Pdt. Hery Kwok
1 Yoh 4:9 Dalam hal
inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah
mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
Gal 4:4 Tetapi setelah
genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan
dan takluk kepada hukum Taurat.
Yes 9:5-6 Sebab seorang
anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang
pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat
Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan
damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam
kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan
kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam
akan melakukan hal ini.
Pendahuluan
Ada pepatah yang
berbunyi “Binatang itu dipegang ekornya, manusia dipegang perkataannya”. Peribahasa
ini memberikan makna tentang kepercayaan kepada seseorang. Bila ucapan seorang manusia
tidak bisa dipegang, maka ia tidak bisa dipercaya. Binatang dengan mudah
ditangkap ekornya karena ekornya panjang, tetapi manusia ditangkap dari
perkataannya. Di sini yang ditangkap (= perkataan) adalah sesuatu yang sulit
karena tidak berbentuk (tidak ada fisiknya) alias abstrak, namun di sinilah
letak keberadaan manusia. Dalam kitab Amsal terdapat banyak kumpulan ucapan
ringkas dan ucapan berbentuk nasihat untuk mendidik. Misalnya : Perkataan
yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi
tulang-tulang (Amsal 16:24). Kalau
manusia perkataannya tidak punya kekuatan (tidak bisa dipegang), maka jangan
kita menaruh kepercayaan dan harapan padanya. Kita tidak menyukai orang yang berjanji
tetapi ia sendiri tidak bisa menepati. Bila perkataan orang itu bisa dipegang,
maka kita respek (hormat) dan berani menaruh kepercayaan padanya.
Allah yang Berjanji
Setelah manusia jatuh
dalam dosa, kitab Kejadian pasal 3 merupakan permulaan janji Allah terhadap
manusia. Janji ini diucapkan oleh Allah sendiri kepada manusia yang ingin memberontak
kepadaNya dan menjadi Tuhan atas dirinya sendiri. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara
keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau
akan meremukkan tumitnya." (Kej 3:15). Allah berjanji akan memberikan seorang anak
yang lahir dari seorang dara. Putra itulah yang akan memecahkan kepala ular
(menghancurkan si jahat). Janji itu keluar dari mulut Allah di saat hanya ada
manusia pertama (Adam dan Hawa). Manusia pertama itu adalah nenek moyang kita.
Hanya ada mereka berdua. Waktu Allah berjanji pada mereka berdua, janji itu
terus berjalan dan digenapi. Penggenapan janji yang diucapkanNya di Taman Eden Ini
menjadi kisah yang kronologisnya sangat
panjang.
Pada Gal 4:4 dikatakan : Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir
dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Di sini kita
menemukan bahwa :
1. Allah yang berjanji adalah Allah yang Maha Kuasa.
Hal Ini penting! Karena
perkataanNya untuk memberikan seorang anak digenapi dalam peristiwa kelahiran
Yesus. Yang berkata (berjanji) adalah Allah yang Maha Kuasa. Berbicara tentang
tema “Janji Allah yang Ditepati” berarti kita menemukan sosok pribadi Allah
yang Maha Kuasa yang memampukan Dia untuk menepati janji. Manusia tidak maha
kuasa dan hanya mungkin bisa berkuasa waktu memegang jabatan. Misalnya saat
menjabat sebagai presiden , orang akan punya kuasa sebagai presiden tetapi
tidak maha kuasa. Saat menjabat presiden direktur sebuah perusahaan, orang berkuasa
tetapi tidak maha kuasa. Manusia punya kuasa dalam jabatan tetapi tidak maha
kuasa. Kita bisa tidak (lalai) menepati janji atau tidak sempurna dalam menepati
janji karena kita tidak maha kuasa. Keterbatasan kita membuat kita menjadi
tidak sempurna dalam menepati janji kita.
Waktu saya dan shi mu pacaran, hubungan
kami hampir putus. Waktu itu kami sama-sama berdoa. Suatu kali saya bertemu dengan
shi mu di Bogor. Shi mu berkata,”Kita coba pikirkan tentang hubungan kita”.
Saya terkejut dan berpikir bahwa shi mu sudah punya laki-laki lain yang lebih
hebat dan tampan dari saya. Apa benar? Naluri detektif saya bergelirya. Apa
yang terjadi selama kami berpisah saat saya melayani sebagai mahasiswa praktek
selama setahun di Batu? Apakah ada pria lain? Ternyata tidak. Maka kami sama-sama
berdoa. Seringkali waktu pacaran lalu hubungan diputuskan dan diingkari, maka
ada rasa pedih karena orang yang dikasihi tidak punya komitmen dan integritas.
Sepertinya orang yang dulunya saya cintai menjadi orang yang paling saya benci
karena saya tidak percaya lagi. Waktu kita berdoa , maka Tuhan akan menuntun
satu per satu hingga kita memiliki keyakinan satu dengan lain.
Sebagai Tuhan yang Maha Kuasa ia
menuntut kita percaya pada perkataannya pada peristiwa Natal (kelahiran
putraNya). Pada Kej 12:1 dikatakan : Berfirmanlah TUHAN kepada Abram:
"Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini
ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Abraham dijanjikan Allah untuk
keluar dari rumah, kelompok dan kampungnya ke negeri yang Tuhan tunjukkan dan
pergi bersama Sarah untuk menjadi kelompok yang besar. Kej 17:1-2 dikatakan Ketika
Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada
Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di
hadapan-Ku dengan tidak bercela. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan
engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak." Saat itu Sarah
mandul (tidak bisa punya anak). Secara medis ia tidak mungkin punya anak.
Sebelum Kejadian pasal 17, Abraham mencoba ‘menolong’ rencana Allah dengan mengambil
Hagar supaya ia memperoleh keturunan. Hagar direkomendasikan oleh istrinya (ini
restu yang sah). Abraham mempunyai kesempatan maka ia pun mengambil Hagar dan
mendapatkan Ismail. Pada Kejadian 17:1
Allah berbicara pada Abraham. "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku
dengan tidak bercela. Ia menegur Abraham yang meragukan janjiNya untuk
memberikan keturunan.
Yang kedua, kisah imam Zakharia
(Lukas 1). Ia mempunyai istri Elizabet dan punya kondisi seperti Abraham dan
Sara yang tidak mungkin mempunyai anak. Sewaktu Zakharia memimpin ibadah ritual
di Bait Allah, malaikat Allah menyatakan diri pada Zakharia dan mengatakan bahwa
tahun depan ia akan mendapat seorang anak yang dikenal dengan nama Yohanes
Pembaptis. Waktu perkataan itu disampaikan , Zakharia sulit memahami secara
rasio maka ia tidak menaruh kepercayaan sehingga Allah memberikan hukuman
sehingga Zakharia bisu. Padahal Zakharia belajar firman namun meragukan firman
itu sendiri.
Yang ketiga, kisah Maria, Ibu
Yesus. Waktu malaikat Gabriel datang kepada Maria yang belajar kitab suci dan punya
kelemahan seperti kita. Waktu malaikat Gabriel berkata bahwa tahun depan ia
akan punya anak, Maria suit mempercayainya karena belum pernah berhubungan
dengan pria (masih perawan). Ia hanya bertunangan dengan Yusuf. Ini peristiwa
di luar kewajaran bahwa Maria akan mengandung bukan karena perbuatan laki-laki.
Maka ia berkata, "Bagaimana hal itu
mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" (Lukas 1:34). Gabriel
berkata, “Sebab bagi Allah tidak ada yang
mustahil." (Lukas 1:37). Perkataan ini menuntut keraguan manusia. Karena
manusia ragu maka dikatakan tidak ada yang mustahil bagi Allah. Allah adalah
pribadi yang maha kuasa yang sanggup melakukan apa yang mustahil bagi manusia. Pada
Gal 4:4 Rasul Paulus mengatakan dan mengangkat keberanaran bahwa Allah yang
mengutus anakNya, Allah yang berjanji
dan bisa dipercaya janjiNya, karena di dalam diriNya, sifat dan karakterNya,
Dia adalah Allah yang Maha Kuasa. Dalam perjalanan hidup kita, apakah kita
menaruh kepercayaan yang kuat terhadap Dia? Seringkali kalau ada hal yang tidak
mungkin, kita menjadi pesimis. Apalagi kalau permasalahan itu tidak ada jalan
keluar dan solusinya, hal itu seringkali ‘memakan’ iman percaya kita. Itulah
tantangan terhadap iman. Saat ada keluarga yang sakit dan tidak kunjung sembuh,
timbul pertanyaan “Apakah Allah benar-benar berkuasa?”
Ada seorang anak yang mengalami gagal
ginjal di Gereja Kristen Ketapang. Kemudian selama 21 tahun ia melakukan cuci
darah. Sedangkan papa saya menjalaninya selama 7 tahun. Waktu baru berjalan 6
tahun saja saya jatuh dalam iman karena papa tidak juga sembuh dan uang banyak
keluar untuk pengobatannya. Saya berpikir apakah papa bisa tertolong dan sembuh.
Hal ini terkait dengan kondisi keuangan.
Sekali cuci darah membutuhkan biaya yang besar. Dalam sebulan, tidak kurang 8
kali dilakukan cuci darah (seminggu 2 kali cuci darah supaya kreatinnya normal
dan tidak membuatnya pusing). Lebih bagus lagi 3 kali seminggu dilakukan cuci
darah. Jadi dalam setahun dilakukan cuci darah sebanyak 3 x 4 x 12 dengan biaya
sekali cuci darah yang relatif besar ditambah biaya pemeriksaan laboratium (untuk
memeriksa apakah kandungan racun sudah membaik atau belum). Bagi orang tersebut
yang harus cuci darah selama 21 tahun apakah tidak menjadi pergumulan yang
sulit baginya dan orang tuanya? Sulit! Dulu saya pernah meragukan Tuhan :
Mengapa papa tidak sembuh? Ujung-ujungnya saya meragukan Tuhan. Apakah Allah
sungguh mampu menolong? Hal ini bisa dialami kita. Banyak yang merayakan natal,
tetapi kita seringkali imeragukan Dia. Seberapa jauh kita punya keyakinan yang
kokoh pada pernyataan Allah yang akan memberikan Anak dan telah digenapi dalam
Yesus Kristus?
2. Allah yang berjanji adalah Allah yang berdaulat.
Pada Gal 4:4 Rasul Paulus
menyampaikan tentang waktu Allah. Setelah mengalami Allah yang Maha Kuasa, kita
mengalami Allah yang berdaulat. Dalam janji ia berdaulat . Kedaulatan adalah
tindakan Allah yang dilakukan berdasarkan kemauan Dia dan tidak ada orang yang
perlu memberi nasehat dan masukan kepadaNya untuk memutuskan (keputusan berasal
dari Dia). Tanggal 2 Desember 2016 saat demo berlangsung, banyak orang yang
sholat jumat walau pada waktu itu turun hujan dan mereka tidak bubar. Hal ini
berbeda dengan orang Kristen yang saat ibadah di lapangan turun hujan, maka
banyak yang bubar. Ada orang Kristen yang senang sewaktu turun hujan karena punya
alasan untuk tidak ke gereja. Begitu hujan, ia akan berkata, “Puji Tuhan”.
Waktu Presiden Jokowi mau ikut sholat Jumat bersama pendemo, maka segala hal terkait
dengan keamanannya selaku presiden perlu dipikirkan dan dipersiapkan dengan
matang. Maka disarankan agar ia membatalkan saja maksudnya karena keamanannya
kurang terjamin. Menurut seorang reporter TV dari Metro, sewaktu azan
dikumandangkan, Presiden Jokowi berkata, “Saya pergi sholat”. Selaku presiden, kemampuannya
terbatas untuk melihat kejadian apakah akan terjadi huru-hara atau tidak. Tetapi
Allah tidak terbatas dan Ia tidak pernah meminta masukan untuk mengambil
keputusan. Ayub dalam kesulitan hidupnya, di mana anak-anaknya meninggal, hartanya
hilang dan dirinya sendiri menderita sakit, mengatakan bahwa dirinya paling
benar. Allah pun menyatakan kedaulatanNya kepada Ayub. Waktu Ia menciptakan dunia
dan seluruh isinya, tidak ada manusia yang memberi saran dan masukan kepadaNya,
karena Dia adalah Allah yang berdaulat. Waktu Yesus diutus, Allah berdaulat melakukannya.
Waktu yang sempurna diberikan anakNya pada kita. Kesempurnaan waktu dirangkai
dalam kalimat indah : “indah pada waktunya” . Itu menunjukkan betapa indah
segala sesuatu. Rasul Paulus menulis dalam kata “genap waktunya”. Saat itu pemerintahan
Romawi dalam kondisi puncak kejayaannya. Segala keamanan dan fasilitas sudah
ada. Waktu Yesus dihadirkan dalam kekaisaran Romawi dan mau dibunuh, Dia dibawa
ke Mesir.
Penutup
Percayakah bahwa Ia tahu yang terbaik bagi kita? Bila
percaya, maka seharusnya hal ini memberikan keberanian untuk mempercayaiNya. Ia
pasti memberikan yang terbaik bagi kita. Yang terbaik belum kita lihat tapi
pasti Ia berikan. Beberapa waktu lalu terkait perkembangan politik, ada percakapan
dalam group teman SMA saya. Waktu peristiwa A Hok masuk kejaksaan , prediksi
yang keluar adalah A Hok akan ditahan. Teman saya berkata, “Kasihan.” Teman
saya lau bertanya kepada saya,“Apa komentarmu, pendeta?” Saya menjawab, “Tuhan
tahu yang terbaik. Walau mungkin A Hok masuk penjara , yang diberikan Tuhan
pasti yang terbaik.” Namun ternyata hal itu (A Hok masuk penjara) tidak terjadi.
Tuhan punya kedaulatan. Percayakan kedaulatan Allah yang berhubungan dengan
kebaikan kita seperti pada peristiwa natal di mana Ia memberikan anakNya. Percaya
Ia adalah Allah yang maha kuasa dan berdaulat. Ia tidak diatur oleh manusia
tapi sebaliknya. Jangan menganggap imanmu hebat sehingga mau mengaturNya.
Sepanjang kita percaya kepadaNya berarti kita tunduk kepadaNya. Sebagai orang
yang percaya kepada Dia , maka kita harus percaya kepada kedaulatanNya. Kalau Ia
memberikan yang terbaik untuk dunia, maka Ia juga memberikan yang terbaik untuk
kita. Kalau Allah berdaulat mengatur alam semesta, Ia akan mengatur untuk kita bertemu
dengan Dia melalui proses hidup yang panjang. Kiranya tema ini memperkokoh kita
dalam iman percaya kita kepadaNya.
No comments:
Post a Comment