Ev. Djie Sadar Mahonny
1 Tes 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki
Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Mengucap syukur bukan sekedar kata-kata. Seringkali
kita mengucap syukur tanpa mengetahui esensi dan maknanya. Sebagai orang
Kristen, kita hanya terbiasa berkata,”Syukur”. Bahkan kadang-kadang kita salah
dalam mengucap syukur. Misal : Kalau ada anak atau cucu yang nakal dan
diberitahu tidak mau. Suatu saat ia jatuh,
kita lalu berkata,”Syukurin loe...Rasain loe...” Tuhan tidak menginginkan
seperti itu. Atau kita hanya mengucap syukur kalau semuanya berjalan lancar. Misal
: setiap mendapat anak perempuan hingga 3 orang kita mengucap syukur. Tapi setelah
berdoa untuk mendapat anak lelaki, ternyata mendapat anak perempuan lagi,
apakah masih mengucap syukur? Atau bila mendapat anak laki tapi cacat, apakah masih
mengucap syukur? Ucapan syukur menunjukkan keyakinan iman kita kepada Tuhan.
Menunjukkan kaitan erat antara iman kita kepada Tuhan.
Mengapa kita sulit mengucap syukur?
Hidup ini indah atau sukar? Lebih banyak susah atau
indahnya? Bila kita diperlihatkan sebuah kertas putih dengan bundaran-bundaran
kecil warna hitam dan merah, lalu ditanya apa yang kita lihat? Ada yang melihat
noda hitam atau noda merah atau keduanya. Padahal yang paling besar adalah
kertas putihnya. Hal ini ibarat manusia
yang fokusnya melihat (titik) noda-noda saja dalam hidupnya. Kita lupa ada
selembar kertas putih yang lebih besar dan menarik. Kalau kita gambarkan hidup
sebagai kertas dengan titik merah dan hitam, maka kita melupakan kertas putih
yang besar. Kalau kita fokus pada masalah yang buruk dalam hidup kita, maka
hidup menjadi tidak indah. Yang ada hanyalah masalah. Begitu banyak keindahan
yang perlu disyukuri. Tidak sakit telinga itu indah. Pernah bersyukur untuk telinga
yang tidak sakit? 1,5 bulan lalu saya masuk RS untuk menjalani operasi pertama
kalinya dalam hidup saya. Hal ini karena gendang telinga kiri saya pecah saat kecelakaan
di laut, sehingga 3 tahun yang lalu pendengaran sedikit menurun. Namun yang
jadi masalah adalah suara seperti suara jangkrik di telinga kiri saya selama 24
jam. Operasi berhasil , namun suara “jangkriknya” belum hilang. Kalau fokus ke
suara , maka saya menderita. Tetapi saat berkhotbah dan fokus ke khotbah saya
lupa hal itu. Kita semua menghadapi masalah, tetapi mari kita fokus ke hal yang
lebih baik. Kita susah mengucap syukur, karena kita fokus ke hal yang tidak
tercapai daripada yang tercapai. Misal : kita punya 10 target , 8 sudah
tercapai. Lalu kita fokus ke 2 target yang tidak tercapai, sehingga kita melupakan
yang 8. Ada yang berkata, “Sesuatu hanya indah sebelum kita miliki.” Ini
berlaku bagi yang belum menikah. Katanya menikah seperti naik perahu kora-kora
di Ancol. Begitu mendengar orang
berteriak-teriak, teriakannya menarik perhatian kita. Kita pun antri untuk naik,
namun saat giliran kita diayun, kita mau muntah lalu kita pun berteriak. Teriakan
yang sama seperti orang yang terdahulu. Baru kita menyadari, teriakan tadu
bukan menunjukkan kegembiraan tapi minta turun. Ketika kita teriak , teriakan
kita menarik orang dan mereka antri untuk naik.
Ada sebuah tulisan yang menarik. Di saat kita seharusnya
bersyukur bisakah kita bersyukur? Apa yang menarik diburu orang. Yang tinggal
di gunung merindukan pantai, yang tinggal di pantai merindukan gunung, Di musim
kemarau merindukan hujan, di musim hujan merindukan kemarau. Saat diam di rumah
merindukan berpergiaan, waktu sedang berpergian, merindukan diam di rumah. Waktu
ramai mencari ketenangan, saat tenang merindukan keramaian. Setelah berkeluarga
belum punya anak, mengeluh dan merindukan anak. Setelah memiliki anak, mengeluh
karena biaya hidup tinggi. Kita tidak pernah bahagia. Sebab segala sesuatu
hanya tampak indah sebelum dimiliki. Namun setelah dimiliki tidak indah lagi.
Kapan kebahagian didapatkan kalau kita hanya memikirkan apa yang belum ada dan mengabaikan
apa yang sudah kita memiliki. Jadilah pribadi yang selalu bersyukur.
Bersyukurlah senantiasa dengan berkat yang sudah kita miliki. Bagaimana mungkin
daun kecil menutupi dunia yang luas ini. Jangankan bumi, menutupi telapak
tanganpun tidak bisa. Namun bila daun kecil ini ditempelkan di mata kita maka
tertutuplah bumi. Begitulah kalau hati
kita ditutupi hal buruk, maka kita melihat keburukan ada di mana-mana. Bumi
akan tampak buruk dan suram. Jangan menutup mata kita walaupun dengan daun yang
kecil. Jangan menutup hati kita walau dengan sebuah pikiran yang buruk. Bila
hati kita tertutup, tertutuplah semuanya. Syukuri apa yang sudah kita miliki. Tulisan
ini sangat menarik. Ucapan syukur berkaitan dengan iman keyakinan kita. Itu
berarti pengenalan kita pada Allah cukup. Keyakinan kita terhadap rancangan
Allah sudah cukup. Kalau anda sering bertanya mengapa begini Tuhan?, anda tidak
akan mengucap syukur. Kalau sedikit-sedikit mengeluh, tidak mengucap syukur.
Intinya, bahwa kesulitan ada tapi kita yakini Tuhan ijinkan terjadi, karena ada
sesuatu yang Tuhan inginkan tercapai. Persoalannya kita tidak siap jadi berkat
melalui cara seperti itu. Kesulitan boleh datang, masalah bagi manusia adalah bagaimana
menyelesaikannya. Ada seorang petambak ikan. Di kampungnya semua orang beternak ikan. Ikannya sama. Dari
indukan yang sama, air dengan Ph yang sama , makannya pun sama dari pabrikan
yang sama. Jam makannya pun sama. Tetapi aneh sekali ada satu bapak, ikannya
beda, tekstur dagingnya lebih enak. Tidak ada yang tahu rahasianya. Suatu hari
bapak ini meninggal. Semua orang berbondong-bondong ke tambaknya melihat
rahasianya. Tidak ada yang aneh. Tetapi seseorang mengamati , ternyata bapak tersebut
sengaja memasukkan beberapa ikan buas di dalam tambaknya. Itu rahasianya. Jadi
ikan yang dipelihara dikejar setiap saat oleh ikan buas ini sehingga ikan
memiliki tekstur daging yang lebih baik. Di gereja ada biang kerok. Anggap saja
biang kerok itu ikan buas. Persoalannya kita siap atau tidak. Kalau kita siap,
maka ikan buas itu akan membuat kita menjadi lebih kuat. Tapi kalau kita tidak
mengerti, maka ikan buas itu akan memangsa kita. Ketika Tuhan ijinkan persoalan
melanda kita, itu ikan buas. Kalau kita mengandalkan dan percaya Tuhan , maka
kita akan mendapat berkat. Persoalan memang berpotensi membuat kita terpuruk.
Tetapi jangan salah, persoalan hidup membuat kita naik kelas. Ketika HP pertama
kali keluar, ukurannya sangat bear. Masalahnya : besar dan harganya mahal. Sekarang
HP sudah menjadi barang kebutuhan yang mudah didapat dengan harga yang
terjangkau. Ada masalah, cari solusinya, naik kelas. Ketika TV muncul, gambarnya
hitam putih. Lalu dibuatlah yang berwarna. Ketika TV berwarna muncul, orang
tidak puas. TV terbaru dipasang di kacamata. Itulah kemajuan. Darimana sampai
kemajuan seperti itu? Karena orang mendapat masalah, mengatasi masalah dan naik
kelas. Yakini Tuhan akan memberikan yang terbaik walau kita tidak mengerti.
Sesuatu yang buruk terjadi untuk mendatangkan kebaikan. Yakini, imani itu. Alkitab
berkata, “Allah turut berkerja utnuk mendatangkan kebaikan bukan keburukan.
Bagi orang yang terpanggil dan mengasihi Dia yang hidup sesuai dengan rancangan
Tuhan.” Masalah bagi kita ialah, kita tahu diujung sana ada sesuatu yang indah,
tapi dalam rangka menuju ke sana, Tuhan tidak memberikan peta jalan bagi kita.
Contoh : Yusuf muda mendapatkan pemberitahuan suatu
saat ia akan jadi pejabat. Tapi bagaimana caranya tidak tahu. Ia lahir dengan
saudara-saudara yang kurang ajar. Bukan rancangan Tuhan , bahwa saudaranya akan
kurang ajar, tetapi memang demikian adanya. Tanpa begitu, tidak mungkin Yusuf
akan menjadi seperti itu. Tanpa ayahnya ia pergi ke Mesir. Yakub sangat cinta
dengan Yusuf. Yakub mendapat mamanya setelah ditipu 14 tahun. Kedua, mereka anak
Yahudi yang sangat menjaga kekudusan hidup. Bagaimana mungkin Yakub melepaskan
anaknya pergi ke Mesir. Lalu singkat cerita Yusuf pergi ke Mesir. Ia jadi budak
di sana. Tidak ada peta jalan. Gelap semuanya, tetapi ia tahu Tuhan akan memimpin.
Saat ia menjadi budak, Tuhan menyertai dia. Pekerjaannya berhasil. Lalu Yusuf
digoda nyonya rumahnya Digoda itu berita buruk bagi Yusuf. Dan ia pun menjadi
napi. Orang yang disertai dan benar di hadapan Tuhan , justru masuk penjara.
Tetapi Tuhan tetap menyertai dia. Ia berkarya luar biasa sampai 2 pejabat masuk
penjara lagi. Lalu Yusuf berpesan kepada salah satunya setelah ia menolongnya
agar kalau sudah bebas jangan melupakannya. Yusuf tetap menjadi napi. Sampai
waktunya Tuhan. Yusuf akhirnya keluar menjadi yang dijanjikan kepada dia. Kita
bisa melihat sesuatu indah dibalik itu? Tetapi bagi Yusuf yang menjalaninya,
perjalanan hidupnya penuh air mata penderitaan.
Karena itu kita yakin Tuhan membuat rencana itu indah bagi kita. Banyak
kesulitan, bersyukurlah! Apapun situasi yang melanda, kita bersyukur. Tuhan
tidak membiarkan kita menderita tanpa menyertainya kecuali kita tidak mau ikut
ambil bagian di dalamnya. Ada sebuah cerita tentang seorang raja yang berburu.
Ia didampingi banyak pengawal dan seorang penasehat. Suatu kali terjadi kecelakaan
dan raja kehilangan jempolnya. Ia sedih sekali, bagaimana seorang raja cacat? Sang
penasehat bilang, “Tidak apa-apa , mungkin itu sesuatu yang baik.” Raja marah
dengan komentarnya,”Apanya yang bagus?” Jabatan sang penasehat diturunkan dan dimasukkan
ke penjara. Beberapa bulan kemudian raja sudah pulih dan pergi berburu kembali
bersama para pengawalnya. Kali ini , mereka nyasar dan berada di antara para kanibal.
Semua ditangkap dan satu per satu dipotong dipersembahkan ke dewa. Terakhir
sang raja. Karena raja ini tidak sempurna, cacat dan dewa tidak mau menerima
orang yang cacat, akhirnya raja dibebaskan. Ia senang sekali. Wah beruntung
jempolnya hilang. Sampai di istana ia ingat sang penasehat yang di
penjara. Sang penasehat dikeluarkan dan
dipulihkan posisinya. Benar kan jempol yang
hilang bisa menjadi sesuatu yang indah? Raja berkata, “Betul.” Sang penasehat
menambahkan, “Tetapi saya juga bersyukur masuk penjara. Karena kalau tidak di
penjara saya sudah dipersembahkan kepada dewa.” Bersyukur kehilangan jempol?
Senang di penjara? Bersyukurlah kepada Tuhan. Di dalam situasi apa pun
bersyukurlah.
No comments:
Post a Comment