Sunday, July 28, 2013

Memberi dengan Sukacita


2 Kor 8:1-7
1  Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia.
2  Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.
3  Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.
4  Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus.
5  Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.
6  Sebab itu kami mendesak kepada Titus, supaya ia mengunjungi kamu dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya.
7 Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, — dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami — demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini.

Kita sedang menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali sehingga kita bersukacita namun bagaimana kita seharusnya bersikap dalam menantikan kedatanganNya? 2 Kor 8 merupakan pasal yang baik sekali yang menceritakan bagaimana gereja Tuhan dalam menantikan Tuhan. Gereja yang sudah menerima kasih karunia, penebusan darah Krsitus, dipindahkan dari murka Allah kepada terang yang ajaib. Itu sebabnya Rasul Paulus mendorong jemaat Korintus untuk hidup seperti jemaat yang berkenan kepada Tuhan. Rasul Paulus mengingatkan jemaat Korintus untuk melaksanakan komitmen gereja kepada Tuhan. Jemaat ini menjadi jemaat yang mengerti kehendak Tuhan, tetapi jemaat ini belum melakukannya. Maka seorang yang taat tidak cukup sekedar mengerti kebenaran , tetapi harus menjadi pelaku kebenaran. Contoh : jemaat Makedonia. Rasul Paulus mendapat penglihatan ada orang yang memanggil untuk menyeberangi ke mari. Rasul Paulus taat kepada pimpinan Tuhan. Ia pergi ke jemaat Makedonia, Filipi, Berea dan Tesalonika. Sekarang jemaat ini hidup luar biasa. Itu yang harus kita contoh dari jemaat yang bertumbuh.
Ayat 1-2. Selagi dicobai dengan berat , tetapi sukacita mereka meluap. Gereja ini mengalami kasih karunia Tuhan. Kasih karunia artinya gereja yang mengalami yang tidak layak mereka terima tetapi mereka menerima berkat Tuhan. Dulu mereka tidak mengenal Tuhan Yesus sekarang menjadi penyembah Yesus yang hidup. Dulu menyembah berhala sekarang menyembah Allah yang benar. Mereka yang harusnya dimurkai dan masuk ke dalam api neraka tetapi mengalami kasih Kristus. Sehingga gereja ini menjadi gereja yang luar biasa indahnya. Ada yang mengatakan gereja yang mengalami kasih Allah sekarang ini adalah gereja yang mewah dan gereja yang sukses adalah gereja yang banyak sekali uangnya, ribuan jemaatnya, banyak orang yang dibaptis. Apakah gereja yang berkenan yang demikian? Bukan, namun bukan  berarti gereja yang besar bukan kehendak Tuhan. Tetapi gereja hanya besar penampilan, banyak manusia karena banyak penampilan, bukanlah gereja yang diberi kasih karunia. Ada gereja yang besar, namun mencuri domba gereja yang lain. Ada gereja yang besar sekali di Los Angeles. Gedungnya begitu mewah dan manusia nya begitu banyak. Namun tahun lalu gerejanya tutup karena bangkrut karena uangnya diselewengkan. Yang paling mengerikan, penyelewengannya dilakukan oleh hamba Tuhannya. Mari kita belajar menjadi gereja yang sudah menerima kasih karunia Allah. Jemaat Filipi, Tesalonika dan Berea bukanlah jemaat yang kaya dan tidak punya masalah , melainkan gereja yang banyak masalah dan penderitaan. Banyak yang menekan hidup mereka karena mereka mengikut Kristus. Gereja yang menerima kasih karunia Tuhan tidak lepas dari masalah dan pergumulan. Melalui penderitaan dan kesusahan , gereja bertumbuh dan mengalami Allah sehingga sukacita mereka meluap-luap. Dalam dunia ini tidak ada gereja yang mengalami penderitaan kemudian mati gerejanya. Gereja di Tiongkok  banyak yang mengalami penderitaan, banyak hamba Tuhannya mati tetapi gerejanya bertumbuh di tengah penderitaan. Saat ini gereja India juga banyak yang mengalami penderitaan tetapi jutaan orang menjadi percaya kepada Kristus. Penderitaan tidak pernah merampas sukacita jemaat. Di Eropa, dulu gerejanya kaya luar biasa, mengalami berkelimpahan keuangan, namun sekarang gerejanya mati dan hancur. Beribu-ribu gereja dijual karena tidak sanggup dipelihara karena tidak ada lagi jemaatnya. Sekali lagi kita diingatkan , penderitaan kita sebagai gereja Tuhan dan pribadi tidak pernah jadi hancur kalau kita melibatkan Tuhan dalam hidup. Mengingatkan kita , agar jangan setelah menerima berkat Tuhan meninggalkan Tuhan karena lebih mencitai berkat Tuhan daripada Tuhan sendiri. Saya berdoa kalau dapat berkat. Doa saya , “Terima kasih berkatMu, tetapi bawa saya lebih dekat kepada Pemberi Berkat daripada berkatMu.” Gereja yang hidup tidak harus kaya. Kalau dipercayakaan kekayaan dari TUhan, gereja harus membawa kembali kepada misi Allah, bukan untuk diri sendiri.

Ayat 3. Gereja ini suka memberi walau tidak kaya. Ayat 2, mereka sangat miskin. Istilahnya “extreme” atau “sangat-sangat” miskin. Mungkin mereka hanya bisa makan 3x sehari pas-pasan. Dibandingkan orang di Jakarta yang makannya tidak hanya 3x, tapi tiap jam selama perut masih cukup. Ayat 2b, namun mereka kaya dalam kemurahan. Biasanya jemaat bisa kaya dalam hidupnya namun miskin dalam memberinya alias pelit. Herannya walau gereja Makedonia sangat miskin, tetapi sangat kaya dalam memberi. Gereja yang luar biasa! Rasul Paulus menjadi saks,i mereka memberi lebih dari kemampuan mereka. Bagaimana orang miskin memberi lebih dari kemampuan mereka? Apakah mereka seperti RobinHood yang suka merampas orang kaya dan membagikannya kepada orang miskin? Tetapi jemaat Korintus bukan seperti itu. Mungkin mereka makan 3x sehari pas-pasan dan hidup sederhana. Ada pendeta yang jago masak datang ke tempat pelayanan orang miskin gereja kami dan mengajarkan 4 sehat .. dan 3 lumayan! Karena orang miskin tidak bisa makan 5 sempurna. Sayur-sayuran yang murah tapi cara masaknya yang sehat. Sangat menarik sekali. Waktu jemaat ini mendengar sharing Rasul Paulus, bahwa orang Yahudi di Yerusalem kelaparan luar biasa. Rasul Paulus mengabarkan itu supaya orang percaya menolong orang yang mengalami penderitaan. Rasul Paulus menceritakan penderitaan orang Yahudi di Yerusalem. Waktu jemaat Makedonia mendengarnya, mereka langsung meminta dan mendesak Rasul Paulus supaya mereka memperoleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang kudus. Luar biasa! Mereka bukan orang berlebihan. Pas-pasan. Namun mereka memikirkan orang lainnya yang lebih kelaparan dan mereka tolong. Mereka bukan gereja kaya secara materi tetapi memberi lebih. Kemiskinan tidak membuat mereka mengasihi diri secara berlebih-lebihan. Mereka memuasatkan hati kepada Allah dan orang lain. Kemiskinan tidak pernah mematahkan semangat dalam memberi. Mungkin mereka tidak makan pagi supaya bisa dipersembahkan ke jemaat Yerusalem. Saking ‘kaya’nya, bukan saja mereka tidak makan pagi , tapi juga tidak makan malam, mereka sunguh-sungguh peduli kepada mereka yang kelaparan. Karena jemaat ini sadar, apa artinya lapar. Ibu Dorothy Marx setiap Kamis puasa alasannya,”Saya puasa supaya saya mengerti apa artinya kelaparan. Sehingga saya harus menolong mereka yang menderita.” Jemaat Makedonia mengerti apa artinya kelaparan sehingga mereka mendesak Rasul Paulus agar mereka diberi kesempatan ambil bagian dalam pelayanan. Alangkah indah jemaat Makedonia! Pendetanya tidak harus capai mendorong dan mendesak jemaatnya untuk menolong orang lain. Majelis tidak perlu mendesak jemaat untuk pelayaan. Jemaat ini dewasa dan ‘jatuh hati’ kepada jemaat yang kelaparan dan ingin memberi. Bila gereja di Indonesia seperti gereja di Makedonia, kita cepat memberantas kemiskinan di Indonesia. Sehingga semua orang bisa mengenal cinta kasih dan dengan cepat Tuhan Yesus akan datang.

Ayat 5. Mereka adalah orang-orang yang sadar. Hidup mereka boleh tetap bersukacita karena mengenal Yesus Kristus. Dalam penderitaan mereka melibatkan Allah dan Allah memberikan mereka penghiburan. Dalam kemiskinan, mereka bersandar dan mengalami kebaikan Allah. Itulah sebabnya mereka memberi hidup kepada Tuhan. “Kamu telah dibeli dan kamu bukan milik sendiri.” Ekspresi penyerahan hidup mereka kepada Allah, mereka ekspresikan dalam memberi kepada orang yang kelaparan di Yerusalem. Mereka digerakkan oleh Allah. Pelayanan diakonia bukan saja untuk orang yang mampu. Pelayanan misi bukan untuk yang mampu tetapi juga yang tidak mampu. Oleh karena itu Rasul Paulus berkata kepada jemaat di sana (lihat ayat 7). Sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu. Dalam iman, perkataan, pengetahuan, kesungguhan untuk membantu dan kasihmu terhadap kami. Demikian pula hendaklah kamu kaya dalam pelayanan kasih ini. Contoh gereja Makedonia yang miskin ini. Kamu bukan gereja miskin, salurkan berkat kepada yang kekurangan. Supaya orang lain yang menderita mengenal kasih Allah. Jika jemaat mengalami kasih Allah, tidak ada alasan untuk tidak memberi.

Ada seorang janda yang sangat miskin di Pluit. Kalinya hitam karena pembuangan limbah pabrik dan jadi kolam renang anak-anak. Toiletnya dimana saja. Lalatnya banyak. Di sana ada ratusan anak. Janda ini berenam dengan anak-anaknya. Suaminya meninggal sejak anaknya masih kecil. Setelah kematian suaminya, ia hanya tidur 2 jam setiap hari. Janda ini terus bekerja supaya anak-anaknya bisa makan dan sekolah. Tetapi janda ini bukan hanya pikirkan anaknya tetapi juga mengasih orang di lingkungan Manggaubi, sebuah daerah di Pluit yang miskin luar biasa. Kalinya bau luar biasa, rumah rata-rata mau roboh, jalan penuh air dan cacing. Maka kami digerakkan gereja Tionghoa dan lembaga pelayanan untuk mempedulikannya. Ada keluarga dengan 3-14 orang anak , sehingga di sana terdapat ratusan anak . Kami ingin mendapatkan bangunan untuk mengajarkan kesehatan anak dan ibu. Hanya ada 1 tanah dan itu milik Cik Timbul, sang janda tersebut. Itu bukan nama aslinya. Di sana ada pohon timbul yang bentuknya seperti pohon nangka, namun buah timbul bulat tidak lonjong seperti nangka. Setiap kali masak buah dan timbul, bukan hanya masak untuk anak-anaknya tetapi ia juga masak untuk orang-orang yang tidak bisa makan di tempat itu. Dia suka memberi sehingga orang lupa namanya dan akhirnya diberi nama Cik Timbul. Kelaparan itu menyakitkan sehingga ia membagikan kepada mereka yang kelaparan. Ia mengumpulkan uang untuk beli gelas, garpu, sendok, piring-piring, dan disewakan di kampung itu. Tapi kalu ada yang meninggal, tidak dipungut biaya sewa, karena dianggap sudah menderita. Jadi walaupun sudah miskin, ia mau menolong orang yang miskin. Saat mencari tanah dan yang ketemu adanya tanahnya Cik Timbul. Tanah dan rumahnya tidak besar. Waktu ditanya apakah bisa dibeli atau disewa? Awalnya dijawab tidak bisa namun kemudian ditanya untuk apa? Dijawab, “Untuk anak supaya bisa sekolah, ibunya dididik dan bangun klinik.” Lalu ia berkata,”Mulai hari ini tanah ini saya persembahkan kepada Yesus Kristus. Kalau masih kurang, potong rumah saya bagi dua.” Air mata kami mengalir luar biasa. Kami tidak lebih miskin dari dia, tetapi dia punya hati yang kaya luar biasa. Sekarang ratusan anak yang bersekolah dan ibu-ibu yang dididik. Mematahkan kemiskinan dengan memberi pendidikan. Ibu ini memberi untuk pembaruan masyarakat di sana. Gereja membantu dengan melakukan pembangunan. Lalu gerjea memotong dua tanahnya dan membangun rumahnya bertingkat 2. Banyak gereja Tionghoa dan LSM di sini yang melayani di tengah kemiskinan . Semua memberi tapi tidak pernah terjadi kalau bukan karena sang janda miskin ini. Dialah jemaat makedonia, penuh penderitaan tapi tetap bersukacita. Miskin tapi kaya! 

Sunday, July 21, 2013

It’s All About His Love

(Semuanya Itu tentang Kasih Tuhan)

Sdri. Junia Purnomo

Ulangan 10:12-22
12 "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
13  berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu.
14  Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya;
15  tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini.
16  Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk.
17  Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap;
18  yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian.
19  Sebab itu haruslah kamu menunjukkan kasihmu kepada orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.
20  Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.
21  Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu, yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri.
22  Dengan tujuh puluh orang nenek moyangmu pergi ke Mesir, tetapi sekarang ini TUHAN, Allahmu, telah membuat engkau banyak seperti bintang-bintang di langit."

Ada seorang jemaat yang sangat mengagungkan dan mengasihi Tuhan. Sejak berjumpa Tuhan Yesus saat  usianya sekitar 13 tahun, ia begitu mengasihi dan menggebu-gebu melayaniNya. Ia bukanlah seorang yang kaya raya dan bukan dari keluarga percaya. Menariknya, ia bisa menyisihkan uang jajannya untuk membeli Alkitab. Ternyata Alkitab itu dibeli dan dibagikan kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan. Sejak saat itu sampai usianya saat ini (40 tahun), sudah banyak Alkitab yang dibagikan. Yang lebih menarik, ia divonis menderita kanker stadium 4. Mengalami hal seperti itu, membuat banyak di antara kita menjadi marah kepada Tuhan dan berkata,”Aku sudah melayani Engkau membagikan Injil kemana-mana tetapi kenapa Tuhan mengijinkan hal ini terjadi?” Di usianya saat ini, kanker menggerogoti tubuhnya sampai tulang belakang, sehingga beratnya hanya 35 kg! Tubuhnya jadi bungkuk dan tidak dapat menopangnya. Ia bersyukur memiliki suami yang setia yang metuntunnya  untuk berjalan.  Ia tidak duduk dan tidur saja di rumah tetapi terus berjalan keliling dunia dan memberitakan Injil bagi Tuhan dan memberikan kesaksian bagaimana ia berjumpa Kristus kepada semua orang. Saat ditanya darimana punya kekuatan demikian, ia mengatakan, “Jangan pernah menyerah karena kasih Tuhan lebih daripada cukup.” Hanya orang yang sadar akan kasih anugerah Tuhan yang melimpah dan memberikan kesalamatan dalam hidupnya yang membuat ia terus melayani. Kesadaran akan kasih anugerah Tuhan seharusnya menjadi dasar bagi orang percaya. Tuhan hanya menginginkan , kita taat dalam melakukan kehendakNya.

Seluruh kitab Ulangan berbicara tentang relasi antara umat Israel dengan Allah. Ini berlaku sampai saat ini dimana Abraham dan keturunannya menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Mengapa Tuhan memanggil Israel menjadi umat pilihan? Apakah karena mereka sangat baik, hidup kudus tak bercela di hadapan Tuhan, atau karena mereka pintar dan banyak jumlahnya? Sama sekali tidak. Ketika belajar firman Tuhan sepanjang sejarah, bangsa Israel selalu murtad. Meskipun Tuhan mencintai dan memanggil mereka menjadi umat pilihanNya, tetapi akhirnya mereka berpaling. Apakah kasih Tuhan menjauh dari mereka? Tidak. Ayat 14-15.  Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya;  tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini. Hal ini jelas menunjukkan pemilihan Israel semata-mata karena anugearh Tuhan saja. Kembali ke ayat 12. Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. Kata “maka sekarang” menunjukkan konsekuensi “oleh sebab ini maka”. Maknanya? Inilah yang dikatakan Tuhan menginginkan ketaatan untuk melakukan kehendakNya. Kita harus melakukannya karena apa? Ayat 20-21. Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu, yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri. Dengan tujuh puluh orang nenek moyangmu pergi ke Mesir, tetapi sekarang ini TUHAN, Allahmu, telah membuat engkau banyak seperti bintang-bintang di langit."
Kalau diperhatikan 21b, “perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri”, hal ini berbicara tegas kepada bangsa Israel, dimana Tuhan sendiri menuntun mereka keluar dari perbudakan. Allah telah membebaskan mereka. Di Perjanjian Baru, Kristus telah datang untuk menebus dosa kita. Anugerah keselamatan yang ditujukan Allah yang menjadi dasar kita taat kepada Tuhan. Namun kita seringkali taat kepada Tuhan karena kita takut kepada Tuhan dan tidak mau dihukum Tuhan. Ada juga yang berkata,”saya taat karena saya mengasihi Tuhan.” Benarkah? Ketika permasalahan hidup mengguncang keluarganya, apakah ia masih datang ke gereja?  Apabila usaha kita mengalami kegagalan dan kebangkrutan, apakah kita masih memuji namaNya? Apabila, anak  atau menantu membuat hidup  susah, apakah kita tetap datang ke gereja dan mengatakan, “Aku mengasihi Tuhan”?  Bukankah lebih sering kita taat karena punya motivasi lain? Kita menunggu berkat Tuhan. Kalau Tuhan tidak memberikan kekayaan, aku tidak akan pernah menginjakkan kembali kakiku ke gereja. Tanpa sadar, kasih anugerah yang dirasakan seakan-akan tidak ada artinya.  Kita jauh lebih menginginkan berkat jasmani daripada rohani yaitu Yesus Kristus sendiri. Tetapi firman Tuhan mengatakan, dasar dari ketaatan yang Tuhan inginkan, menyadari kasih anugerah yang begitu luar biasa membuat kita taat sungguh-sungguh kepadaNya. Dengan demikian, bila ada banyak peristiwa yang dialami kita tetap dapat mengatakan, “Tuhan memang baik”. Ketika menyadari Tuhan tidak pernah melepaskan tangan kita, sekalipun keluarga kita mengalami musibah ,  kita akan setia melayani Tuhan. Karena dasar ketaatan kita, kasih Tuhan. Seringkali saat berhubungan dengan Tuhan, tanpa sadar kita lupa identitas kita.

Di ayat 14 tertulis bahwa Tuhan adalah Allah empunya segala, siapakah kita di hadapanNya? Bukankah kita ciptaanNya? Tapi seringkali kita berlaku seakan-akan kita pencipta. Seringkali kita berkata kepada Tuhan, “Tuhan aku ingin Engkau melakukan apa yang menjadi keinginanku. Aku jauh lebih tahu apa yang lebih baik padaku.” Bukankah saat berkata demikian, kita menjadi sang pencipta? Seakan-akan Tuhan itu suruhan kita.  Sangat memprihatikan, kalau kita datang ke gereja, bukan karena memiliki hati yang rela memuji dan menyembahNya. Tetapi ada begitu banyak agenda pribadi dan motivasi lain namun seakan-akan ibadah kita berkenan di hadapanNya. Tetapi yang Tuhan lihat adalah sikap hati kita. Walaupun banyak kegiatan di gereja, melakukan banyak hal, tetapi kalau motivasi kita tidak sungguh menyembah Dia, Tuhan tidak akan pernah berkenan. Biarlah kita menyadari ada berkat yang jauh lebih besar dari Tuhan yakni keselamatan dan kehidupan kekal. Kasih anugerah , keselamatan yang Tuhan berikan, hidup kekal tidak bisa dibeli dengan uang. Walau kita punya banyak kekayaan, saat meninggal semuanya tidak bisa dibawa. Kalaupun bisa dibawa, kita juga tidak bisa masuk ke rumah Tuhan dengan membayarnya.

Di ayat 16. Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk. Hal ini berbicara tentang sunat rohani bukan lahiriah. Maksudnya, kita harus menyangkal diri dan mengekang keinginan daging kita. Kita harus menundukkan keinginan hati kita di bawah Tuhan. Seperti Yesus Kristus menjadi teladan dalam melakukan kehendak Bapak, walaupun tahu jalan yang ditempuhNya begitu sulit dan menyakitkan. Karena Ia harus mati menebus manusia yang berdosa, walau manusia menghargainya. Tetapi meskipun manusia tidak menghiraukan dan menghargaiNya, tetapi Yesus Kristus tetap naik ke kayu salib menebus kita. Kalau Dia mengikuti keinginan dagingNya, mungkin Dia tidak mau. Tetapi karena Dia mengasihi kita, maka Dia ingin kita mengalahkan keinginan kita sendiri di bawah kehendakNya.

Ada sepasang suami istri yang telah menikah selama 5 tahun. Suatu hari sang suami dipindah ke luar kota, sehingga 3 bulan sekali ia baru kembali. Ia sibuk dan hanya bisa menelpon istrinya seminggu sekali. Sang istri yang kesepian karena ditinggal suaminya, mendapatkan perhatian yang begitu luar biasa dari pria lain dan  membuatnya  jatuh dalam perselingkuhan. Padahal ia orang Kristen, seorang aktifis dan membaca firman Tuhan. Namun keinginan daging begitu luar biasa, sehingga karena tidak hati-hati ia jatuh. Walau diingatkan berkali-kali oleh orang tuanya, ia merasa sulit sekali lepas. Tapi bersyukur, saat berjalan ke bandara menjemput suaminya, Tuhan menyapa hatinya. Melalui sebuah lagu, Roh Kudus melawatnya. Selidiki hatiku, lihat hatiku, apakahku mengasihiMu Yesus. Kau yang maha tahu dan menilai hidupku, tak ada yang tersembunyi bagiMu. Mungkin suaminya tidak pernah tahu perselingkuhannya, tapi Tuhan tahu. Tuhan tidak pernah membiarkan anak-anaknya berkubang dosa dan terus jatuh. Ia menginginkan kesetiaan kita, keluar dari keinginan daging. Bukan karena Dia jahat, tidak tahu kita sulit melepas keinginan daging , tetapi semata untuk kebaikan kita. Ayat 13, Kita harus berpegang pada ketetapan-ketetapanNya supaya baik keadaanmu. Inilah perintah Tuhan.
Bila kita masih dikendalikan hawa nafsu atau bergumul saat datang beribadah dengan motivasi yang salah, kita boleh belajar bahwa kasih anugerah Tuhan selalu cukup buat kita. Kasih itu pula yang akan menopang kita untuk melakukan kehendak Tuhan mengatasi keinginan daging kita. Melalui firman Tuhan, kehidupan rohani yang Tuhan inginkan adalah ketaatan dalam mengasihi sesama. Seringkali kita punya momen-momen tertentu, misalnya berbagi kasih di momen valentine atau di hari ayah dan ibu. Kita menunjukkan kasih kita yang begitu luar biasa, baik dalam bentuk hadiah dan bunga atau kata-kata, saat itu kita boleh belajar untuk mengatakan hal yang sama atau memberikan hadiah, bagi orang lain yang bahkan mungkin tidak kita kenal.

Ayat 17-19 Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap;  yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian.  Sebab itu haruslah kamu menunjukkan kasihmu kepada orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir. Siapakah sesama kita, apakah yang dikasihi hanya keluarga kita? Tuhan menginginkan kita mengasihi sesama tanpa memandang bulu. Sekalipun mungkin kita tidak suka dengan orang itu. Atau bahkan kita menyimpan kepahitan. 1 Yoh 4:20-21 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.  Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya. Mana yang lebih mudah mengasihi Tuhan atau sesama? Ada  yang bilang pastilah manusia karena kelihatan. Tetapi apakah kita bisa mengasihi orang yang misalnya telah merebut suami kita, menantu kita yang membuat kita susah, anak yang tidak peduli dengan hidup kita, orang yang tidak kita kenal? Seorang perempuan bernama Toi, miskin dan dicampakkan suaminya. Tetapi ia bisa memelihara dan mengasihi anak-anak jalanan. Padahal ia sendiri menderita sakit kanker! Ia bukan orang percaya tetapi secara jujur, kasihnya jauh lebih besar dari kebanyakan kita. Seringkali kita terpaku pada kekayaan yang kita miliki dan tidak mau membagi berkat dengan orang lain. Ketika kita dipanggil oleh Tuhan, diselamatkan dan diberikan hidup yang kekal, bukan semata-mata berhenti di situ tetapi menjadi berkat bagi orang lain. Sejak awal Abraham dan keturunannya dipanggil untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Kita yang telah merasakan kasih TUhan, kita menjadi duta untuk mengasihi sesama. Marilah kita merenungkan firman TUhan, menenangkan diri , menilik hati kita., apakah kita sungguh mengasihi Tuhan dan orang lain. Ketika mengatakan,”TUhan aku mengasihMu”, sungguhkah? Ketika mengatakan ,”Aku mengasihi engkau”  sungguhkah kita mengasihi? Ataukah di dalam hati kita menyimpan banyak kebencian? Tuhan mengasihi kita dan tidak ada sesuatu di dunia yang jauh lebih berharga daripada yang telah diberikan Yesus Kristus pada kita. Kasih anugerahNya menebus kita. Tanpa sadar, kita mengabaikan begitu saja. Bahkan tidak menghargainya, dan ketika datang , hanya menuntut berkat dari Tuhan. Datang dengan motivasi yang tidak benar. Padahal apa yang tidak kita berikan, sudah diberikanNya di kayu salib. Jika hari ini, saat kita menyelidiki hati kita, sesungguhnya kita tidak benar-benar mengasihi Tuhan, kita lebih suka menuruti hawa nafsu kita, menyenangkan diri kita sendiri, maka marilah  kita sama-sama mohon ampun. Biarlah kasih anugerah Tuhan menolong kita untuk lepas dari dosa yang terus kita pegang. Bila kita mengatakan aku mengasihi Tuhan tetapi membenci orang lain, sesungguhnya kita tidak mengasihiNya. Kalau hari ini ada begitu banyak pergumulan, mungkin kita benci menantu, suami yang terus selingkuh, kita jadi sakit hati karena anak tidak pedulikan kita, biarlah kasih anugerah Tuhan, memungkinkan kita mengampuninya dan mengasihi mereka kembali.  

Sunday, July 14, 2013

Focus on God




Ev. Anky Hitro

Filipi 1:12-26
12  Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil,
13  sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus.
14  Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.
16  Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil,
17  tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara.
18  Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,
19  karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.
20  Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.
21   Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
22  Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
23  Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus  —  itu memang jauh lebih baik;
24  tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.
25  Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman,
26  sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu.

Pada Fil 1:12 Rasul Paulus menulis, “Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil,”. Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat di Filipi, walaupun secara jarak ia berada jauh dari Filipi yakni di dalam penjara (Fil 1:13). Rasul Paulus menyatakan dengan yakin dalam suratnya bahwa ia sedang berada di penjara karena Kristus. Karena ia tahu bahwa pemenjaraan itu menyebabkan kemajuan Injil dan ia ingin semua jemaat di Filipi tahu tentang hal tersebut. Apa bedanya orang yang telah mengalami penebusan Tuhan dan hidup bukan untuk diri sendiri tetapi Tuhan dibandingkan orang yang sudah mengalami dan dijamah Tuhan tetapi masih mementingkan diri? Bedanya sangat jauh walaupun sama-sama Kristen dan telah mengalami kasih Tuhan. Orang Kristen yang berfokus pada Tuhan berbeda dampaknya. Saat diundang untuk menyampaikan khotbah dengan tema “Focus on God” , saya bergumul tentang tema ini.  Saya rindu menyampaikan apa yang Tuhan ingin saya sampaikan. Bukan dengan konsep dan pengetahuan kita fokus pada Tuhan, tapi biarlah ibadah hari ini kita fokus pada Tuhan dengan hati dan setiap peristiwa dalam hidup kita.

Rasul Paulus  dipenjara karena Kristus dan menyebabkan kemajuan Injil dan ia ingin jemaat Filipi tahu tentang hal ini. Lalu pada  ayat 14, Rasul Paulus menulis “Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.”  Jadi Rasul Paulus berkata, “Saya di penjara karena Kristus dan dampaknya adalah Injil semakin maju. Injil maju karena makin banyak orang memberitakan Injil tanpa takut”. Jadi kita jangan berfokus pada diri sendiri atau berkeluh kesah karena sebagai anak Tuhan, hidup kita tidak akan selalu mudah. Selama 21 tahun saya mengikut Tuhan, hidup tidak lebih mudah bahkan pergumulan lebih sulit karena terkait kekudusan dan integritas. Tetapi hidup lebih bermakna, mulia, hormat, honoured dan worthy. Kalau dulu menderita karena diri sendiri tetapi sekarang walaupun kita susah, sebenarnya kita menderita karena Kristus. Dulu dihukum karena kesalahan sendiri, tetapi sekarang kita sadar bahwa kesulitan hidup bukan karena kesalahan kita tetapi diijinkan terjadi agar kemuliaan Tuhan dinyatakan. Saat berjalan bersama Yesus Kristus dan melihat orang buta, muridNya bertanya, “Salah siapa orang ini buta? Kesalahan dirinya sendiri atau orang tuanya?” Tuhan Yesus menjawab, “Bukan salah dia atau orang tuanya tetapi karena kemuliaan Tuhan akan dinyatakan melaluinya”. Saat saya berusia 19 tahun, mama saya terkena kanker. Salah siapa , kalau mama saya meninggal karena kanker? Hal ini terjadi setelah 1 tahun saya menjadi orang Kristen (saya menerima Kristus di usia 18 tahun lebih sedikit). Padahal sebelumnya selama 17 tahun tanpa Kristen, mama saya tidak apa-apa. 1 tahun kemudian mama saya sakit kanker dan berobat sampai ke Guang Zhou. Karena salah mama saya atau saya? Bukan karena salah mama saya atau saya, tetapi karena kemuliaan Tuhan akan dinyatakan. Saat itu saya sulit menerimanya. 2,5 bulan saya tidak mau ke gereja dan tidak mau ikut pelayanan. Tetapi kalau hari ini ditanya mengapa hal itu terjadi, saya percaya dan berterima kasih karena hal itu banyak mengubah hidup saya. Dulu saya anak paling dimanja oleh mama sehingga hidup saya tergantung pada mama. Tuhan memakai hal ini membawa saya makin dekat dengan Tuhan dan akhirnya menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan. Kalau tidak hari ini saya menjadi tukang beras di gang Hober. Rasul Paulus berkata,”Saya di penjara karena Kristus. Karena saya di penjara, orang-orang percaya makin berani memberitakan Injil.”

Pada ayat 15, Rasul Paulus menulis, Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. Jadi sementara Rasul Paulus di penjara ada orang yang makin berani memberitakan Injil. Sekelompok orang melayani Tuhan (seperti menjadi majelis) karena mencintai Tuhan dan sebagian karena mencintai diri sendiri. Ada aktivis pemuda yang menjadi pengurus melayani Tuhan dengan menggebu-gebu karena cinta Yesus dan menyadari bahwa Tuhan Yesus telah mati baginya tetapi ada juga pemuda yang melayani karena diri sendiri. Ada juga sekelompok orang Kristen dewasa membuka sekolah Kristen untuk menjangkau jiwa-jiwa yang hilang dan ada juga yang membuka sekolah Kristen hanya menjadi label untuk mendapat untung lebih banyak. Demikian juga banyak orang Kristen yang menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan seumur hidup, sama-sama dipersiapkan di sekolah teologia, dididik oleh dosen yang sama, namun faktanya setelah lulus kuliah sebagian menyerahkan diri melayani, mati-hidup bagi kristus, apapun demi Tuhan. Tetapi tidak semuanya begitu. Faktanya ada sebagian yang lulus mendirikan gereja tetapi untuk keuntungan diri sendiri. Sekelompok orang Kristen kuliah di fakultas kedokteran , yang satu merawat pasien untuk kemuliaan Kristus tetapi yang lainnya melayani untuk kepentingan pribadi. Dunia dipenuhi fakta seperti itu. Itu bukan terjadi saat ini, tetapi sejak zaman Rasul Paulus. Kalau hari ini kita berteriak karena majelis yang cinta diri, Rasul Paulus sudah mengalaminya sejak sekitar 2.000 tahun lalu. Ada yang kecewa karena pendiri sekolah Kristen melayani untuk diri sendiri, hamba Tuhan di atas mimbar berkhotbah untuk kepentingan diri sendiri dan ada orang memanfaatkan slogan Kristen untuk kepentingan diri sendiri, namun ada orang yang memberitakan Injil karena kasih Kristus yang mengubahkan dirinya.

Fakta tidak bisa berubah, tapi kita bisa memaknai sejarah bersama Tuhan. Tidak bisa dipungkiri, ada orang Kristen yang anaknya meninggal , lalu tidak jadi Kristen. Ada juga yang setelah melewatinya dengan susah , ia terus menjadi Kristen sampai akhir. Itu sejarah. Tetapi bagaimana kita meresponi fakta sejarah dan peristiwa yang tidak bisa diubah. Rumah sakit, sekolah, majelis tidak diubah. Tetapi kita bisa memilih untuk merespon. Respon Rasul Paulus pada ayat 18 menulis,” Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita.” Karena fokus saya bukan pada orang lain, tetapi pada Tuhan. Bedanya orang yang tidak mudah dibiaskan dengan orang yang ikut-ikutan panggilan , pekerjaan atau kesuksesan orang lain. Gereja yang fokus pada Tuhan tidak akan gampang mengikuti gereja lain walaupun gereja lain tersebut sepertinya lebih berhasil. Majelis yang fokusnya pada Tuhan tidak mudah diubahkan arah hidupnya walaupun berbagai peristiwa dialami dalam hidupnya. Hamba Tuhan tidak akan mudah dikecewakan dalam hidupnya karena everything is about God. Waktu Rasul Paulus berkata,”Tidak mengapa, karena tidak ada masalah dengan semua itu.” Nanti akan terjadi fakta seperti itu. Mungkin ribuan orang membuat sekolah Kristen atau rumah sakit untuk kepentingan diri sendiri, tapi jangan karena hal itu kita takut membuka sekolah atau rumah sakit Kristen. Kita jangan takut untuk memberitakan Injl hanya karena ada orang yang memberitakan Injil untuk diri sendiri. “Aku akan tetap bersukacita,” kata Rasul Paulus.

Aku tetap bersukacita di dalam Tuhan whatever happen. Walau motivasi orang lain melayani palsu, saya tidak akan tergoyahkan. Walau orang lain menyeleweng, saya tetap fokus ke Tuhan. Saya tidak akan ikut cara yang curang. Saya tidak peduli kalau itu caramu sendiri, aku ada karena Tuhan. Hidup dan gerejaku ada karena Tuhan. Maka tidak mengapa  untuk apa  yang terjadi karena life is not about me but God. Seperti yang dituliskan Rasul Paulus pada ayat 20,”Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.”  Jadi kalau aku mati atau hidup, biarlah Kristus dimuliakan. Hidup yang kuhidupi sekarang bukan milikku tetapi milik Kristus. Kalau orang Kristen seperti ini, maka dunia akan digoncangkan, tidak mudah diselewengkan, dan dipenuhi anak Kristen yang berpacaran dengan bersih. Dipenuhi orang Kristen berintegritas dan tulus di hadapan Tuhan. Dunia dipenuhi gereja yang mencintai dan melayani Tuhan meskipun ada gereja yang didirikan untuk kepentingan diri sendiri. Celakakalah mereka yang memilih begitu. Celakakalah kita kalau kita ikut-ikutan memilih yang salah. Bersukacitalah kita kalau kita fokus pada Tuhan. Ayat 21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Kalau aku hidup, bagiku hidup memberi buah. Tidak ada tujuan yang lain, kecuali menghasilkan buah. Kalau kuhidup bagiMu, agar kutetap memandangMu. Dunia tidak bisa menjauhkan dari kasihMu selama kuhidup bagiMu. Sudah berapa kali dikecewakan dan dikhianati oleh orang yang kita percayai? Saya pun mengalami hal yang sama. Yesus juga. Ia dijual oleh muridNya sendiri, Yudas Iskariot dan diingkari oleh Petrus. Tuhan Yesus, Rasul Paulus, saya dan saudara dikhianati. Berapa lama lagi kita akan kecewa? Karena hidup kita bukan karena mereka tapi Kristus.

Walau banyak kekecewaan dalam hidup , jangan bias dan berfokus pada hidup kita. Hiduplah berfokus pada Kristus. Karena saat mati kita hidup di surga untuk selama-lamanya. Hidup bagi Kristus, aku akan bersukacita dan akan tetap bersukacita, aku akan menunggu kematianku karena mati adalah keuntungan. Selama kematian belum datang, aku hidup untuk Kristus dan berbuah. Hari ini (atau dua hari atau sekian hari lagi) aku hidup, aku hidup berbuah untuk Tuhan dan hari ini (atau 2 hari atau sekian hari kemudian) menyambut kematian karena keuntungan. Aku bersukacita walau tidak akan mengubah sejarah orang Kristen yang menjual Tuhan, tetapi aku mati untuk Tuhan dan itulah panggilanku. Bahkan setelah kita mati, rumah sakit yang menjual Kristus niscaya masih ada. Namun orang Kristen yang cinta Tuhan masih banyak. Kita mati untuk Kristus. Kita mewariskan teladan bagi orang lain. Di saat orang lain memilih untuk diri sendiri, kita memilih Tuhan dan mati merupakan keuntungan serta memberikan warisan iman yang sejati. Dengan begitulah kita menjalani hidup dan kembali kepada keseharian. Kita kembali ke istri bukan ke wanita manapun, kita menjadi ayah yang mencintai anak-anak kita. Karena hidup adalah Tuhan, kita kembali pada pekerjaan dan Tuhan , untuk itulah kita melayani Tuhan seperti menjadi majelis atau aktifis dan tidak dibiaskan dari cinta kepada Tuhan. Jangan pernah menyerah, karena Tuhan tidak pernah menyerah dengan kita. Biarlah kita pulang menjadi orang yang menemukan, melakukan, menghayati dan mewariskan iman yang hidup.