(Hukum
Taurat yang ke-1)
Pdt. Hery Kwok
Matius 22:37-38
37 Jawab Yesus
kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
38 Itulah hukum
yang terutama dan yang pertama.
Matius 10:37
37 Barangsiapa
mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan
barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia
tidak layak bagi-Ku.
Keluaran 20:1-3
1 Lalu Allah
mengucapkan segala firman ini:
2 "Akulah
TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat
perbudakan.
3 Jangan ada
padamu allah lain di hadapan-Ku.
Pendahuluan
Tema hari ini : “Adakah Allah Lain dalam Hatimu?” Matius
10:37 Barangsiapa mengasihi bapa atau
ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi
anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Beberapa
orang yang mengerti bahasa Mandarin, sewaktu menerjemahkan Matius 10:37 merasa sulit
karena sepertinya bertabrakan dengan budaya orang Tionghoa yang mengajarkan
untuk mengasihi keluarga, padahal ayat ini tidak bicara hal yang berbeda. Alkitab
mengatakan, “Kasihilah dan hormatilah orang tuamu”. Itu jelas sekali. Ayat ini
bukan untuk tidak hormati orang tua. Sehingga terjemahan bahasa Mandarinnya agak
berbeda dalam konteks-nya.
Beberapa
hari lalu sewaktu shi mu sedang menyiapkan makanan untuk jemaat di hari Minggu, dia berbicara dengan mbak (pembantu)
dan masuk ke topik pembicaraan. Saya kemudian bertanya,”Mbak Tutut, kamu dengan
suami cukup dekat. Jika suatu hari nanti suamimu punya perempuan lain
bagaimana?” Dijawab,”Tidak bisa! Pokoknya, saya tidak mau!” Shi mu
menimpali dengan singkat dan padat,”Dikebiri saja!” artinya seorang wanita tidak
rela dimadu. Ini suatu pernyataan bahwa tidak pernah ada manusia yang mau
diduakan. Apalagi kalau seorang suami menjumpai istrinya punya ‘teman lelaki’
lainnya lagi. Jadi baik laki-laki mapun perempuan tidak rela diduakan.
Kitab
Keluaran 20 adalah dasar tema hari ini “Apakah ada Allah Lain dalam Hatimu?”
Mengapa Allah memberikan ayat ini kepada orang Israel saat dibawa keluar oleh
Tuhan melalui Musa dari Mesir ke Tanah Perjanjian? Waktu menonton film Ten Commandment
(10 Perintah Allah) baik di versi lama maupun baru, ada penjelasan dari Kitab Suci
yang coba diangkat oleh sutradara-nya bagaimana orang-orang Mesir tidak rela orang
Israel keluar dari Tanah Mesir. Dalam hal ini Firaun sungguh-sungguh bersikeras
tidak mengijinkan orang Israel keluar dari tanah Mesir. Oleh karena mereka
menganggap orang Israel adalah budak yang harus bekerja untuk mereka. Itu
sebabnya mengapa Allah memberikan 10 tulah kepada Firaun untuk memberikan penekanan
bahwa engkau tidak boleh menahan orang Israel untuk keluar dari Mesir. Di akhir
tulah ke-10, baru Firaun menyerah. Saat itu Allah mematikan semua anak sulung orang-orang
Mesir mulai dari yang paling tinggi, sampai yang paling rendah (bahkan binatang
sekalipun). Artinya Allah memberikan hukuman (penalti) bahwa tidak bisa ditawar
lagi umatKu harus keluar dari Tanah Mesir.
Waktu
Musa diminta Tuhan untuk memimpin bangsa Israel, dalam pertemuan dengan Allah Musa
melihat semak terbakar tapi pohonnya tidak hangus. Allah mengatakan kepada Musa,
“Nanti di tempat ini Israel akan beribadah”. Setelah Musa membawa umat Israel
ke luar Mesir hal ini menunjukkan apa yang Tuhan sampaikan kepada Musa tepat
sekali. Karena itulah di dalam Kitab Keluaran pasal 20, kita menemukan janji Allah bahwa orang Israel yang dibawa
keluar dari Mesir selama 430 tahun mereka dijajah (diperbudak, sekarang mereka
sudah keluar dan beribadah kepada Allah di sana dan Allah menyampaikan hukumNya
(10 hukum Taurat). Kita mengambil hukum pertama yang menjadi bahasan pagi ini.
Allah yang Ingin Berelasi dengan CiptaanNya
Tuhan
berkata dalam kitab Keluaran 20:3 Jangan ada padamu allah lain di
hadapan-Ku. Ayat ini ingin memberikan
penekanan bahwa Allah adalah Allah yang berelasi dengan ciptaanNya. dan pada ayat
2 Tuhan berkata, "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar
dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Mengapa Aku (=Tuhan) membawa engkau
(=bangsa Israel) keluar dari Tanah Mesir (tanah perbudakan) keluar ke Tanah
Perjanjian karena Aku ingin berelasi dengan engkau dan Aku ingin engkau sungguh-sungguh
punya hubungan dengan Aku. HubunganKu dengan engkau adalah hubungan antara Allah dengan umatNya, Pencipta dengan
ciptaanNya. Dan Allah yang ingin berelasi dengan tebusannya itulah, adalah
Allah yang sungguh-sungguh ingin membawa
orang Israel untuk beribadah kepadaNya.
Sehingga
pada ayat 18-21, Tuhan berbicara secara langsung kepada mereka. Orang Israel
kemudian berkata, “Jangan Tuhan langsung bicara, karena dengan guruh yang sedemikian
keras, kami menjadi takut. Biarlah engkau mewakili kami untuk mendengar suara
Tuhan dan engkau menyampaikannya kepada kami.” Hal itu memberikan gambaran
bahwa Allah adalah Allah yang sunggguh-sungguh
ingin berelasi dengan kita secara dekat. Sehingga Dia tidak pernah mengijinkan orang
Mesir menahan (mencegah) orang Israel berelasi dengan Penciptanya. Ini sangat
bagus sekali. Sewaktu Allah berkata ,”Jangan ada Allah lain di hadapanKu”, ayat
ini memberikan kepada kita suatu gambaran yang menyiratkan bahwa Dia adalah Allah
yang sungguh-sungguh mau berelasi dengan kita.
Pada
Matius 22:37-38 dikatakan Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu. Itulah hukum yang
terutama dan yang pertama. Artinya dengan totalitas hidupmu engkau harus
mengasihiNya. Saat mengatakan “mengasihi” berarti ada relasi antara Allah dengan
kita. Itu sebabnya pada hukum pertama (Jangan ada Allah lain) Allah ingin berelasi
dengan ciptaanNya (tebusanNya) sehingga kita sungguh-sungguh ada berhadapan (Allah
ada di hadapanmu). Itu sebabnya kita mengenal kata Coram Deo (bahasa
Latin) yang artinya Aku berada di hadapan Allah. Waktu aku ada di hadapan Allah, relasiku dengan Allah adalah
relasi di mana aku sungguh-sungguh harus menghormatiNya sebagai Allah yang hidup.
Hukum
pertama ini membawa kepada kesadaran yang paling dalam bahwa kita berelasi
dengan Allah dan di dalam relasi itu Dia ada di hadapan kita. Kalau kita
memahami hukum yang pertama ini, sesungguhnya kita harus hidup di dalam hormat
dan gentar kepada Allah. Tidak boleh kita bermain-main dengan Dia. Tidak boleh
kita sungguh- sungguh mencobai Dia dengan hidup sembrono dan di dalam dosa.
Harapan agar UmatNya tahu Bagaimana Hidup
Sugi
memasang CCTV di ruang sekretariat. Jadi kalau sedang berada di luar kota, saya
bisa melihat kondisi sekretariat. Dengan CCTV, saya bisa tahu apabila staf TU sedang
main game, membaca komik, gunting kuku dll. Hanya saya tidak ingin menggunakan CCTV itu, karena “Saya
percaya kamu. Saya tidak ingin mengintip dan mengutilmu. Karena saya percaya,
waktu engkau percaya sungguh-sungguh menyadari hidupmu di hadapan Tuhan, kita harus tahu bagaimana kita hidup.”
Saat
menjadi guru, saya sering mengajar anak-anak ,”Nanti waktu ulangan, saya tidak pernah
mau untuk menunggu.” Jadi saat ulangan, saya kasih soal dan meninggalkannya. Jadi
5-10 menit sebelum selesai, saya akan kembali, datang dan kumpulkan lembar
jawabannya. Jadi selama saya tidak ada,
kalian kerjakan dengan baik dan jujur.” Saya tahu mana anak yang nyontek dan
tidak. Mengapa? Karena begitu saya periksa hasil ujiannya, ada anak yang ‘bodoh’
mendapat nilai 10. Itu ketahuan ia mencontek, karena sehari-hari-nya ia tidak
belajar. Saya panggil dan bertanya,”Hari ini ulanganmu bagus sekali. Saya
merasa senang. Saya sungguh-sungguh merasa berhasil, kamu bisa mencapai nilai
sempurna. Namun pertanyaan saya ; dalam kurun
waktu 40 menit, kamu menyontek atau tidak?” Siswa sekolah yang masih anak-anak memang
masih jujur, namun semakin besar, semakin luntur dan setelah kerja jujurnya sirna.
Jadi dengan keringat dingin, ia diam saja. Setela ah didesak, “Jawab dong Nak.
Kalau kamu tidak menjawab maka Bapak
akan tafsir sendiri. Hayo sekali lagi jawab” kata saya. Akhirnya ia menjawab”Ia
Pak, saya nyontek!” “Bagus, berarti kamu mencontek. Saya kasih kamu kesempatan ulangan
sekali lagi dengan tidak diawasi dan kamu jangan mencontek”.
Beberapa waktu lalu, Pdt. Karyanto memberikan pesan tentang
kantin kejujuran. Katanya 97% kantin kejujuran bangkrut! Artinya kantin yang dibuka, anak-anak ambil lalu tidak
mau bayar. Tidak ada Tuhan lain karena Allah berelai dengan kita. Karena hanya
Dia yang sungguh -sungguh ingin
berhubungan dengan kita. Pertanyaannya : hukum yang pertama ini mengingatkan ,
kita hidupnya bagaimana? Tidak ada yang bisa mengawasi kita 24 jam. Istri tidak
bisa mengawasi suaminya dan sebaliknya suami tidak bisa mengawasi istrinya.
Pagi
ini saya mendapat kiriman pesan berbentuk video dari seorang teman saya. Video dari
luar negeri dan diterjemahkan. Waktu itu di sebuah kantin ada pasangan-pasangan
sedang pacaran. Bapak ini laki-laki menelpon,”Halo! Coa kamu kemari karena saya
melihat istrimu pacaran.” Ternyata semua perempuan pada kabur karena rupanya
mereka juga selingkuh (pacaran dengan lelaki lain). Waktu menontonya saya
tertawa, karena ternyata sekarang bukan laki-laki saja yang selingkuh, tetapi
juga perempuan. Hal itu dampak dari tidak melihat hukum pertama (tidak ada Allah
lain) di mana Dia memanggil dengan sebuah tujuan Dia ingin sungguh-sungguh berelasi”.
Bagaimana
anak-anak sekolah belajar? Apakah waktu ada
orang tua datang baru belajar atau waktu orang tua tidak ada anak-anak sungguh-sungguh
belajar? Atau saat orang tua tidak ada, anak-anak sekolah hanya bermain game
dan menghabiskan waktu dengan bermain game? Ini realita hidup oleh
karena kita tidak sungguh-sungguh menyadari hukum pertama ini , yaitu hukum di
mana Dia ingin berelasi dan Dia sungguh-sungguh ada di hadapan kita, sehingga bagaimana
sikap kita terhadapNya? Saya pribadi juga harus berpikir begitu, “Saya
kira-kira bagaimana. Apakah saya sungguh-sungguh takut akan Tuhan atau saya
hanya takut kalau ada orang lain?” Mari kita pahami apa yang Musa dapatkan dari
Tuhan bahwa dikatakan,”Jangan ada padamu Allah lain di hadapanmu”
Allah yang Esa
Waktu orang Israel dibawa keluar selama 430 tahun mereka
berada di negera yang berhala. Di Mesir terdapat banyak dewa. Mereka menyembah tikus
, binatang, pohon , matahari dan segala macam. Dengan kata lain orang-orang
Mesir waktu hidup mereka menyembah kepada berhala-berhala yang mereka anggap
memberikan rejeki, di sanalah mereka percaya kepada berhala dan orang Israel
selama 430 tahun menangkap , melihat dan merekam apa yang orang Mesir lakukan.
Sehingga bagi mereka, kepercayaan kepada dewa-dewa yang memberi untung (rejeki)
, itulah yang membuat mereka berpikir untuk menyembah dewa tersebut.
Kemarin
kami (para hamba Tuhan) pergi ke kebun raya Bogor untuk berdoa. Saya mencari tempat yang tenang dan teduh. Tetapi waktu duduk
nyamuknya banyak. Daripada terus digigit nyamuk, maka kami mencari tempat lain.
Saya baru tahu di tempat lain tersebut ada makam keramat di sebelahnya. Sepanjang
jalan pulang kami bercerita. Ada mitos “Kalau sedang pacaran jangan ke Kebun
Raya”. Waktu duduk kami melihat ada makam dan saat sedang menyanyi penyembahan ada
tercium bau dupa. Saya pribadi senang bau itu (daripada mencium kotoran binatang
sehingga saya sering memakai dupa untuk menghilangkan bau seperti gorengan ikan).
Waktu mencium, saya berkata,”Ini bau dupa ya?” Dijawab betul. Tapi kita tidak
memikirkannya dan terus berdoa. Ev Putra duduknya tidak menghadap kuburan,
sedangkan saya menghadap kuburannya. Karena saya menghadap ke makam, saya
melihat ada seorang bapak dengan istri yang dandanannya perlente. Sisiran rambutnya
dan sanggulnya mencerminkannya. Mereka turun dan masuk berdua dengan tentengan plastik.
Setelah kami selesaih beribadah menyembah Tuhan ,mereka belum keluar. Saya
berkata dengan para hamba Tuhan lain, “Orang-orang itu sedang berdoa pesugihan.”
Memang ada banyak orang mencoba untuk menyembah kepada berhala-berhala yang
dianggap memberi rejeki dan itulah yang orang Israel saksikan. Waktu di Mesir
selama 430 tahun, mereka menyaksikan bahwa Allah yang disembah oleh orang
Israel yang adalah berhala mendatangkan rejeki, itu sebabnya Allah katakan pada
hukum pertama (jangan ada padamu Allah lain dihadapanKu), Allah sedang bicara
bahwa Dia adalah Allah yang esa, tidak ada yang lain. Kalau engkau menyembah
Allah yang lain, maka engkau sungguh-sungguh celaka dalam hidupmu karena dengan
menyembah berhala maka hidupmu berada di dalam kehancuran rohani. Waktu Allah berkata
Dia esa adanya, Dia ingin membawa kita menyembah Allah yang sejati, yakni Allah
yang mungkin engkau sembah tidak seperti yang disembah di gunung Kawi yang
langsung mendapat berkat secara materi . Mungkin kita berdoa dan beribadah dengan
setia, tetapi kita tidak mendapatkan kekayaan secara finansial. Mungkin kita tekun
melayani tetapi kita tidak pernah naik jabatan. Kita melihat orang yang datang
ke pesugihan lalu ia pulang dan tiba-tiba ia berubah (jabatannya naik, uangnya
banyak, dagangannya laku karena ada yang disembah di dalam keyakinannya).
Waktu
saya masih kelas SD , ada buku pelajaran mengingatkan bahwa kalau orang di Jawa
menanam padi, mereka harus memberikan sesajen kepada Dewi Sri, dewi kesuburan,
dewi yang nantinya akan menyuburkan padi-padi. Kalau kita menyembahnya,
padi-padinya akan bernas. Kepercayaan itu membawa orang Israel dalam
perjalanannya juga mengikutinya sehingga kita menyaksikan bagaimana Nabi Yesaya
dan Nabi Yeremia mencela mereka. “Kamu menyembah kepada dewa supaya pukatmu mendapat
banyak ikan karena kamu anggap dewa-dewa itulah yang membuat engkau menjadi kaya”.
Dan iblis tahu cara untuk mengalahkan hatimu dalam beribadah kepada Allah yang
sejati. Dengan cara engkau dijanjikan kemewahan, kekayaan, kemakmuran atau
keberhasilan. Itu sebabnya hukum pertama, Allah mau berbicara bahwa Dia itu Esa
, tidak ada yang lain. Kalau engkau menyembah kepada yang lain (tidak menyembah kepada Allah), maka engkau
akan binasa dalam kekekalan. Jadi Allah memberikan hukum yang pertama supaya kita
memperoleh hidup yang kekal. Waktu Polycarpus mau dihukum mati, dia hanya
mengatakan,”Sepanjang usiaku ini Allah telah melayani saya dengan baik dan Dia
yang aku percaya. Masa pada waktu sekarang, aku menyangkal Dia? Lalu aku harus meninggalkanNya?
Tidak!” Polycarpus akhirnya mati sahid. Waktu memegang iman pada Allah yang
sejati, mungkin kita menghadapi banyak tantangan, bahkan mungkin dikucilkan,
tidak mendapatkan apa yang diharapkan, seperti orang-orang yang mencari allah
lain (makmur, berlimpah dan tidak seperti yang engkau sedang hadapi), tetapi
engkau akan hidup dan engkau pasti hidup. Karena Dia adalah Allah yang Esa!
Orang Israel dipanggil Tuhan untuk menyembah dan
melayani
Waktu Allah berkata, “Jangan ada padamu Allah lain dihadapanKu”,
orang Israel dipanggil Tuhan untuk menyembah dan melayani Tuhan. Siapa allah
lain yang ada di dalam hidup kita? Ada beberapa jemaat bertanya,”Apa yang
dimaksud dengan allah lain?”. Allah lain itu bisa saja bukan dalam bentuk dewa
yang kita kenal selama ini (dalam bentuk patung , jimat dll) tetapi apa yang
menjadi sesuatu yang paling utama di dalam hidupmu yang menyedot seluruh hati
dan pikiranmu. Bisa saja allah itu berupa pasangan, hobi, game yang
tidak bisa ditinggalkan dan sungguh-sungguh perhatian ada di sana. Allah lain yang
Tuhan sampaikan itu adalah allah lain yang telah memikat hatimu dan tidak
membuat engkau terpikat hatimu pada Allah..
Saya mengenal seseorang yang bersekolah Alkitab.
Setelah lulus, dia menikah dengan seorang pengusaha. Saat menikah, suaminya
berkata,”Kamu jangan menjadi penginjil. Kamu tidak usah melayani di gereja.
Kamu istri saya. Saya seorang pengusaha. Waktu kamu menikah dengan saya, kamu
tidak saya ijinkan.” Wanita ini tidak bisa apa-apa dan mengikuti kehendak
suaminya. Sepanjang hidupnya setelah ia sekolah Alkitab, ia tidak melayani
Tuhan. Waktu menjelang tua, suaminya yang pengusaha juga telah menjadi tua,
baru kemudian ia mendapat ijin. Jadi tinggal sisa-sisa. Waktu ia bertemu dengan
saya, ia mengambil pelayanan paduan suara. Mendengar kisahnya itu, saya merasa
sedih sekali karena waktu Yesus bicara dalam kitab Matius tadi, Tuhan Yesus
sedang bicara tentang kalau hatimu lebih mengasihi yang lain dalam konteks engkau
melayaniKu, maka engkau tidak layak. Bisa saja kita benar-benar mempunyai Allah
lain yaitu suamimu yang membuat engkau
tidak bisa melayani lagi. Bisa saja itu istri, anak. Saya tidak mengatakan
tidak boleh merawat anak, tidak melayani suami tetapi kalau sampai allahmu yang
lain itu mengalihkan hatimu untuk tidak melayani Tuhan, maka engkau sudah
mempunyai allah lain.
Terkadang
saya takut bicara kepada jemaat yang dulu setia tetapi begitu dapat pekerjaan,
ia sudah tidak lagi melayani Tuhan dengan baik. Dulu kehidupan doanya kuat, tetapi
setelah bekerja ia menghilang (tidak lagi ikut persekutuan doa). Kalau yang
lain bisa dalam bentuk punya perhatian lebih dan terpincut dengan dia, hati dan
pikiranmu diambil oleh dia, maka Allah memberikan hukum yang pertama. Allah
yang memanggil engkau dari perbudakan, adalah Allah yang layak untuk dilayani
dan disembah. Dia pantas untuk mendapatkan apa yang engkau harus diberikan. Dia
menyelamatkan jiwanu dan memberikan talenta dalam hidupmu dan engkau harus
mengembalikannya dalam pelayanan hidupmu kepada Allah. Pelayanan itu bisa bersifat luas dan sempit. Yang luas,
engkau melayani melalui pekerjaanmu. Engkau melayani dalam keluarga adalah
pelayanan secara luas. Tetapi ada juga pelayanan dalam bentuk khusus, “Engkau dipanggil
untuk melayani dia, baik engkau melayani sebagai pembesuk , worship leader,
pemain musik, usher dan lain-lain. Jangan sampai pelayanan -pelayanan
itu engkau tidak lakukan karena engkau diambil dengan apa yang menjadi ‘allah’.
Itulah yang menjadi perhatian rohani kita dalam perjalanan kita. Mari kita
pikirkan hukum yang pertama ini , apakah
ada Allah lain di hatimu? Kau mungkin menjawab tidak, tetapi dalam praktek
hidup kita bisa saja ada allah lain. Kiranya Tuhan menolong kita sungguh-sungguh
memiliki hati yang Tuhan katakan, ‘kasihilah Tuhan Allahmu dengan total hidupmu,
hatimu dan pikiranmu.
No comments:
Post a Comment