Pdt. Grace Lim
Ulangan 6:1-9
1 "Inilah perintah, yakni ketetapan dan
peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk
dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya,
2 supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu
takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya
yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu.
3 Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah
itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak,
seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri
yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah
kita, TUHAN itu esa!
5 Kasihilah
TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap kekuatanmu.
6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini
haruslah engkau perhatikan,
7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang
kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila
engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau
bangun.
8 Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai
tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,
9 dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang
pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
Markus 12:28-31
28 Lalu
seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab
dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang
kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"
29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah:
Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
30 Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama
dari pada kedua hukum ini."
Saat murid-murid ribut di kelas, guru biasanya mengancam,
“Hai dengarlah..dengarlah, besok ada ujian” sambil memukul meja. Pada Ulangan 6:4,
Musa juga menyampaikan firman Tuhan dimulai dengan kata,”Dengarlah” yang dalam
bahasa Ibraninya “shema”. Pada kitab Ulangan, sering dikatakan Musa mengulangi
hukum Taurat. Bukan sebenarnya bukan mengulangi melainkan menjelaskan kepada
generasi yang baru, karena generasi sebelumnya sudah meninggal di padang
belantara. Ini generasi baru yang belum mendengarkan hukum Allah sehingga Musa
menjelaskan dan mengatakan “Dengarlah,
hai orang Israel.” Hal ini agar orang Israel mendengarkan apa yang
dikatakannya, sehingga saat masuk ke tanah perjanjian orang Israel bisa hidup
sebagai umat pilihan, memfokuskan diri kepada Allah dan hidup suci. Lalu orang
Yahudi menaruh nats tersebut di dahi dan di tangan kiri karena daerah kiri dekat
jantung (hati). Sampai saat ini orang Israel tetap membacakan shema (Ul 6:4) ini.
Mereka juga menulis shema di tiang dan gerbang pintu. Shema (berasal dari sh’ma)
bukan hanya berarti dengar tetapi juga taatilah. Perintah ini bukanlah
sembarangan. Dengarlah, hai orang Israel:
TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Kasih bukan
perkataan tetapi perbuatan. Inilah tema kitab Ulangan. Supaya mereka mendengar,
mengasihi Allah dan melakukan firmanNya.
Kalau mereka melakukan hal ini, mereka akan menerima 3
macam berkat :
1.
Tuhan memberkati
anak cucu mereka.
2.
Mereka akan panjang
umur
3.
Mereka akan
menikmati negeri yang berlimpah susu dan madu. Waktu di Israel, saya diajak ke
tempat yang luas yang ada macam-macam pohon yang ditulis di dalam Alkitab. Ada
tempat penggilingan anggur dan banyak bunga bakung yang disebut Tuhan Yesus
(Matius 6:28 dan Lukas 12:27). Bunga bakung berwarna merah (hanya bisa diambil
10 buah sehari) dan berbeda dengan bunga Lily yang berwarna putih. Di dalam
bunga bakung ada tawon yang menghasilkan madu. Di samping itu juga banyak
ternak yang menghasilkan susu yang berlimpah.
Apa yang disampaikan Musa kepada bani Israel sudah
disampaikan Tuhan kepada Abraham. Kejadian 12:1-3 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari
sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan
kepadamu; Aku akan membuat engkau
menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur;
dan engkau akan menjadi berkat. Aku
akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang
yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.
Tuhan adalah sumber berkat. Dari dulu orang mencari berkat. Ada yang ke gunung
atau ke orang pintar untuk mencari berkat atau usaha sendiri sekuatnya. Tetapi
berkat kita, orang percaya, dari Tuhan.
Panjang umur, melihat anak cucumu dan dapat menikmati negeri yang berlimpah
susu dan madu. Itulah berkat yang diberikan
Tuhan bagi yang orang yang mendengar dan melakukan firmanNya (Shema). Shema
tidak mudah. Mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa dan semuanya. Mengasihi Tuhan dan mengampuni orang inilah
ajaran Tuhan Yesus (Alkitab).
Seorang misionari yang diutus ke Australia, diutus
khusus ke penjara menggembalakan para narapidana (napi). Ada Ada napi yang suka
dan ada juga yang tidak suka dengannya. Suatu sore, sang misionari berjalan di
tepi sungai di lingkungan rumah tahanan. Hamba Tuhan itu merenungkan dan
menikmati suasana di sana. Tiba-tiba ada seorang napi yang terjun ke sungai.
Mengira sang napi bunuh diri, sang misionari ikut terjun ke sungai untuk
menyelamatkannya. Sebenarnya napi itu bukan kecemplung. Ia sengaja
melakukannya. Saat sang misionaris menjangkaunya di sungai, sang napi kemudian
memaksa kepala hamba Tuhan untuk terus berada di sungai supaya sang misionari mati.
Untunglah hamba Tuhan ini kuat dan kemudian menyeret sang napi ke pinggir
sungai. Napi itu mengira akan dimaki oleh hamba Tuhan dan dihukum
seberat-beratnya. Tetapi tidak. Pendeta ini mengambil jubahnya lalu dipakaikan
ke napi yang akan membunuh dia. Ia kemudian mengatakan perkataan yang sederahan,
“Saudaraku, saya tidak bisa mengatakan apa-apa. Sebab saya tahu Tuhan bapa di
surga mengampuni engkau dan saya juga mengampuni engkau. Inilah bajumu dan
berdoalah.” Napi itu mengatakan, “Saya baru tahu, hamba Tuhan yang setiap hari
yang mengajar , ia juga melakukan apa yang ia katakan yaitu firman Tuhan.” Napi
ini kemudian bertobat lalu menjadi orang Kristen yang berkobar-kobar dan membantu
pelayanan misi dalam penjara. Kasih itu bertindak dan taat.
Kita mungkin tidak bisa melakukan hal yang begitu besar, tetapi kita
bisa melakukan hal yang kecil tapi penuh kasih. Tidak sampai 2 minggu lagi ,
kita akan memperingati kesengsaraan Tuhan Yesus. Hari ini pra paskah minggu
kelima. Mari kita memikirkan dan belajar dari Tuhan Yesus Kristus yang
mengasihi Bapa, taat melakukan firmanNya. Bagaimana Musa (Tuhan melalui Musa)
mengajar mereka , umatNya, untuk mengasihi Allah. “Kasihilah Tuhan Allah mu
dengan segenap hati, jiwa, akal budi, kekuatanmu.”(Markus 12:30). Ada 4 macam hal
dalam injil Markus, namun dalam Matius hanya 3 macam yakni hati, jiwa dan akal
budi (Matius 22:37). Ini merupakan kelemahan dari terjemahan dan pandangan yang
berbeda orang Ibrani terhadap Yunani. Yang dimaksud di sini adalah mengasihi
Tuhan Allah semuanya (total), berarti 100%. Dengan perkataan lain segenap
hidupmu, emosimu, pikiranmu dan segenap tenagamu. Semuanya!
Gereja Injili biasanya kalau ibadah lihat buku.
Emosinya tidak dipakai. Saya tidak menyalahkan perbedaan kebiasaan. Kalau ikut
ibadah gereja pantekosta, mereka beribadah dengan emosinya dalam mengasihi
Allah. Segenap tenaga / kekuatanmu, manusia itu kekuatannya bukan 1 atau 10
macam. Pada tayangan TV China ada 77 macam kekuatan atau daya. Misal : daya
melihat, daya dengar, daya pikir, daya emosi, daya sabar, daya konsentrasi,
daya / kekuatan fisik, kekuatan untuk mengingat dll. Semua diberi isitlah “li” –
daya / kekuatan. Kita mengasihi Tuhan Allah kita, karena Dialah yang mengasihi
kita. Kita hanya meresponi kasih Allah. Banyak guru Sekolah Minggu suka menceritakan
kisah orang Israel dibawa keluar dari Mesir. Tetapi ada cerita orang Yahudi
yang membawa anaknya keluar jalan-jalan. Di tengah jalan ketemu penjahat yang
mau menangkap anaknya. Lalu ia memindahkan anaknya ke belakang tubuhnya. Kemudian
ada seekor serigala datang mau menggigit anaknya sehingga bapaknya memindahkan anaknya
ke depan. Selanjutnya waktu di jalan, penjahat datang dari depan dan serigala datang
dari belakang. Karena ia sayang anaknya, ia peluk anaknya. Waktu matahari
begitu panas, bapaknya membuka baju untuk melindungi anaknya, supaya mata
anaknya teduh. Saat anaknya berkata, “Papa saya lapar”, papanya memberinya makan.
Lalu sang anak berkata, “Papa saya haus” dan papanya mencari minuman dan memberikannya
kepada sang anak. Itulah cerita orang Yahudi. Saat orang Yahudi dibawa keluar dari Mesir,
demikianlah Allah menuntun orang Yahudi seperti bapak yang menuntun anaknya . Orang
Yahudi dituntun dan dibimbing oleh kasih Allah.
Saya sudah pensiun dan sekarang saya sering pelayanan
di lansia (usia indah). Umumnya mereka senang dengan 1 ayat yakni Yes 46:3-4 "Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub,
hai semua orang yang masih tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang
Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim.
Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong
kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul
kamu dan menyelamatkan kamu. (Istilah “kudukung sejak dari kandungan” dalam
bahasa Mandarin, digunakan istilah “orang yang kujunjung sejak keluar dari
kandungan”). Dalam Alkitab, Allah selalu aktif. Allah yang bertindak, kita
hanya merespon.
Ada seorang anak lelaki berumur 4 tahun yang memakai dasi
menyambut PM China. Anak laki ini lucu sekali dan sangat tampan. Lalu saat PM
mau pulang, ia berkata, “Engkong saya minta satu hal. Boleh tidak?“ Ia tidak
minta untuk bersekolah di Beijing, jalan-jalan atau bangun rumah. Ia minta ,”Maukah
anda memeluk saya?”. Sang PM Wen Jia Bao,
kemudian memeluk anak ini dan difoto. Fotonya kemudian dimuat di Koran-koran
dan tersebar ke seluruh negara Tiongkok. Gambar yang indah. Kalau kita merasa
kesepian dan banyak masalah tidak bisa dilakukan, mintalah “Tuhan gendong aku”.
Jaman sekarang, karena kehilangan kasih banyak pembunuhan sadis di mana-mana. Dalam
perang Suriah , karena hal sepele, berjuta-juta orang sengsara dan banyak anak
kelaparan. Kasih kepada Tuhan sudah tidak ada. Sehingga Tuhan katakan, “Shema,
kasihilah Tuhan dengan segenap hatimu.” Menjelang kesengsaraan Tuhan Yesus, marilah
kita mengenang dan melakukan kasih Yesus yang sungguh-sungguh kepada sesama.
No comments:
Post a Comment