Pdt. Christhantio
1 Pet 5:8
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu,
si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari
orang yang dapat ditelannya.
Pendahuluan
Seabad
yang lalu diluncurkan sebuah kapal penumpang Inggris yang diklaim sebagai kapal
yang tidak bisa tenggelam. Namanya Titanic. Panjangnya 269
m, beratnya 52.310 ton dan dirancang oleh arsitek laut Thomas Andrews. Kapal
ini mulai dibuat 31 Maret 1909. Uji coba pertama 31 Mei 1911. Ternyata kapal
yang mewah, terbesar, luar biasa dan tercanggih saat itu tenggelam setahun
kemudian (15 April 1912) di Samudra Atlantik Utara dalam perjalanan dari Southampton
(Inggris) ke kota New York setelah menabrak gunung es! Bersamanya, sekitar
1.514 orang ikut tenggelam. Kapal ini dirancang senyaman dan semewah mungkin,
dengan dilengkapi gimnasium, kolam renang, perpustakaan, restoran kelas atas
dan kabin mewah. Di tengah kenyamanan, tidak ada yang menduga bahwa akhirnya
kapal itu tenggelam dalam perjalanan perdananya. Oleh karena itu di masa
sekarang ini kita perlu hati-hati dalam segala kondisi terutama dalam
kenyamanan hidup. Waspadalah! Semakin nyaman hidup, kita bisa “tenggelam”.
Waspadalah!
Kita
diingatkan oleh firman Tuhan dan pengalaman Rasul Petus seperti yang tertuang
pada 1 Petrus 5:8. Sadarlah dan
berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang
mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Seekor singa yang
mengaum menandakan ia sudah bersiap untuk menerkam musuhnya (tingal sekali melompat
mangsanya diterkam). Kalau sudah mengaum dipastikan mangsanya tidak bisa lari
lagi. Karena iblis sebagai musuh kita diibaratkan sebagai singa yang mengaum,
berjalan keliling dan siap menerkam, maka kita harus waspada! Tentara Gurkha
(prajurit asli Nepal) yang disewa untuk berperang, ternyata bisa tidak tidur selama
beberapa bulan. Hal ini dapat dilakukan karena tangan kirinya memegang senjata
sedangkan tangan kanannya memegang batu. Sewaktu tertidur, batu yang
dipegangnya akan jatuh dan menimpa
kakinya sehingga ia terbangun dan tidak bisa tidur. Lawan kita , iblis, siap
siaga menghancurkan kita. Bisa di tempat kerja, keluarga dan bahkan pelayanan
kita! Di tengah kenyamanan kita bisa tenggelam. Seorang eksekutive muda ditanya
temannya, “Kamu sudah punya berbagai fasilitas (mobil, rumah, gaji besar,
kedudukan tinggi), apakah kamu punya WIL (Wanita Idaman Lain) tidak?” Sang eksekutive
yang merupakan anggota gereja berkata, “Tidak punya. Karena itu dosa!” Temannya
berkata, “Bodoh! Kamu kan punya semuanya.” Temannya berkata demikian karena apa
yang zaman kuda gigit besi (dulu) tidak boleh dan dianggap abnormal, tetapi
sekarang diperbolehkan dan dianggap normal dan sebaliknya. Ada juga seorang
gadis di pojok gereja ditanya,”Mengapa termenung?” Dia rupanya menaksir seorang
pemuda di gereja namun tidak berani mengatakannya. Temannya berkata, “Memang dulu
seorang gadis menunggu pria datang. Namun sekarang gadis sudah umum berkata, ‘Aku
cinta padamu’ kepada orang yang ditaksirnya. Itu normal.” Ada juga hamba Tuhan yang
dibekali keris oleh pendeta terkenal
agar punya keberanian berkhotbah. Maka berhati-hatilah! Sekarang zaman edan.
Suatu
kali dalam suatu even olah raga, di atas meja tersedia 5 gelas aqua. Kemudian
datang 5 orang pria yang kehausan setelah lelah berolah raga. Sewaktu mau minum,
ada yang mengingatkan untuk tidak meminum dari gelas aqua tersebut karena bisa gila.
Namun karena terlalu haus, minumlah 4 orang di antaranya. Berapa dari kelima
pria tersebut yang gila? 1 orang! Itu jawaban kalau ditanya zaman sekarang. Karena
kalau tidak gila nanti dibilang gila, maka lebih baik gila sekalian. Kita ada
dalam dunia yang banyak tantangan dan masalah, dunia yang bisa menjerat kita.
Suatu kali anak pertama berkata, “Saya sudah 4 tahun membawa mobil Avanza dan
saya ingin mengganti mobil.” Saya persilahkan karena memang ia sudah punya penghasilan
sendiri. Lalu saya ke Medan untuk khotbah. Di sana, saya dijemput oleh orang yang punya perkebunan. Setelah
balik ke Jakarta, dia menelpon saya untuk mampir ke rumahnya di Kayu Putih.
Saya datang dan disambut oleh menantu wanitanya. Sang menantu kemudian memberi
saya BPKB, STNK dan mobilnya dan mengatakan bahwa itu dari papi mertuanya. Saya
berkata,”Tidak. Kami harus berdoa terlebih dahulu.” Sekitar satu-dua minggu
kemudian saya berkata, “Maaf saya tidak bisa menerimanya” padahal saat itu anak
saya sedang ingin mengganti mobil. Saya khawatir karena mungkin saja hartanya
berasal dari sumber yang tidak jelas dan di kemudian hari terkait dengan KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi). Ini masalah dalam hidup kita. Sehingga dimana-mana ada
jebakan, masalah dan tantangan yang bisa menjebloskan dan menenggelamkan
kehidupan kita. Di sekitar kita sangat banyak bahaya. Kita berada dalam
peperangan rohani. Kita ada dalam kehidupan yang sangat rawan. Saya punya seorang
asisten pendeta yang melayani di komisi pemuda-remaja. Orangnya pandai, hebat
dan luar biasa. Namun karena tidak
hati-hati, istrinya nikah siri dengan pria lain dan punya anak. Saya tidak mempercayai
berita tersebut dan mencari istrinya di Surabaya. Ternyata benar dan anaknya sudah
3 bulan. Hal ini terjadi karena waktu musim banjir, sang asisten pendeta
terlalu sibuk dan istrinya ditinggal. Saat banjir , istrinya harus mengurus 3
anak dan ditinggal sendirian karena sang suami harus khotbah dan mengajar. Lalu
ada pesan masuk ke ponsel sang istri dari mantan pacarnya yang mengajak reuni. Sang
suami tidak peduli, sedangkan mantan pacar peduli. Sewaktu banjir, sang mantan
membawakan makanan, sedangkan suami tidak tahu di mana. Karena ia tidak
hati-hati , iblis pun menyodorkan perselingkuhan itu dan sang suami pun tenggelam.
Istri dan hamba Tuhan ini tenggelam. Siapa yang mau pakai hamba Tuhan seperti
ini? Iblis berjalan seperti singa mengaum dan siap menerkam!
Banyak
orang Kristen tenggelam karena tidak mau melayani, tidak mau membaca firman
Tuhan dan berdoa. Allah mau kita beribadah , setia kepadaNya dan memberi
persembahan. Anak perempuan saya kuliah teologia dengan bea siswa di Amerika. Ia
bercerita bahwa ada seorang pengusaha di sana yang usahanya jatuh namun ia
tetap terbeban mau bangun gereja. Ia pun memberikan uangnya sebesar Rp 30
miliar! Dalam waktu 1 tahun, usahanya bangkit kembali. Ia mau tenang dan tidak
tenggelam, karena ia dekat dengan Tuhan.
Bagaimana kita bisa berhati-hati
(waspada) agar di tengah-tengah kenyamanan kita tetap nyaman dan tidak
tenggelam?
1. Maz 62:2
Hanya
dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Kita bisa hati-hati agar di tengah berkat kita bisa
menikmati berkat Tuhan, kita hidup nyaman di tengah kenyamanan karena dekat
dengan Allah. Mana yang dipilih : ikut kebaktian di hari minggu atau diadakan kebaktian
untukmu (karena sudah meninggal)? Mau ikut bernanyi atau dinyanyikan (di kebaktian
penghiburan di rumah duka saat meninggal)? Mau beri persembahan atau mau diberi
persembahan (pe-pao = amplop putih yang diberikan saat kedukaan)? Kalau setia
denganNya, maka kita dekat dengan Tuhan dan jauh dari hantu. Sebaliknya, kalau hidup jauh dari Tuhan maka
kita dekat dengan hantu yang sering menggoda dan menghancurkan kehidupan kita.
Kata pemazmur hanya dekat Allah saja, aku tenang (nyaman). Setiap pendeta punya
banyak tantangan dan masalah. Kalau ia memakai dasi kecil, dibilang pendeta
pakai dasi anaknya dan kalau pakai besar,
dibilang pinjam dari siapa?. Kalau badannya kurus, dibilang kurang iman
sedangkan kalau gemuk dikatakan kurang puasa. Ketika hidup dekat dengan Tuhan,
kita nyaman dan tidak akan tenggelam. Ketika tidak waspada maka kita akan
terjebak. Dosen teologi sekarang terbujuk (tergoda) untuk memperoleh jabatan
fungsional, akta mengajar dan sertifikat dosen. Saya seringkali ditawarkan
untuk punya hal-hal itu. Saya ditawarkan untuk diuruskan agar punya jabatan
fungsional dengan tingkat lektor kepala karena dengan demikian maka saya akan
digaji pemerintah sebesar Rp 20 juta tanpa mengajar. Saya bilang tidak. Saya
tidak perlu itu. Yang saya perlukan adalah melayani dengan hati-hati. Karena
bila tidak , saya akan tenggelam. Kalau tidak hati-hati dalam hidup dan bisnis
kita akan tenggelam, karena iblis selalu mengganggu kita. Sehingga Rasul Petrus
mengingatkan kita untuk berjaga-jaga dan waspada!
2. Maz 27:4-6 4 Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah
yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN
dan menikmati bait-Nya. Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu
bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat
aku ke atas gunung batu. Maka sekarang tegaklah kepalaku, mengatasi musuhku
sekeliling aku; dalam kemah-Nya aku mau mempersembahkan korban dengan
sorak-sorai; aku mau menyanyi dan bermazmur bagi TUHAN. Yang kukehendaki adalah
diam di rumah Tuhan, beribadah dan belajar dari
firman Tuhan. Kalau kita seperti itu tegaklah kepalaku mengatasi musuh di
sekeliling kita. Dan kita akan mampu mengatasi musuh kita itu. Waktu final World Cup 2014, saya sedang di New York
karena ada seorang jemaat yang minta didoakan untuk membeli apartemen 2 tahun
lalu dan tahun lalu ia sudah mendapatkannya sehingga Juni-Juli 2014 saya ke sana
dan tinggal di apartemennya. Dekat apartemennya
ada restoran “Borca Junior Steak House” milik orang Argentina. Saya perhatikan
pada pk 4 pagi, banyak sekali orang Argentina berkumpul di sana. Malamnya saya
ke gereja untuk khotbah. Selesai kebaktian pk 18-19 saya berjalan di pusat
keramaian di sana dan melewati restoran tersebut. Saya melihat ada kelompok orang
Argentina yang tertunduk kepalanya karena tim sepakbolanya kalah. Sedangkan ketika
bertemu dengan anak muda Jerman, mereka bersorak-sorai dan terangkat kepalanya
karena tim sepakbola negaranya menang. Orang yang kalah keluar dengan kepala
tertunduk. Kalau kita menang dan beribadah dengan setia kepada Tuhan, maka kita
akan mampu mengatasi musuh di sekitar kita. Bila ada telpon masuk kita harus
berhati-hati karena sekarang penjahat memakai hipnotis. Dengan suara kita sudah
dihipnotis. Dia menelpon kita saat dia berada di kantor / di luar rumah kita dan
minta bertemu. Lalu tanpa sadar, kita diajak ke bank untuk mengambil uang dan
diberikan kepadanya sampai semuanya terkuras habis. Maka itu kita harus berhati-hati
dan kita harus berada di rumah Tuhan. Saat menghadapi bujukan , maka tegaklah
kepalaku mengatasinya. Penipuan, hipnotis, tawaran yang membawa nikmat dan
kehancuran telah terjadi. Ada seorang ibu yang sangat memanjakan anaknya. Ia
membelikan anaknya ponsel yang harganya Rp 8-10 juta. Ternyata anaknya
menggunakan ponsel tersebut untuk mengunggah foto dan film porno! Padahal untuk
alasan agar mudah dihubungi, maka sang ibu seharusnya cukup membelikan ponsel biasa
saja. Saya telah 20 tahun lebih mengajar di SMA di mana 80% dari siswanya
berasal dari keluarga broken home.
Ada anak yang sekolah 2 hari, namun 3 hari mamanya ke sekolah karena mengurus skorsing
anaknya. Karena tidak waspada, orang tua yang kaya-raya pemilik pabrik rokok
besar tersebut membiarkan anaknya seperti itu dan akhirnya mereka lebih sering
ke sekolah daripada anaknya dan sekarang anaknya tersebut mengendalikan bisnis
orang tuanya! Di sekitar anak kita, iblis sedang mengganggu. Di tengah kenyaman,
kita digiring kepada hidup yang tenggelam. Makanan yang saya suka swike (sup kodok).
Saat berbicara dengan koki yang memasaknya, saya bertanya apa resepnya sehingga
swike yang dibuatnya enak sekali. Sang koki menjelaskan bahwa kalau masak swike
jangan dipotong melainkan taruh saja kodoknya pada air dingin di panci sehingga
sang kodok bisa bermain di air. Lalu nyalakan kompor secara perlahan sehingga
suhu airnya terus meningkat. Sang kodok tidak menyadarinya sehingga akhirnya
mati dalam keadaan senang. Itu yang enak katanya dan hal seperti itu yang
dilakukan iblis sehingga hidup kita sepertinya nyaman, enak namun akhirnya kita
binasa dalam kekekalan. Ada anak muda minta didoakan untuk mendapat pekerjaan.
Setelah dapat, awalnya ia masih ke gereja walaupun sudah berkurang. Setelah 3
bulan bekerja, ia ke gereja selama sekali sebulan. Lalu setahun kemudian ia hanya
sekali setahun ke gereja dan 2 tahun kemudian ia tidak lagi ke gereja! Ada juga
seorang pemudi yang dulunya sangat aktif melayani, namun setelah menikah ia
jarang ke gereja dan melayani. Awalnya karena ia sibuk mengurus rumah tangganya
sehingga ia tidak lagi mengikuti paduan suara dan melayani Sekolah Minggu. 3
bulan kemudian ia hamil dan mengalami pendarahan sehingga tidak ke gereja
karena menurut dokter ia harus istirahat total (bed-rest). Ia berjanji setelah anaknya lahir , ia akan ke gereja.
Namun ternyata setelah anaknya lahir, ia hamil lagi dan kembali tidak ke
gereja! Lama-lama ia tenggelam dan akhirnya tidak pernah ke gereja lagi. Apakah
kita baru mau ke gereja setelah dibuat kebaktian (saat disemayamkan)?
Berhati-hatilah! Lawanmu si iblis berjalan keliling ingin menenggelamkan dan
menghancurkan kita.
Penutup
Sewaktu
saya, istri dan kedua anak saya masih tinggal bersama maka sepanjang malam,
kita tidur dan berdoa bergantian. Pk 23 kami pertama-tama berdoa bersama-sama.
Pk 24 kedua anak saya masuk ke kamarnya masing-masing. Anak kedua saya yang
perempuan berdoa dari Pk 00-01.30. Lalu anak pertama saya yang lelaki
menyambungnya dari pk 1.30-2.30. Setelah itu saya yang berdoa sampai pk 4 dan
selanjutnya istri saya yang berdoa. Rangkaian doa ini berjalan terus dan tidak
pernah terputus sehingga iblis tidak mampu mengganggu. Pk 6 pagi kami sudah di gereja. Anak perempuan saya
melayani dalam music (main piano). Pk 12 siang ia latihan lagi untuk kebaktian
sore dan pelayanan ditutup pada malam hari. Dengan ikatan seperti itu, iblis
tidak mampu masuk dan menghancurkan keluarga kami. Karena waspada kita tetap
bisa nyaman dan tidak tenggelam, di tengah kenyamanan yang Tuhan berikan dan
kita nikmati. Sewaktu anak kedua saya bekerja di Charoen Pokphand, tiap bulan
ia komitmen untuk memberi makan ke panti asuhan dan dia puas. Ketika ada 20
pendeta datang ikut seminar di Jakarta, anak pertama saya mengambil uangnya
untuk diberikan ke para pendeta tersebut dan ia merasa puas! Hidup kita nyaman
karena dekat dengan Tuhan!
Ada
seorang eksekutif ditawarkan gaji yang mencapai Rp 250 miliar setahun! Namun
kalau ia menerima pekerjaan itu, ia bisa meninggalkan Tuhan dan tidak bisa
pergi ke gereja. Apakah dia akan menerimanya? Dalam kehidupan, pilihan ada di
tangan kita. Apakah kita mau nyaman namun tenggelam? Mari kita dekat dengan
Tuhan saja agar mengatasi gangguan dan hambatan.
No comments:
Post a Comment