Pdt. Alex Haryanto
Yoh 3:3-7
3 Yesus menjawab,
kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak
dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
4 Kata Nikodemus
kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua?
Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"
5 Jawab Yesus:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air
dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
6 Apa yang dilahirkan
dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
7 Janganlah engkau
heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
Orang Baik
Ada seorang ayah yang menceritakan tentang 2 orang anaknya yang
sudah beranjak dewasa (usia kuliah). Keduanya tidak pernah memakai narkoba,
minuman keras atau senang pergi pesta. Keduanya punya relasi yang hangat dengan
orang tua dan teman-temannya. Mereka berkuliah di universitas yang baik dan mereka
menjadi mahasiswa yang berprestasi, sehat, ambisius, baik dan ramah. Bila punya anak seperti mereka ,
kita tentu bisa merasa bangga. Namun ayahnya justru merasa khawatir dengan
mereka. Mengapa? Ternyata kedua anaknya kelihatannya tidak mempunyai sedikit
pun ketertarikan terhadap Yesus Kristus. Yang lebih parah lagi, mereka berdua
mengaku sebagai orang Kristen. Kedua anak muda ini bertumbuh dalam lingkungan
gereja, mereka pernah ikut persekutuan Sekolah Minggu, persekutuan remaja,
bukan tipe pemberontak dan sudah dibaptis. Walau kuliah , mereka menjaga sikap
baik yang telah dipelajari saat mereka remaja, namun mereka sudah meninggalkan
Yesus Kristus. Mereka tidak melepaskan nama Kristen dalam hidup mereka, hanya
mereka sudah menghentikan ketertarikan terhadap kehidupan Kristen. Melihat hal
ini, ayahnya menjadi khawatir sekali. Mereka adalah anak-anak baik namun merasa
tidak perlu Yesus karena merasa sudah
berada dalam Yesus. Hidupnya tidak menunjukkan menyembah dan beribadah pada
Yesus Kristus.
Kali ini kita kembali merenungkan apa
artinya mengikuti Yesus Kristus dan menjadi orang Kristen yang sejati, dan menjadikan
Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi. Pertama-tama mengapa kita ingin
menjadi orang baik? Nikodemus adalah seorang Farisi bahkan seorang pemimpin
agama Yahudi. Orang Farisi adalah orang yang
percaya kualitas kasih untuk masuk surga adalah dengan perbuatan baik.
Mereka harus taut Hukum Musa, pergi ke bait Allah, mempersembahkan korban dan
menjauhkan diri dari orang asing. Kalau sudah melakukan hal-hal itu maka ia adalah
orang yang baik. Nikodemus berpikir bahwa ia orang baik (di atas rata-rata)
sehingga ia pergi ke Yesus Kristus. Pada ayat 2 tersirat Nikodemus diutus
menjadi perwakilan. Hal ini tercermin dari perkataannya, "Rabi, kami tahu”
(ia tidak menggunakan kata ‘saya’). Alasan Nikodemus diutus karena kemungkinan
ia lebih baik dari yang lainnya. Orang baik akan masuk surga. Jadi kita perlu
jadi orang baik.
Daya Tarik Menjadi Orang Baik
Di Indonesia kita perlu menjadi
orang baik. Apalagi dasar negara Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika. Untuk
menjadi orang baik, tuntutannya besar sekali. Setiap etnis dan keluarga punya
ciri tertentu untuk menjadi orang baik. Saya di rumah (SD, SMP, SMA) juga dituntut
menjadi orang baik, kalau berkunjung ke rumah tetangga maka kami harus memperhatikan
bagaimana bersikap karena bila tidak “apa nanti kata orang?” (contoh : jangan
suka ambil makanan karena nanti dikatakan rakus , apa kata orang nanti?). Jadi kita
harus menjadi orang baik dan menjadi lebih baik senantiasa. Apapun alasannya,
dari zaman ke zaman istilah (pengertian) tentang kebaikan terus berubah tetapi
ada 3 hal penting yang membuat kita
tertarik untuk berbuat baik.
-
kita
bisa merasa diri baik (feel good).
-
kita
bisa memuji diri sendiri dengan berbuat baik.
-
Kita
ingin berbangga karena orang memuji kita. Dengan perbuatan baik menjadi kesempatan agar kita bisa memuji
diri sendiri. Perbuatan baik adalah tanda kita tidak berbuat salah, kita bisa membenarkan
diri sendiri dan menyalahkan orang lain karena kita merasa diri baik. Ini daya
tariknya.
Asumsi Menjadi Orang Baik
Ada 3 pandangan
-
Optimisme
Manusia (manusia mampu untuk hidup baik dan tidak memerlukan orang lain).
-
Allah
hanya menginginkan hal itu (Allah bahkan menuntut kita berbuat baik)
-
Agama
sebagai alat untuk membuat kita menjadi (lebih) baik.
Nikodemus (dan orang
Farisi) yakin dalam hatinya, ia mampu melakukan apa saja untuk membenarkan dirinya dan merasa bangga di
hadapan Tuhan. Ia merasa bisa untuk benar dan berbangga. Ia mengasumsikan
dengan segala usahanya Allah senang untuknya menjadi orang baik. Agama membantu
ia untuk menjadi orang baik. Caranya agar bisa menjadi orang baik adalah
ketiganya.
Praktek Hidup Orang Baik
Prakteknya, mungkin
kita tidak mudah untuk mengidentifikasikan orang-orang baik yang sudah dilahirkan baru , pengikut Yesus
sejati, atau kita menjadi orang baik saja.
-
Mengutuki
dosa dunia/orang lain lebih dari dosa sendiri
-
Dosa mempunyai hirarki dan mentolerir
dosa
Dosa
mempunyai hirarki (dosa besar dan dosa kecil). Kita cenderung mentolerir
terhadap dosa sendiri daripada orang lain. Kita tegas ke orang lain tapi
mentolerir dosa sendiri.
-
Dosa sendiri adalah kesalahan/kekhilafan. Minta orang lain memaafkannya (itu
hanya sebuah kesalahan).
-
Alkitab adalah ajaran moral
Orang
seperti ini mengajarkan anak-anaknya dengan menggunakan Alkitab bukan untuk
mendapatkan keselamatan tapi hanya untuk hidup baik. Alkitab adalah ajaran moral.
-
Yesus menjadikan kita orang baik. Kita memperkenalkan Yesus kepada
orang lain. Ia membuat usaha saya berhasil, saya lebih baik lagi, membuat
saya kepala bukan ekor, memberikan saya promosi
dll. Yesus membuat kita lebih baik lagi, bukan menjadi baru sama sekali. Yesus
memang membuat perubahan dalam diri kita, tetapi bukan seperti apa yang kita pikirkan.
Matius 16:24 Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus
menyangkal dirinya , memikul salibnya dan mengikuti Aku. Yesus akan membuat perubahan dalam
diri , pernikahan kita (dia akan memberikan anugerah yang cukup agar kita mampu
bertahan dan setia terhadap pasangan yang sudah tidak mencintai kita). Yesus akan
memberikan promosi dalam pekerjaan kita dengan memberikan kita extra grace sehingga kita mampu menghadapi
teman sekerja kita yang jahat dan atasan yang egois . Tuhan akan memperbarui
hidup kita, memberikan promosi dengan mengubah tujuan kita bekerja bukan
mengubah pekerjaan kita, uraian tugas kita tapi mengubah tujuan dan sikap kita
dalam bekerja. Yesus memanggil kita untuk menjadi pengikut yang rela mati untuk
kepentingan Yesus dan rela mengecilkan diri kita dan membesarkan Yesus Kristus.
Apakah Yesus Kristus sudah menjadi Tuhan
dalam hidup kita? Pertanyaan ini mendesak kita untuk kembali merenungkan kebutuhan
kita yang mendesak untuk menjadi ciptaan baru (bukan sekedar baik atau lebih
baik) dalam Tuhan Yesus.
Perlunya Lahir Kembali
Mengapa kita harus
lahir baru? Yesus tiga kali menyebutkan alasannya saat bercakap-cakap dengan
Nikodemus tentang lahir baru. Ayat 3 sesungguhnya
jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.
Ayat 5, sesungguhnya jika seorang tidak
dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Ayat 7, Kamu harus dilahirkan kembali.
Ini hal mendesak bagi semua orang Kristen. Tidak semua orang yang datang ke
gereja sudah lahir baru. Ada yang terjebak untuk hidup baik. John Piper menggunakan
kata yang berbeda, “Kita tidak membutuhkan agama baru, kekaguman yang
berlebihan terhadap kejadian mujizat
atas nama Yesus Kristus, tetapi yang penting adalah kita sendiri
mengalami mujizat yang tidak bisa membuat ktia menolak selain berubah.” Kita
dihantam kuasa kasih Tuhan Yesus dalam hidup kita. Kita perlu melihat dan
memahami bahwa Yesus bukan hanya pengajar yang baik. Banyak orang melihat Yesus
ajarannya baik, ia mengajarkan cinta kasih dan rela berkorban. Tanpa sadar
orang Kristen hanya melihat Yesus sebagai guru biasa bukan Kristus Sang
Juruselamat. Ada tulisan kuno yang mengatakan bahwa Yesus belajar di Mesir saat
kecil, itu menunjukkan Ia orang biasa yang belajar (Ia hanya guru yang penuh
kuasa).
Kita yang merasa rindu
untuk menjadi ciptaan baru, maka kita harus melihat Yesus sebagai Juruselamat
yang menyelamatkan orang yang berada dalam bahaya maut. Kita perlu Juruselamat
kalau kita sadar bahwa hidup kita terancam. Kalau kita merasa baik-baik saja
maka kita tidak perlu Juruselamat. Kita seorang yang sedang kritis dan
membutuhkan keselamatan . Apa yang membuat kita terancam? Dosa! Firman Tuhan
malah katakan bahwa kita sebenarnya mati karena dosa.
Jika tidak dilahirkan kembali
John Piper
melanjutkan, apa yang terjadi jika kita tidak mengalami lahir baru?
-
Mati
karena pelanggaran dan dosa kita (Ef 2:1-2). Kita mati sehingga tahunya kita
berbuat dosa. Kita tidak bereaksi terhadap Allah. Allah dilihat sebagai musuh
kita. Kita melihat Tuhan tidak mau kita hidup senang sehingga mengapa kita
harus mengikuti dan taat kepadaNya? (melihat Allah sebagai pengganggu). Hal ini
berarti secara spiritual kita sudah mati.
-
Orang
yang harus dimurkai dan hukuman neraka (Ef 2:3).
-
Menyukai
kegelapan dan membenci terang (Yoh 3:19-20). Kita lebih nyaman dengan setiap
dosa kita (inilah saya), kita tidak suka dengan hal-hal yang baik dan kudus,
kita mengasosiasikan diri dengan orang-orang yang tidak baik (kita orang
berdosa sehingga tidak mengusahakan untuk gereja).
-
Hati
keras seperti batu (Yeh 36:26, Ef 4:18). Hati kita mati dan tidak bereaksi
terhadap anugerah Tuhan yang begitu lembut dan baik. Hati kita begitu keras dan tidak ada kasih di
dalamnya.
-
Tidak
mungkin berkenan kepada Allah (Roma 8:7-8). Kita tidak mungkjn takluk dalam
hukum Allah, tidak berserah dan berkenan kepada Allah, tidak taat terhadap
Allah. Apa pun yang kita lakukan seperti kain kotor. Apapun yang orang lain
katakan bahwa kita orang baik tapi kalau belum lahir baru, maka dihadapan Tuhan
adalah sia-sia (tidak ada artinya sama sekali seperti uap air yang sebentar
lagi hilang). Semua sia-sia tidak ada artinya, di hadapan Tuhan (walau di
hadapan manusia dipuja-puja).
-
Tidak
mampu menerima berita Injil (Ef 4:18; 1 Kor 2:14). Kita tidak mengerti mengapa
kita membutuhkan Injil dan Yesus.
-
Tidak
mampu datang kepada Kristus dan menjadikan Dia sebagai Tuhan (Yoh 6:44, 65:1, 1
Kor 12:3)
Tanpa dilahirkan oleh
Roh Kudus, kita seperti orang mati dan tidak berpengharapan. Kita sendiri tidak
mampu menggapai Tuhan karena kita melihat Tuhan sebagai musuh. Saat Adam dan
Hawa jatuh dalam dosa , yang ditanamkan iblis bahwa Tuhan tidak punya itikad
baik (Dia membuat kita terbelenggu dengan peraturan-peraturanNya). Iblis membohongi
Adam dan Hawa dengan memutar balik firman Tuhan. Iblis mengajarkan kepada Adam
dan Hawa untuk mencurigai motif Allah dan perintah-perintahNya sehingga Iblis mengatakan
,”masa sih bisa mati?”. Ditanami kecurigaan bahwa Tuhan tidak punya maksud baik mengapa Dia
tidak memberikan buah itu kepada saya (supaya kita bisa seperti Dia). Itu
menjadi dosa turun temurun. .Kalau belum lahir baru, kita tidak melihat Tuhan
sebagai pribadi yang bermaksud baik dan kita selalu curiga, tidak nyaman dengan
Tuhan. Sehingga kita memerlukan kelahiran kembali, supaya semuanya diubahkan
oleh Tuhan.
Proses kelahiran kembali (Bagaimana Lahir Baru?)
Ayat 5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam
Kerajaan Allah. Apa maksud dari air dan Roh (=Roh Kudus)? Air maksudnya dibaptis?
Tetapi banyak orang dibaptis tetapi banyak yang belum mengalami kelahiran kembali.
Yehezkiel 36:24-28
24 Aku akan menjemput
kamu dari antara bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari semua negeri dan akan
membawa kamu kembali ke tanahmu.
25 Aku akan
mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala
kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu.
26 Kamu akan Kuberikan
hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari
tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.
27 Roh-Ku akan
Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala
ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.
28 Dan kamu akan diam
di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan
menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu.
Air yang dimaksudkan
oleh Yesus adalah
-
Dosa-dosa
dicuci. air yang mentahirkan, mencuci dosa-dosa kita (ayat 25).
-
Diberikan
hati yang baru. Roh adalah Roh Kudus yang mengubah hati kita menjadi hati yang
lemah lembut. Tandanya kalau hati sudah lemah lembut adalah taat pada Firman Tuhan.
Menuruti segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada ketetapanku.
Kapan dan bagaimana
terjadi lahir baru? Tiap orang unik. Entah kecil atau besar (sudah tua). Ini
murni pekerjaan Allah (bukan karena usaha manusia). Tuhan yang memberikan iman
kepada kita. Sehingga kuasa kematian Yesus 2.000 tahun lalu, kuasaNya dinyatakan
pada kita saat ini juga. Dosa kita diberikan kepada Yesus dan kebenaran Yesus diberikan
kepada kita. Sebenarnya dosa kita dicuci karena diberikan kepada Yesus,
sehingga kita disebut sebagai orang-orang kudus.
Kapan kita mengalami
lahir baru? Tiap orang berbeda. Kalau membaca di buku berbeda-beda. Agustinus
merasa resah dan kemudian mendengar seperti ada anak-anak yang bernyanyi (ambil
dan buka). Akhirnya ia pergi ke temannya dan membuka Alkitab. Langsung matanya
melihat Roma 12-13, setelah membacanya ia dilahirkan kembali dan berubah.
Berbeda dengan CS Lewis. Waktu ia naik bus , ia mengalami lahir baru. Bagaimana
terjadi? Tidak tahu. Ia orang pintar dan sudah diskusi dengan orang lain-lain.
Seorang pemuda di gereja kami, saat dilakukan percakapan pribadi, ia
menceritakan bagaimana ia lahir baru. Ia sekolah di IPEKA (ibadah sekali
seminggu), ia ke gereja di komisi remaja. Datangnya ke persekutuan suka telat.
Tapi ia bercerita, ia ke gereja lain karena mengejar gadis yang disukai untuk
memberi kesan, justru di sana Tuhan menangkapnya. Melalui firman Tuhan di sana
ia bisa melihat dan merasakan, Tuhan sangat baik kepadanya sehingga membuat ia
mengingat kembali masa lalunya. Tuhan begitu nyata dalam masa lalu, yang selama
ini ia tidak bisa melihatnya. Setiap hari ia berdoa mengucap syukur, tapi ia
tidak bisa merasakannya seperti saat itu. Saat bercerita, ia menangis karena
terharu. Ia tidak bisa menghentikan ceritanya. Ia merasa Tuhan baik sekali
sehingga ia merasa sungguh-sungguh Tuhan baik (kalau dulu ia mengatakan Tuhan
baik tidak ada artinya).
Saya lahir baru saat
kuliah. Semester 2 saya didoakan oleh seseorang dan ada satu yang ajaib bagi
saya yang tidak pernah saya lupakan. Orang itu tahu masalah saya. Dia yang
kasih tahu saya dan membuat saya mengampuni orang yang meyakiti saya yaitu papa
saya sendiri. Waktu saya kuliah di Surabaya, ia bertanya dengan jelas, “Kamu
punya masalah dengan papa kamu ?” Perkataannya seperti perkataan Allah yang
luar bisa. Hati saya sakit. Dulu waktu SD, papa saya melontarkan perkataan yang
menyakitkan saya, dan sakitnya nyata, saya menangis dan merasa emosional. Saya
diminta mengampuni. Selain merasa sakit dan sedih sekali, tapi saya harus melepaskan
pengampunan kepada papa saya. Setelah itu saya melihat kecenderungan saya
berubah. Ketertarikan dan keinginan untuk menyembah berubah. Berarti saya
mengalami mujizat terbesar dalam hidup saya yang tidak pernah saya lupakan
seumur hidup saya.
Semua orang yang
mengalami kelahiran baru, akan mengalami keduanya : dosa-dosa disucikan dan hati
kita dilembutkan dalam kehidupan sehari-hari.
Jika tidak dilahirkan
kembali (lawannya) maka :
-
Mati
karena pelanggaran dan dosa kita (Ef 2:1-2). Kalau lahir kembali kita tidak
mati lagi.
-
Orang
yang harus dimurkai (Ef 2:3). Setelah lahir baru, kita berkenan kepada Allah
karena kita anak-anak Allah (dikasihi Tuhan).
-
Menyukai
kegelapan dan membenci terang (Yo 3:19-20)
-
Hati
keras seperti batu dll. Setelah lahir baru hati kita lemah lembut. Kita takhluk
kepada hukum Allah dan berkenan kepada Allah. Kita mau dan mampu mendengar
Injil, kalau bisa sering-sering mendengarnya. Kita mengakui Kristus sebagai
Juruselamat karena kita sadar bahwa kita orang berdosa. Kita tahu dalam hati,
perbuatan saya membuat saya tidak layak menerima cinta Tuhan. Kita harus
mengalami agar kita tidak hanya menjadi orang baik tetapi menjadi orang baru
(radikal di dalam Tuhan).
Implikasi Kehidupan Pribadi
-
Otoritas
Allah dipulihkan
Kita tunduk
kepada Allah, taat kepada pemerintah (karena taat kepada Allah). Apa yang
dikatakan Tuhan , itu yang kita taati. Di mana pun (di tempat kerja ada
peraturan) tapi kita taat kepada perintah Tuhan. Allah tidak punya maksud
jelek. Saya tidak mencurigai sedikit pun apapun dalam hidup saya bahwa Tuhan
punya masksud jelek. Seperti Roma 8:28 katakan “Apapun yang terjadi, semua yang
terjadi punya maksud yang baik”. Itu artinya kita mengakui otoritas Tuhan dalam
hidup kita. Dalam menentukan pilihan, merencanakan bisnis, pernikahan dan
sekolah, kita mau taat pada rencana Tuhan.
-
Tujuan
dan makna hidup hanya untuk Allah
Mengapa
saya hidup? Untuk apa saya hidup? Mengapa saya dilahirkan di keluarga ini bukan
di keluarga lain? Tujuan kita hidup pasti untuk memuliakan nama Tuhan (tidak
ada tujuan yang lain). Karena Allah bekerja dalam segala sesutau untuk
menyatakan kemuliaan. John Piper mengatakan, “Allah paling dimuliakan ketika
kita paling merasa puas di dalam Dia.” Jadi tujuan hidup kita untuk memuliakan
nama Tuhan. Bekerja, memasak, merawat anak, bernafas, sekolah semua untuk
memuliakan nama Tuhan.
-
Merindukan
Tuhan
Jonatan
Edward menggambarkan orang yang sudah lahir kembali adalah orang yang sudah diberikan cicipan akan Tuhan. Seperti ia
diberi cicipan akan madu, sekarang ia tahu bagaimana manisnya madu. Ia bisa bedakan
mana yang manis madu dibanding manis gula lainnya. Kita merindukan Tuhan karena
tidak ada yang seperti Tuhan. Sukacita yang diberikan Tuhan berbeda dengan sukacita
yang diberikan dengan membeli rumah dan HP yang baru, mendapat anak-anak baru
lahir (beda karena sudah mencicipi). Kita sudah berada bersama Tuhan tapi belum
sempurna. Dosa masih mengganggu kita, tapi tidak mengontrol hidup kita. Kita
adalah hamba Allah. Otoritas dan tujuan dipulihkan agar kita hanya taat kepada
Tuhan. Dosa masih mengganggu tetapi kita tidak diperbudak oleh dosa dan tidak
ikut-ikut saja dengan dosa.
Minggu ini saya bergumul dalam rasa
iri hati kepada 2 orang. Saya tahu dalam pengetahuan saya bahwa ini tidak baik.
Semuanya hamba Tuhan. Ketika ia berkhotbah , cara bicaranya seperti sombong
sekali (belum tentu ia benar). Saya tidak suka dengan dia. Kenapa dia lebih
pintar dari saya? Ia tidak seperti apa yang saya bayangkan. Kenapa ia tidak
perduli kepada saya? Saya tahu apa yang baik dan benar tetapi hati saya ingin
memuaskan iri hati saya. Saya berdoa dan berdoa. Saat Rabu ada kebaktian doa,
saya duduk dan bergumul secara pribadi karena tidak ingin ini terjadi pada saya,
“Tuhan saya tidak mau ini terjadi dalam diri saya tapi saya tidak mampu
mengatasinya” dan minta tolong Tuhan. Tuhan akhirnya memberi kelegaan bagi saya.
Memang tidak masuk akal, tapi Tuhan memberikan kelegaan. Tapi pergumulan tidak
selesai karena akan ada pergumulan yang lain. Yang pasti anugerah Tuhan luar
biasa. Ketika kita bergumul dengan dosa , itu tandanya Roh Kudus bekerja dalam
diri kita. Dalam Yoh 16, Tuhan menjanjikan Roh Kudus dan Roh Kudus akan menginsafkan
dunia akan dosa. Roh Kudus memberi tahu dosa kita dan harus bertobat. Itu akan
terjadi sepanjang hidup kita. Saya sudah bertobat belasan tahun lalu dan saya terus dalam waktu-waktu tertentu diberi tahu
tentang dosa dan membuat kita berjuang mengatasinya bersama Dia sehingga
membuat kita lebih dekat dari Tuhan. Kita tidak lepas dari Tuhan karena kita
tidak mampu lepas dari dosa. Saya
percaya seperti yang Rasul Paulus katakan,”Kita lebih dari pemenang.” Dosa yang
dimaksudkan untuk mencelakakan kita malah justru memberikan berkat buat kita
karena membuat kita mendekat pada Tuhan, karena hanya Tuhan saja yang bisa
menyelesaikan dan memberikan kedamaian sejati dalam hidup kita. Kalau kita
sudah lahir baru, kita merindukan Tuhan.
-
Menjadi
murid Kristus
Orang yang
lahir baru, punya hati yang taat pada firman Tuhan. Untuk itu kita harus
belajar firman Tuhan dan kita harus menjadi murid (lewat baca, dengar atau
nonton). Kita akan rindu kebenaran firman Tuhan dan mempelajarinya supanya
mengenalNya dan hidupnya dimurnikan senantiasa.
Implikasi Kehidupan Bersama (Sebagai Sebuah Gereja)
-
Saling
mengasihi
Saat Tuhan
Yesus ditanya orang Farisi akan hukum yang terutama, dijawab Yesus selain
“Kasihilah Tuhan Allahmu” juga “Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri”. Orang
yang sudah dilahirkan kembali, belajar selalu bagaimana mengasihi sesamanya (terutama
orang-orang di dalam gereja). Saling menolong dan menopang dalam gereja. Apa
gunanya kalau bertemu orang kelaparan hanya katakan ,”Kamu punya makanan? Oh
baik, silahkan kamu pergi makan” tanpa memberinya makan. “Apa gunanya?”, kata
Rasul Yohanes. Kalau mengasihinya , kita akan melakukan sesuatu. Kita mengasihi
bukan dengan perkataan tapi perbuatan. Kasih keluar dari diri kita karena kita
tahu bahwa kita dikasihi Tuhan. Dikatakan seperti mengasihi diri sendiri, gambarannya
bagaimana Tuhan mengasihi kita demikian juga kita belajar mengasihi orang lain.
-
Kelahiran
kembali bukan hanya memberikan hati kepada Tuhan, tetapi juga hati yang
mengasihi sesama
Karena
sadar kita belum sempurna, kita tahu Roh Kudus bekerja saat itu menolong kita
untuk menyatakan Kerajaan Allah dalam hidup kita ini. Mari kita datang kepada
Tuhan dan tanya kepada diri sendiri apakah kita sudah lahir baru. Jangan sampai
kita hanya menjadi orang Kristen yang baik tapi tidak menyembah Yesus Kristsus.