sakit stroke dan kanker otak bukan
perkara mudah untuk disembuhkan. Kami tidak ragu dengan iman. Saat itu kami di
GBI yang katanya penuh mujizat sebelum saya
kuliah di STRII. Kami hanya berdoa, “Tuhan jangan lepaskan. Beri kami kekuatan damai
sejahtera.” Terkadang kita begitu kurang ajar datang kepada Tuhan. Ketika kondisi baik, kita tidak datang dengan
serius. Baru setelah masalah, kita “paksa-paksa” Tuhan.
Seperti
kemarin di lapangan Monas ada yang berkata, “Kalau Tuhan tidak pulihkan dan sembuhkan,
kami tidak sembah Engkau lagi.” Banyak orang Kristen seperti itu. “Tuhan kalau
tidak pulihkan ekonomi dan keluargaku, sembuhkan sakitku, saya tidak akan
melayani Engkau lagi, perpuluhan akan saya kurangi.” Di gereja saya banyak
jemaat seperti itu. Kita begitu kurang ajar, tidak serius ikut Tuhan. Siapa orang
yang paling kurang ajar memandang Allah sehingga tidak ada damai sejahtera?
Selalu saya katakan sebagai mantan orang Muslim yang taat adalah orang Kristen yang mengaku sebagai anak Allah dan
selalu menyebut Allah sebagai Bapa. Saya tidak pernah lihat di mesjid orang berdoa bawa handphone sambil lihat Instagram, Facebook,
balas pesan WA, tidak ada, tetapi di
gereja banyak. Lagi buat pengakuan dosa, dia buat dosa. Cekakak-cekikik baca
yang lucu-lucu. Tidak ada orang di klenteng, saat sedang berdoa membalas pesan handphone
terlebih dahulu. Moga-moga di sini tidak ada jemaat seperti itu. Kalau ada
bertobatlah! TUHAN adalah Allah yang dahsyat. Jangan engkau main-mainkan.
Engkau menyebut Dia sebagai Bapa sehingga harusnya ada hormat. Saya tidak
sedang marah tetapi sedang banyak menegur gereja. Mentang-mentang sekarang tidak
tidak bawa Alkitab, maka ketika khotbahnya membosankan, lalu membuka Instagram,
Whatsapp, Twitter, Facebook. Kita sedang beribadah ke Tuhan, bukan sedang
datang ke Ko Akiong untuk pinjam uang. Barangkali saat ibadah, tidak sunggguh-sungguh
datang kepada Tuhan. Dalam doanya dikatakan,”Aku datang kepada Tuhan siapa tahu
Tuhan tolong saya.” Di dalam Maz 46:3 mengatakan Sebab itu kita tidak akan
takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; Kalau
sungguh percaya bahwa pertolongan dan perlindungan adalah Tuhan, maka kita yang
percaya kepada Allah YHWH , tidak akan takut sekalipun bumi berubah, sekalipun
gunung-gunung goncang, di dalam laut sekalipun ada tsunami, bencana dan
sebagainya. Pemazmur mengungkapkan apa yang dirasakannya saat menjadikan Allah
sebagai tempat perlindungan karena Allah tidak tergoncangkan. Situasi dunia
bisa goncang, laut bergelora, terjadi gempa bumi, tsunami, banjir di mana-mana,
tetapi Allah tidak tergoncangkan.
Tiap
hari saya mendengar, stock makanan di bulan April tidak ada, tidak tahu apa
yang akan terjadi. Kalau terjadi dalam kedaulatan Allah akan memurnikan kita. Kita
boleh bersiap-siap tetapi jangan melampaui kekuatan iman kita. Situasi dunia
akan semakin buruk, masalah demi masalah hadir. Pemazmur berkata, orang yang
disembah orang Kristen adalah Allah yang tidak tergoncangkan. Saya bersyukur
kepada Allah dan hanya mengatakan ,”Bapa, Bapa jangan lepaskan tangan kami,
anakmu.” Sampai hari ini kami beriman dan cukup. Pemazmur memberi 2 alasan
kenapa kita tidak takut dan kita percaya Allah sanggup menjaga dan memelihara
kita :
1.
Ayat 5. Kota Allah, kediaman yang maha tinggi,
disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai.
Ayat 6.
Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang. Allah akan menolongnya
menjelang pagi. Bagian ini ingin mengatakan bahwa orang -orang yang
mengandalkan pertolongan Tuhan, tidak akan pernah layu. Sungai itu adalah lambang
kehidupan. Tuhan Yesus mengatakan,”Akulah air hidup”. Kalau dekat dengan Tuhan,
maka kita tidak mengalami kekeringan rohani dan segala kebutuhan kita karena
Dialah yang terus menghidupi kita. Pemamur
memaksudkan sungai bukan secara lahiriah tetapi sebagai Roh Kudus. Yoh 7:38-39
Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci:
Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan
diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang,
karena Yesus belum dimuliakan. Diberikan kepada mereka yang percaya kepadaNya. Apakah kita yakin
percaya kepadaNya. Saya bertanya kepada anak saya,”Kamu percaya papa akan mengasihi
dan menjagamumu?” Dia menjawab,”Saya percaya karena papa saya”. Percaya itu ada
2 yaitu trust dan believe dan keduanya berbeda. Believe sekedar percaya. Trust melampaui believe. Ia bukan sekedar percaya kepada papanya tetapi papanya
sudah membuktikan artinya dia kenal dan punya pengalaman bersama papanya.
Banyak orang Kristen tidak punya pengalaman bersama dengan Tuhan karena hanya
percaya. Dia tidak pernah menguji firman Tuhan untuk dialami. Sudah waktunya
kita menguji firman Tuhan artinya kita mengalami apa yang dikatakan Firman itu.
Roh Kudus ketika kita percaya, akan berperan, Kalau masalah belum selesai fungsinya
memberi damai sejahtera, mengingatkan kita kepada firman Tuhan. Di saat kita
mulai mencari pegangan yang lain, Roh Kudus akan berkata, “Jangan ke sana! Datang kepada Tuhan!” Saat masalah belum
selesai karena menunggu menjelang pagi, Alkitab mencatat Roh Kudus memberi
kekuatan, penghiburan, kepekaan bahkan damai sejahtera yang melampaui segala akal
pikiran.
Roh Kudus tinggal di hati orang yang sungguh-sungguh percaya
kepadaNya dan menaruh hidupnya kepada Kristus dan Kristus hidup di dalamnya.
Itulah sebabnya Kristus saat berkhotbah di bukit pernah berkata, “Bukan setiap orang
yang berseru-seru ‘Tuhan, Tuhan’, bukan setiap orang yang melakukan mujizat , mengusir setan demi
nama Yesus pasti masuk sorga.” Siapa yang diterima? Orang yang melakukan
kehendak Tuhan dan mengenal Dia. Hidup kekal adalah mengenal satu-satunya Allah.
Dalam hidup kita banyak allah. Allahnya bisa berupa harta, jabatan atau uang. Yohanes 17:3 Inilah hidup yang kekal itu,
yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal
Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Kalau sungguh – sungguh percaya
kepada Yesus Kristus, maka Roh Kudus akan memampukan kita menghadapi masalah.
2.
Tuhan semesta alam menjaga dan menyertai kita (ayat 8).
Mazmur
46:6-8 , Tuhan semesta alam menjaga dan
menyertai kita. Allah ada di
dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi. Bangsa-bangsa
ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumipun
hancur. TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub.
Sela. Allah menjaga dan memelihara setiap kita. Pemazmur kembali mengatakan
Sesungguhnya tidak tertelelap dan tertidur penjaga Israel, Tuhanlah penjagamu
dan naunganmu. Di sebelah tangan kananmu Ia menjaga kita artinya kalau ia
berada di sebelah kanan kita , Ia tidak akan pernah membiarkan kita jatuh
tergeletak. Ketika kita sudah mau jatuh , ditopangnya.
Apabila kita sudah percaya dari kecil, apakah kita sungguh-sungguh
mengalami topangan Tuhan yang dahsyat. Ayat selanjutnya berkata, “Diamlah dan ketahuilah
Akulah Allah.” Dari kata “diamlah” pemazmur ingin mengingatkan kita yang
seringkali merasa lebih mampu , tahu atau berinisiatif ketika kita menghadapi masalah , otak cepat bergerak
(kita ingin ini-itu, selesaikan ini-itu minta bantuan sana -sini) sehingga
Tuhan membentak kita ,”Diam kamu! Kamu percaya kepadaKu, Aku tetap Allah yang
mengontrol hidup kamu”. Saat kita tidak tahu mau berbuat apa lagi, Allah
berkata,”Diamlah! Be still! Akulah
Allah. Tidak ada bandingannya” Di sini dalam kehidupan seringkali , kita hanya menghubungkan
dengan Allah saat duduk seperti ini. Dalam kehidupan sehari-hari kita juga
harus praktek. Setiap saya ke mal susah cari tempat parkir. Saya ajari anak
saya berdoa yang sederhana tapi kuasanya luar biasa,”Tuhan hari ini saya tidak
minta mobil tetapi cukup 1 tempat parkir saja.” Selalu dapat. Selesai berkata “amin”
ada mobil yang keluar atau bila tidak keluar dikasih tempat yang spesial. Jadi anak
saya (Rexy) sebelum masuk mal minta berdoa, “Pi tutup mata dulu Rexy mau
berdoa. Tuhan tidak minta ganti mobil , hanya minta parkir satu saja.” Itu hal sederhana
, tetapi kalau tidak minta bila ke Central Park bisa 1 jam mencari tempat
parkir. Kita seringkali menganggap untuk apa untuk hal yang sepele minta Tuhan,
padahal kita anakNya. Saya banyak minta hal-hal yang sederhana. Tadi pagi saya
berdoa,”Tuhan salama khotbah jangan saya bersin-bersin” sampai saat ini tidak bersin-bersin dan
jangan bersin-bersin. Saya tidak minta untuk sembuh dulu, mungkin dengan sakit
ini saya bisa punya alasan untuk istirahat di rumah. Kadangkala saya berpikir
karena minggu ini saya harus beberapa kali berkhotbah , pimpin retreat dan
pembinaan , Tuhan kasih pilek agar bisa di tempat tidur. Tapi saya tidak
mungkin batalkan di sini. Ternyata benar. Pdt. Hery Kwok berkhotbah di tempat
lain, kalau dibatalkan bingung mencari penggantinya. Dalam kehidupan, bukan
hanya tiap Minggu kita berkaitan dengan Tuhan. Tiap hari kita berhak asal kita sungguh-sungguh.
Kata diamlah secara hurufiah dalam bahasa Ibrani berarti“Angkatlah tanganmu” dan berkata,” I
will be still know you are God”. Kalau Tuhan
berkata, “Aku masih Tuhanmu” dan kau berkata,”Aku masih tetap menenal Engkau
adalah Allah yang menolong saya”. Kadangkala kita perlu angkat tangan agar Tuhan
turun tangan. Biarkan Tuhan secara leluasa bekerja dalam hidup kita.
Istri saya orang Bangka asli. Membentuk 1 keluarga tidak
mudah. Setelah menikah baru 6 tahun Tuhan beri kami anak. Keluarga kami dari
Bangka dengan tradisi Tionghoa yang kuat, setahun pertama kami belum punya anak
kami ditanya. Waktu belum menikah ditanya kapan. Belum punya anak ditanya
kapan. Sekarang sudah punya anak satu tiap minggu ditanya kapan tambah. Di
gereja jangan kepo (jangan tanya urusan orang lain). Mau jomblo atau menikah apakah
terganggu, bukan urusanmu. Kalau sudah punya anak, kalau tambah satu apakah
kamu akan mencukupi kebutuhan hidupnya. Sebelum punya anak saya capai. Tahun
kedua mulai ada desakan keluarga banyak. Tahun 3 tingkat stess tinggi karena
papa-mama berkata “Oh iya, waktu menikah belum dikasih selendang.” Saya
bertanya,”Selendang buat apa ma?” DIjawab,”Itu tradisi kita.” Akhirnya cari
dokter sana-sini, capai. Istri saya memaksa terus berobat seminggu 2 kali
terapi padahal saya pelayanan. Saya berkata di dalam taxi,”Kalau kamu masih menuntut
anak terus, kita pisah. Dari awal kita nikah bukan untuk punya anak” Sampai
supir taxi berkata,”Ada apa Pak? Kalau ada masalah selesaikan dulu Pak. Jangan marah-marah.” Saya
sudah capai. Semua berusaha. Setiap hari Minggu jemaat saya banyak dan mereka
membawa toge agar supaya subur. Maka sampai hari ini kalau saya melihat toge menjadi
trauma.Saat itu di kulkas penuh toge.
Ada jemaat yang baru datang di gereja berkata,”Mu shi ini dimakan ya. Tambah sambal kacang enak.” Tiap
hari makan toge. Sehari tiga kali .Jadi sebulan berapa. Maka hari ini kalau saya
melihat tauge saya tutup mata karena trauma. Sampai titik tertentu, saya berdoa, “Tuhan
saya capai. Saya marah dengan Tuhan.” Saya suka mengungkapkan isi hati,”Tuhan lihat
cicak di dinding saja punya anak. Kecoa yang menjijikkan punya anak. Ini
Theofilus, seorang pendeta! Pendeta mendoakan pernikahan dan hampir 99% punya
anak. Tuhan, saya minta anak Tuhan.” Bahkan sampai titik tertentu bahasa saya
sudah tidak benar,”Tuhan tahu. Saya buat dengan cara yang benar di tempat yang benar
bukan di semak-semak. Seperti Tuhan berkata, “Diam Theo!! Aku tetap Allah.”
Saya baru mengerti singkat kata hingga saya minta ampun, dari awal saya menikah
bukan untuk punya anak tetapi agar hidup saya makin dewasa dan efektif dipakai
Tuhan. Rupanya Tuhan ingin saya selesai S2 di Reform. Istri saya selesai S2 di
UPH. Doa saya ,”Kalau Tuhan tidak kasih kami soerang anak, saya punya anak
sekolah minggu banyak dan saya akan mengasihi mereka. Tetapi kalau Tuhan kasih
anak, persis pas istri saya mau wisuda sebagai bukti . Kalau tidak jangan kasih
anak, saya tidak butuh anak lagi.” Persis saat istri saya besok wisuda, dia
merasa perutnya sakit. Walau istri saya lembut tapi kalau sudah keluar marahnya
menjadi galak. Waktu itu di Karawaci ia sedang antri ambil undangan wisuda,
lalu ditikung oleh 2 cowo dan disikut perutnya hingga terjatuh. Sehingga kerah
cowo tersebut dipegang dan ditariknya. Karena sakit perut, temannya mengusulkan
untuk diperiksa. Setelah diperiksa ternyata ada bayi. Saat kehamilan 7 bulan,
air ketubannya habis sehingga bayi tersebut lahir saat usia kandungan 8 bulan.
Waktu istri saya memberitahu, “Saya hamil!” Saya tidak bereaksi dengan
lompat-lompat. Saya masuk kamar sehingga dia marah sekali. “Kamu tidak senang?”
istri saya bertanya. “Saya mau bersenang-senang dengan Tuhan dulu,” jawab saya.
Saya berdoa,”Tuhan terima kasih!” Saya
belum memberitahu papa-mama dahulu. Setelah istri wisuda dan ucapan syukur baru
saya memberitahu,”Ada berita yang baik. Dia Tuhan tetaplah Tuhan yang menjawab
semua masalah menjelang pagi” Semuanya menjadi gembira.
Sebelum
nikah kita tertekan mencari pasangan. Setelah menikah tertekan mencari anak.
Setelah punya anak, tertekan mencari biayanya. Setelah ada biaya, tertekan
untuk tambah anak. Setelah tambah, sakit-sakitan. Jadi jangan kepo. Jadi suka
tanya kapan nikah, kapan punya anak dll. Itu urusan dengan Tuhan. Tetapi ini
sudah menjadi budaya. Orang yang ditanya (beberapa teman saya ditanya begitu) menjadi
stress dikonseling dan akhirnya tidak ke gereja. Jadi kalau tidak punya anak,
berlutut berdoa , “Tuhan punya anak membuat saya damai.”
Saya usia 9 tahun baru kelas 1 SD karena terlahir dengan IQ
tidak sampai 100. Anak saya belum 5 tahun sudah kelas 1 SD. Saya berkata
kepadanya,”Kamu setelah selesai kuliah kalau bisa menikah karena papi masih
sehat. Sekarang usia 49 tahun. Saya hanya ingin mengantarkan kamu ke altar
adalah saya.” Doa saya sekarang,”Tuhan, kalau Tuhan kasih jodoh kepada anak
saya, saya tidak mau yang menuntun anak saya ke altar orang lain. Yang berkati boleh
orang lain.” Jangan khawatir yang masih muda-muda. Mungkin ada yang sudah
berdoa 15 tahun, tetapi 15 tahun itu
mungkin baru pk 3, masih ada pk 4. Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat.
Saya bersyukur semua keluarga saya sudah percaya, tinggal 1 lagi (kakak saya).
Saya percaya dia percaya. Karena sudah 3 tahun natal dan paskah, ia mengirim pesan
“Yesus mati bagi orang berdosa”. Kakak saya dulu sebenarnya Katolik, sekarang ia
seorang pelukis dan pemusik. Ia berdakwah lewat musik. Ia yang berkata,”Kalau
kamu jadi pendeta, saya orang pertama yang akan turunkan kamu kalau motivasi
kamu bukan pelayanan tetapi uang. Mari kita bersaing. Kamu menyatakan kepada
orang untuk menerima anugerah Yesus, dan saya akan berbicara kepada orang untuk
menerima hidayah.” Saya berkata,”Suatu kali saya berdoa kamu menerima anugerah
Yesus Kristus.” Dan ia berkata,”Suatu kali saya akan berdoa kamu akan menerima hidayah”. Kata
“diamlah” secara hurufiah mau berkata, “Tuhan, aku berserah kepadaMu.” Kenapa?
Pegang janji Tuhan.
Yesaya 41:10 janganlah takut, sebab Aku menyertai
engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan
akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang
membawa kemenangan. Yesaya 46:4 Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa
putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung
kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.
Percaya bahwa Tuhan beserta kita? Saya tidak tahu apa
pergumulan saudara. Tetapi pergumulan seberat apa pun yang dialami, kalau
sampai hari ini kita masih bisa ke gereja, berarti Tuhan sedang menuntun dan
memelihara kita. Tuhan ingin menyatakan perkara-perkara besar. Seberapa jauh
kita menangkap iman itu, kita berkata,”Tuhan aku menyerah di hadapanMu” dan Ia
akan berkata,”Diamlah! Akulah tetap Allah.” Jikalau Tuhan sudah menolong banyak
orang, menolong dan memelihara saya sampai hari ini, Tuhan akan menolong
saudara. Kalau Tuhan pakai Theofilus yang bodoh , IQ-nya tidak sampai 100, 9 tahun baru kelas 1 SD. Dia
bisa menjadi alat Tuhan, apalagi hidup saudara yang Tuhan pakai juga akan luar
biasa. Apakah kita berkata, “Tuhan aku tetap percaya, Engkau Allah yang
memelihara”? Amin.
No comments:
Post a Comment