Pdt. Hery Kwok
Mikha 5:1-3
1 Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di
antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan
memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.
2 Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan
yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya
akan kembali kepada orang Israel.
3 Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam
kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap,
sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi, dan dia menjadi damai
sejahtera.
Matius 2:1-8
1 Sesudah Yesus
dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah
orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
2 dan bertanya-tanya:
"Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah
melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
3 Ketika raja Herodes
mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.
4 Maka dikumpulkannya
semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan
dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
5 Mereka berkata
kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis
dalam kitab nabi:
7 Lalu dengan
diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya
kepada mereka, bilamana bintang itu nampak.
8 Kemudian ia menyuruh
mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal
mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku
supaya akupun datang menyembah Dia."
Pendahuluan
Tema hari ini “Inti Nubuatan
Kelahiran Kristus Menurut Kitab Mikha”. Mengapa kita mencoba mengangkat nubuat
dari Kitab Mikha? Pada zaman ini, ada orang yang berkata bahwa ia memiliki talenta
untuk menyampaikan nubuatan. Sehingga ada jemaat yang bertanya-tanya,”Apa benar
zaman sekarang masih ada nubuat?” Kesalahan kita dalam mempelajari kitab suci
adalah kita tidak benar-benar masuk ke dalam apa yang diajarkan Kitab Suci.
Zaman nabi-nabi Perjanjian Lama, Allah memang memakai nabi-nabi untuk
menyampaikan pesan (nubuat) Allah. Nubuat tersebut mempunyai 2 sifat yakni :
1. Kekinian.
Artinya
sifat di mana pada zaman itu ada nabi yang menyampaikan pesan Allah. Pesan itu
bisa terkait dengan isu yang ada seperti tentang ketidakadilan, mereka yang
tidak lagi mencari Tuhan, hidupnya tidak mengasihi sesama dan memutarbalikkan
keadilan. Isu-isu seperti ini disampaikan oleh nabi-nabi Tuhan di dalam nubuatan
agar mereka bertobat oleh karena Tuhan tidak menyukai umatNya itu melakukan
kejahatan dan Allah memakai nabi-nabiNya untuk menyampaikan pesan Allah dalam nubuatan
kekinian (nubuatan saat di mana nabi itu hidup dan ia berbicara atas nama Allah)
2. Jauh ke depan.
Artinya
bersifat bagaimana Allah ingin berbicara tentang sesuatu yang akan datang dan
biasanya berbicara tentang hari-hari Tuhan yang akan Ia genapi dan
janji-janjiNya kepada orang Israel. Pada zaman seperti itu Allah memakai metode
dan cara seperti itu. Pada waktu Kitab Suci sudah lengkap dan Firman Allah
sudah cukup dan dibukukan, kita mempunyai perkataan Tuhan yang cukup untuk membawa
kita mengenal dan mengasihi Allah. Sehingga bila kita mendengar ada orang yang
berbicara tentang nubuatan, maka marilah kita mengujinya dengan firman dan
perkataan Allah sendiri karena Allah tidak pernah salah di dalam perkataanNya. Maka
kita belajar Kitab Suci dengan baik agar kita tidak terombang-ambingkan perkataan
orang-orang. Zaman sekarang adalah zaman yang semakin gila dimana orang mencoba
menaikkan sensitif kerohanian (keagamaan) yang sifatnya spektakular sehingga membuat
orang takjub. Tetapi sesungguhnya firman yang diberikan Allah sudah cukup bagi
kita dalam mengenal Allah, mengenal kehendak Allah dan menolong kita menjalani
hidup percaya sampai Dia memanggil kita ke sorga.
Inti Nubuat Kelahiran Yesus menurut Kitab Mikha
Matius adalah kitab yang
sebenarnya diarahkan untuk orang-orang Israel sehingga isinya berbicara tentang
kerajaan Allah dll. Jadi penggambaran Allah sebagai raja ada di kitab Matius.
Sedangkan kita Lukas berbeda lagi. Lukas, seorang dokter, dekat dengan orang
yang papa , Ia bicara tentang orang Samaria yang baik hati, berbicara tentang anak
yang hilang. Markus menggambarkan Allah yang bekerja luar biasa di dalam anakNya.
Dari pasal 1 kitab Markus, Allah menunjukkan pekerjaanNya melalui Yesus Kristus
dengan segala kegiatannya. Sedangkan Yohanes berbicara tentang sesuatu yang
sifatnya tinggi sekali (filosofi dan filsafatnya luar biasa). Ia ingin menggambarkan
tentang Allah di dalam Kristus Yesus yang adalah firman Allah yang hidup. Pada
pasal 2, Matius mencoba mengangkat tentang nubuatan Mikha yang dimasukkan dalam
peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Ia berbicara sesudah Yesus dilahirkan. Ia
mencatat bahwa Yesus sudah dilahirkan di Betlehem. Waktu ia mengangkat kitab
Mikha , ia mengakat peristiwa setelah Yesus setelah dilahirkan. Kalau kitab
Lukas mencatat saat Yesus belum dilahirkan (masih di kandungan ibunya). Matius
menceritakan Yesus sudah dilahirkan artinya nubuatan kitab Mikha sudah terjadi
(digenapi) yaitu Yesus Kristus ada di tengah-tengah dunia.
Dua hal yang disoroti
dalam pesan yang disampaikan Mikha yang diangkat oleh Kitab Matius :
1.
Di dalam Kristus, ada pengharapan
Matius 2:5 Mereka berkata kepadanya:
"Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab
nabi: Siapa
‘mereka’? Mereka adalah ahli-ahli Taurat
yang ditanya oleh Raja Herodes untuk meneliti
apakah benar berita yang disampaikan oleh orang-orang Majus bahwa telah
lahir seorang raja. Pada ayat 5 dikatakan ‘mereka berkata’. Yang dimaksud dengan
‘mereka’ adalah ahli-ahli Taurat artinya
orang-orang yang menekuni firman Allah yakni orang-orang yang sangat teliti terhadap
firman Allah. Ayat 5 ingin memberi gambaran bahwa pada waktu Matius mengutip
kitab Mikha, ia tidak sembarangan mengangkatnya , karena mereka adalah
ahli-ahli Taurat yang tahu kapan ayat ini berbicara, berlaku dan benar-benar
nyata. Matius ingin mengatakan bahwa ahli-ahli Taurat mengangkat satu bagian
dari nubuatan dari kitab Mikha. Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau
sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda,
karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan
umat-Ku Israel." (Matius 2:6).
Di zaman Nabi Mikha orang-orang Israel hidup dalam moral yang
sangat bobrok dan akhlaknya buruk sekali. Pada pasal 7:5, Nabi Mikha berkata kepada
orang-orang Israel,” Janganlah percaya kepada teman, janganlah
mengandalkan diri kepada kawan! Jagalah pintu mulutmu terhadap perempuan yang
berbaring di pangkuanmu!. Sampai sedemikian bobrok moral orang Israel
karena di sana hukum diputarbalikkan, hakim tidak lagi memutuskan yang benar,
imam-imam tidak mengajarkan yang baik, semua orang yang seharusnya menjadi
penuntun justru membelokkan kebenaran. Kondisi kehidupan rohani orang Israel saat
itu adalah kehidupan yang sangat susah. Ditambah lagi hidup negara mereka juga menjadi
susah. Akibatnya , keadaan mereka sangat memprihatinkan. Di tengah kondisi yang
prihatin seperti itulah, Allah memberi nubuatan melalui Nabi Mikha. Yang pertama ada harapan di tengah
ketiadaan harapan.
Matius ingin mengatakan ada pengharapan di tengah dunia ,
lokasi hidupmu, pemimpinmu, imam yang tidak memberi harapan. Artinya Allah yang
memberi pengharapan. Ini sangat penting dan luar biasa. Bila kita hidup di
zaman yang susah, hanya ada 1 yang bisa menolong kalau masih ada pengharapan.
Saat kita masih punya pengharapan, itu menjadi titik pengharapan yang membuat kita bertahan dan bisa keluar
dari masalah. Kalau pengharapan tidak ada, kita akan menjadi susah dan lemah.
Saat tim besuk saat datang ke rumah sakit pada minggu ketiga,
kata-kata yang kita berikan kepada pasien (termasuk yang menderita kanker
stadium 4), kita masih tetap berani menyampaikan bahwa masih ada pengharapan
dalam Kristus. Itu bukan omong kosong atau perkataan pepesan bahwa pengaharapan
itu ada. Kitab suci memberikannya kepada kita. Pada Roma 8, Rasul Paulus
memberikan kepada kita suatu perjuangan iman bahwa pengharapan yang kita miliki
dalam Anak adalah pengharapan yang luar biasa. Sehingga dikatakan kita lebih
dari orang-orang yang menang karena pengharapan itu ada.
Kitab Mikha
berlatar kondisi negara Israel yang susah. Intinya sangat berarti bagi mereka,
Kalau intinya pengharapan di tengah kesulitan yang ada maka orang akan menjadi
kuat dan bisa bertahan. Pdt. Stephen Tong mengangkat satu komentar dari salah
satu murid Kong Hu Cu (551 SM -479 SM) yang bernama Mencius (372 SM-289 SM)
yang mengatakan,”Kalau di suatu negara muncul banyak orang-orang aneh dan tidak
benar maka itu tandanya negara tersebut sedang menuju kehancuran. Berarti
negara itu sedang dalam kesusahan (darurat).” Mencius dalam hikmatnya melihat
orang-orang yang muncul aneh artinya negara dalam keadaan darurat dan bila
tidak bisa diatasi maka negara menjadi susah. Kota di mana Nabi Mikha hidup,
orang-orang aneh muncul dan itu lambang dari kehancuran orang-orang Israel. Orang percaya merasa
terpuruk dan sepertinya tidak ada jalan keluar , maka di situlah titik
pengharapan yang Allah berikan. Ini menjadi berita hebat dan besar karena waktu
pengharapan diberikan, ia bisa membuat orang bertahan sampai akhir garis
pertandingan.
Ada cerita yang menjadi legenda
tentang sejarah kerajaan Tiongkok pada ujung dinasti Han. Saat itu kerajaan Tiongkok
dibagi menjadi 3 kerjaaan besar (Cao Wei , Dong Wu dan Shu Han) yang dikenal dengan Zaman Tiga Negara atau Sam Kok (seperti
juga negara Israel yang juga pecah setelah keturunan Raja Salomo yakni Rehabeam
menjadi 2 kerajaan). Kerajaan Wei dipimpin oleh Cao Cao (panglima perang yang
menjadi raja pada tahun 216). Dia memimpin kerajaan Wei. Dia seorang panglima perang yang hebat dan politikus
yang luar biasa. Suatu kali ia memimpin perang dan membawa pasukan untuk
mengejar musuh. Ternyata pengejarannya memakan waktu yang lama, akibatnya dalam
perjalanan perang mereka mengalami kesulitan air karena persediaan air habis.
Perang dalam jangka panjang tidak boleh mengabaikan air karena minuman
dibutuhkan oleh tubuh. Apalagi perangnya di padang belantara yang panas luar
biasa. Sehingga banyak yang mulai mati perlahan-lahan termasuk unta. Cao Cao menyadari
ia dalam dilema besar dan sadar bahwa prajurit-prajurit nya sudah mulai
kelelahan dan tidak tahan karena kekurangan air. Waktu Israel keluar dari Mesir
dan menyeberang Laut Teberau, lalu mereka berjalan-jalan di padang gurun dan
bersungut-sungut karena tidak ada air. Peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa
di Mara dan Elim (di Elim ada 12 pohon korma dan mata air yang banyak, di sana
mereka minum). Karena tidak ada air , Raja Cao Cao paham bahwa tentaranya akan kepayahan.
Ia kemudian berkata kepada tentaranya, “Prajurit-prajuritku, kita akan masuk ke
bukit di depan kita (bukit ini tidak dekat walau kelihatan). Di belakangnya ada kebun persik yang sangat ranum
dan kebun itu menanti kita untuk dimakan. Buah persik itu akan menghasilkan air
yang menolong tubuh kita, mari kita menuju ke sana.” Sewaktu berbicara seperti
itu, prajurit-prajuritnya menjadi bersemangat
kembali. Mereka pun menuju ke tempat di belakang bukit itu. Penyerangan pun berlanjut
lagi karena sebuah kalimat perkataan Raja Cao Cao bahwa mereka akan dapat buah
persik di balik bukit itu. Pertanyaannya : apakah ada buah persik di balik
bukit itu? Dalam catatan cerita itu, ternyata buah persik itu tidak ada. Tetapi
perkataan Raja Cao Cao membangkitkan semangat dan kekuatan kembali di tengah-tengah
prarjurit yang sedang berjuang dalam kondisi kehabisan air. Raja Cao Cao tahu
pengharapan harus diberikan kepada prajurit-prajuritnya. Cerita ini menjadi
legenda dan cerita motivasi yang sering diangkat orang pada saat orang tidak
punya pengharapan. Perkataan Cao Cao memberi semangat. Waktu Nabi Mikha
mengatakan nubuatan, tidak seperti Raja Cao Cao, ia memberikan nubuatan yang pasti,
jelas, digenapi Allah dan datangnya dari
Allah. Sehingga Matius 2:1 mengatakan, “Sesuah Yesus dilahirkan”. Saat itu orang-orang
Israel berada di dalam jajahan Yunani, mereka jadi orang-orang yang tertawan. Bahkan
di tengah orang-orang yang memberikan reaksi-reaksi yang tidak nyaman, tetap
ada pengharapan bagi kita yang percaya. Yesuslah pengharapan itu. Yesus tidak pernah
berdusta dalam apa yang Dia janjikan. Maka Nabi Mikha berkata kepada
orang-orang Israel di zamannya, bahwa nanti ada raja yang akan lahir di satu
kota yang kecil yang tidak dipandang dan dianggap, tetapi Allah akan memunculkan
pemimpin dari sana yang menjadi pengharapan orang yang percaya.
Minggu lalu waktu mau ke Medan, saya
naik taxi dan ngobrol dengan tukang taxi. Ia berkata, “Sekarang Indonesia susah
sekali untuk mencari uang. Uang setoran belum dapat penuh dan tidak seperti dulu. Mudah-mudahan setelah pemillu
berubah keadaannya.” Ia berkata lagi, “Saya kadang berpikir , pemimpin tidak perlu
benar tapi yang penting ekonominya bagus. Karena punya pemimpin yang mencegah
korupsi , repot juga. Ekonomi jadi susah.” Saya jadi terdiam mendengar pikiran
yang kacau ini tapi kemudian meluruskan, “Iya Pak. Memang sekarang kondisi sedang
susah karena pemerintah sedang memberantas korupsi. Tetapi nanti kalau kondisi sudah
aman dan jalan, maka ekonomi akan jadi baik. Tetapi walau susah, tetap ada
kekuatan dan pengharapan.” Ia berkata,”Kalau bisa jangan seperti ini.” Saya
menanggapi lagi,”Namun tidak berarti tidak memilih presiden yang baik. Karena yang
benar pasti ada pengharapan.” Kristus adalah pengharapan kita dan dikatakan Ia
adalah pengharapan dunia. Kita dimiliki Kristus jadi kita punya pengharapan.
Pengharapan itu yang harusnya menjadi
dasar kita. Jangan sampai kita berjalan tanpa pengharapan. Entah pengharapan di
tengah ekonomi, rumah tangga atau pekerjaan (dagang), pengharapan itu ada.
2.
Kristus memberikan damai sejahtera
Nabi Mikha
berkata pasal 5:4a,”dan dia menjadi damai
sejahtera.” Siapa Dia? Yaitu Raja yanga akan muncul di Betlehem. Matius 2:6
Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang
terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan
bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
Siapa orang itu? Ia yang memimpin dengan mengembalakan. Ia akan memberikan
damai sejahtera. Intinya, di tengah rasa keputusasaan dan rasa di mana kelaliman
dan kekejaman orang-orang yang ada di
sekeliling itu , Raja itu akan memberikan damai sejahtera. Yesus yang adalah
pengharapan sejati, Dialah pengharapan yang memberikan damai sejahtera. Dia
adalah raja yang memberi shalom, raja damai. Yesus berkata kepada orang banyak,”
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu
dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28).
Saat Ia menawarkan ajakan untuk datang kepadaNya, Ia sedang berbicara
bahwa Dialah sumber damai sejahtera.
Dialah yang sanggup memberi damai sejahtera yang tidak bisa hilang dari dunia. Itu
sebabnya Ia memberi garansi kepada murid-muridNya di loteng saat perjamuan
kudus, “Damai sejahtera Kutinggalkan
bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak
seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar
hatimu.” (Yohanes 14:27) karena
damai sejahtera ini tidak akan dan tidak bisa hilang. Kalalu dapat damai sejahtera dari
dunia sifatnya tidak kekal. Sewaktu uang banyak, rasanya agak enak. Uang memang
bisa memberi damai sehingga waktu melihat banyak deposito hati jadi enak.
Itulah ornag dunia (Matius 6:21 Karena di
mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada). Hati sejahtera kalau punya
uang dan deposito yang banyak. Orang yang punya tabungan kecil, saat bertemu
dengan orang yang punya banyak uang menjadi malu. Uang tidak bisa memberi damai
sejahtera yang kekal dan tidak bisa menjamin damai sejahtera. Ada orang kaya
yang menderita sakit yang tidak bisa disembuhkan berkata,”Kalau ada yang bisa saya
tukar dengan uang, maka akan saya tukar penyakit saya. Saya tidak mau sakit.”
Ada juga orang kaya yang tidak bisa tidur, padahal orang yang dagang di Manggarai
bisa tidur dengan nyenyak dan mulut menganga padahal banyak mobil lewat. Orang
kaya itu berkata, “Tolong doakan agar saya bisa tidur. Kalau bisa membeli tidur
dengan uang, saya mau beli.” Ternyata uang tidak bisa memuaskan. Nabi Mikha
berkata, “Dia adalah Raja yang memberi shalom (damai sejahtera)”
Penutup
Dalam memasuki natal di
tahun 2017, apakah Yesus benar-benar ada di dalam hatimu, Yesus berotoritas
dalam dirimu, Yesus benar-benar menguasai hidupmu? Kalau benar dia berotoritas
dan memimpin, maka damai sejahtera yang Dia berikan tidak akan pernah hilang
meskipun kita berada dalam kondisi yang paling sulit. Karena Nabi Mikha sudah menubuatkan
, “Dialah damai sejahtera yang diberikan Allah kepada kita.” Mari kita mensyukuri
tentang kebaikan Allah dalam berita natal ini. Ada 2 berita besar yang kita
bawa pulang, pengharapan yang tidak pernah hilang dan damai sehjahtera yang
bisa diambil oleh apapun dan siapapun. Pertanyaannya , Benarkah Yesus ada di
hati kita? Benarkah Yesus sungguh-sungguh lahir di hati kita? Itulah pertanyaan
yang harus kita jawab dalam hati.
No comments:
Post a Comment