Pdt. Hery Kwok
Yoh 1:43 Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk
berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya:
"Ikutlah Aku!"
Yoh 15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah
yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan
menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa
dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.
1Tim 4:6 Dengan selalu
mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi
seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman
kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.
1 Tim 6:3 Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan
tidak menurut perkataan sehat — yakni perkataan Tuhan kita Yesus
Kristus — dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita,
Pendahuluan
Ada beberapa nats Alkitab yang dikutip untuk tema hari ini yakni :
- Yoh 1:43 Rasul Yohanes menulis bagaimana Yesus memanggil salah satu muridnya.
- Yoh 15:16. Ayat ini pernah diucapkan oleh seorang supir non Kristen di Gereja
Kristen Ketapang. Dia mengatakan menjadi murid Kristus dipilih oleh Allah bukan
manusia. Kalau yang mengatakan hal tersebut orang Kristen, aktifis, atau majelis
saya tidak heran, tetapi kalau yang mengatakannya orang non Kristen saya jadi terheran-heran.
Yesus berkata dengan jelas kepada Filipus,”Ikutlah Aku”. Kita menjadi murid Tuhan
Yesus karena wibawa dan otoritas dari Allah bukan karena kita. Rasul Paulus
berkata bahwa Timotius akan menjadi pelayanan Kristus yang baik kalau
mengingatkan orang lain, saudara lain, orang yang mengenal Kristus agar belajar
tentang pokok iman dalam ajaran yang sehat yaitu Firman Tuhan.
- 1 Tim 4:6 Rasul Paulus memberi penekanan agar murid membuahkan murid yang
lain .
- 1 Tim 6:3 Seorang murid Tuhan Yesus harus mengikuti perkataanNya dan
hidup sepadan.
Apa konsep Anda tentang
menjadi murid Yesus?
Menjadi murid Tuhan
Yesus adalah istilah yang dipahami dan tidak asing. Sejak kecil (Sekolah Minggu)
kita diajarkan menyanyi lagu “Aku Laskar Kristus” yang adalah murid Kristus.
Nyanyian ini mengingatkan bahwa kita adalah murid Kristus sehingga istilah
murid Kristus sudah tidak asing. Berangkat remaja/pemuda, kita diingatkan oleh lagu
“Saya Mau Iring Yesus”. Sedang konsep kita apa menjadi murid Yesus? Tokoh religius
India, Mahatma Gandhi, tidak mau menjadi orang Kristen karena melihat perirlaku
orang Kristen (murid Kristus) yang tidak sesuai dengan ajaran Kristus. Gandhi
memuji ajaran Yesus Kristus sebagai bagus dan luar biasa, tapi ia tidak mau menjadi
murid Kristus bukan karena Firman Tuhan atau tokoh Yesus Kristus, tetapi karena
pengikutnya (murid Kristus). Ini sesuatu yang sangat ‘menampar’ orang Kristen.
Kita bisa memahami
mengapa Rasul Paulus sedemikian militan dan kuat? Mengapa Rasul Yohanes mau
dikucilkan di Pulau Patmos, Rasul Yakobus mati sahid, Rasul Petrus mati dengan posisi terbalik, rasul-rasul
lain dan orang-orang lain mau menderita sampai mereka memberikan dirinya untuk dibunuh.
Martir pertama, Stefanus bukanlah seorang rasul tetapi ia telah membuktikan diri
sebagai murid Kristus yang sejati dan berani membayar harga dari pengakuan dan
keyakinannya bahwa ia adalah murid Kristus. Kita mengalami kesulitan untuk
memahaminya karena konsep kita dalam belajar.
Apa tujuan kita menyekolahkan anak kita? Ada yang berkata anak bersekolah agar
tidak bodoh karena kalau bodoh tidak bisa bekerja dan mencari uang, tidak bisa menikmati
hidup enak dan akan menyusahkan diri serta orang lain. Maka saat belajar, kita selalu
menekankan tingkat pengetahuan semata (hanya pengetahuan yang menjadi tujuan
kita belajar). Hal ini tidak sepenuhnya salah.
Namun kalau hanya itu tujuan satu-satunya, maka kita tidak akan menemukan
relasi antara ilmu dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan dalam proses belajar
sekarang bisa saja murid tidak bertemu
dengan guru karena bisa bertemu jarak jauh. Pada zaman sekarang yang didukung
oleh teknologi yang canggih, kita bisa belajar dengan orang di Amerika, tutorial
bisa didapat melalui konferensi jarak jauh atau pun universitas terbuka. Teman
saya ada yang mengikuti sekolah lanjutan melalui universitas terbuka dan tidak perlu terus tatap muka (cukup 1-2 kali).
Jadi proses belajar sekarang tidak perlu lagi bertemu dengan guru terus menerus.
Karena tujuan kita belajar agar dibekali kepintaran yang akan menolong agar
menjadi orang yang bisa mencari uang, menghidupi diri sendiri dan keluarga
(kalau sudah menikah dan menyekolahkan anak). Proses belajar dalam dunia sekarang
seperti itu. Maka kita sekarang melihat orang-orang hebat dan jenius dalam
pemerintah tapi berani korupsi dan mengambil uang rakyat. Sejak kecil orang
diisi dengan konsep bahwa otak harus pintar dan nomor satu. Saat acara reuni
dan melihat gurunya masih hidup, lalu para mantan siswa yang sudah sukses
secara materi lalu mengumpulkan uang untuk membeli hadiah bagi sang guru.
Relasi antara murid dengan guru hanyalah sebatas itu. Tujuan proses belajar
seperti itu. Maka menjadi murid Kristus, konsepnya akan menjadi sama seperti
itu. Banyak orang Kristen yang memuaskan otak hanya dengan Firman saja. Ini tidak
sepenuhnya salah. Sayangnya pada proses ini tidak ada hubungan antara
pengetahuan dan perubahan hidup.
Saat mengikuti seminar
yang diadakan oleh GKKK unit Central Park yang dibawakan oleh Ev. Johni yang
berlatar jurusan apologetik (pembelaan iman dijelaskan kepada orang non
Kristen). Ia berbicara dengan topik yang sangat bagus. Apa relevansi doktrin
Tritunggal dalam hidup kita (apa pentingnya doktrin itu)? Hanya untuk memenuhi
pikiran kita? Allah saya begini loh. Misal : saya menjadi pendeta di gereja, di
rumah menjadi suami dari Ev. Susan , dan bila diperlukan menjadi supir. Apakah Allah seperti itu? Itu
salah. Allah yang kita sembah , Allah Tritunggal, dengan pribadi masing-masing,
Allah Bapa , Anak dan Roh Kudus (dalam pribadi masing-masing tidak terpisah.
Hanya itukah yang menjadi pengetahuan teologia di kepala kita? Apa hubungan
Allah Tritunggal dengan hidup kita? Tidak mungkin pengetahuan Tuhan tidak masuk
dalam hidup kita. Konsep menjadi murid dalam Alkitab bagus sekali.
Konsep menjadi murid
menurut Alkitab.
Kata murid ditulis dalam bahasa Yunani : Mathetes (disciple atau pelajar):
1. Relasi antara guru dengan
muridnya
Dalam pemahaman orang Yahudi dan Yunani yang belajar
filsafat, seorang bisa dikatakan murid bila memiliki hubungan antara guru
dengan muridnya yang tidak terbatas dalam proses belajar saja tetapi terus berkelanjutan.
Dalam Kisah Para Rasul, semua murid (orang yang menjadi percaya) punya kondisi
yang sehati satu dengan yang lain karena mereka punya relasi dengan gurunya
dalam hal yang sama. Tidak ada murid yang tidak punya hubungan dengan gurunya.
Relasi ini penting karena perjalanan murid dan guru merupakan perjalanan
bersama-sama. Seperti kemana pun Yesus pergi , murid-muridNya mengikutiNya
2. Proses yang dijalani
seorang murid (pelajar)
Kata ‘murid’ menekankan
adanya proses yang dijalani mruid untuk mengenal karakter dan ajaran gurunya
dan dibentuk menjadi sama dengan gurunya. Apa yang ada dalam karakter gurunya
harus ada dalam diri murid-muridnya. Para rasul mengalami perubahan dalam
belajar mengenal Kristus. Dulu Paulus menentang Yesus dan bermaksud membunuh
murid-muridNya. Tapi begitu menjadi murid Yesus dengan ajaranNya untuk mengasihi
seroang akan yang lain dan menyaksikan kasih Yesus dalam hidupnya, maka Paulus
pun berubah.
3. Mengikuti
Dalam kata Mathetes ada pengertian mengikuti (tidak ada
lagi yang kita tentang). Tidak ada yang kita pertahankan, kemauan saya ada di
dalam dia. Saat orang menikah dan mau ikut berarti menanggalkan diri. Suami dan
istri kalau tidak menanggalkan ego, rumah tangga bisa tenggelam. Maka mulailah
bertemu dengan pribadi yang berbeda dan saya berkomitmen mengikuti dia. Kemana
guru pergi, walau tidak mau, di sanalah saya harus ikut. Tidak ada konsep :
Tuhan saya maunya begini. Tuhan tidak melayani hamya saat senang. Tetapi banyak
orang Kristen yang mengaku muridNya tidak begitu, kalau tidak suka atau enjoy tidak pelayanan dan beribadah.
Kita hidup dalam zaman seperti ini, untuk menjadi murid pengikut Tuhan.
4. Seorang yang menjadi
murid kemudian membuat murid (pemuridan).
Murid memuridkan orang
lain. Maka rasul memuridkan orang lain.
Timotius murid dari Rasul Paulus. Dan Paulus meminta Timotius mengajar orang
yang cakap
Menjadi murid...
Dalam konsep orang Yunani
Seorang yang senantiasa mengikuti gurunya dan mengalami proses pembelajaran
sampai proses pengujian sehingga akhirnya dapat memiliki murid yang belajar
dari dirinya (menghasilkan murid). Perubahan yg terjadi dari seorang yang
menjadi Murid Kristus : mengalami pertumbuhan iman yang diwujudkan (dibuktikan)
dalam mentaati Firman Tuhan.
Kalau mau menjadi murid Yesus tapi tidak rindu memuridkan maka kita tidak
berani mengatakan kita seorang murid. Maka ktia berkonsetnrasi ke penginjalan
dan pemuridan agar memahami menjadi murid. Dengan menjadi murid terjadi
perubahan dalam diri orang itu. Murid itu mengalami pertumbuhan imannya.
Imannya kepada Kristus makin nyata setiap hari dengan mentaati firman. Murid yang
mentaati iman akan memiliki pertumbuhan iman dengan gurunya. Jemaat yang sedang
bergumul dengan masalah jangan mencari jalan pintas. Kalau mengalami kesulitan
ekonomi, jangan pikir Tuhan mau apa dalam diri saya. Pertumbuhan iman apa yang
Engkau kehendaki? Kalau tidak terjadi, maka
tidak bertumbuh dalam iman. Walau anak/istri/suami bermasalah, studi
bermasalah, pergaulan bermasalah maka pikirkan apa yang Tuhan mau. Itulah
murid. Mencari pasangan / teman hidup mudah sekali. Apalagi populasi orang di
dunia lebih banyak perempuan. Kita bergumul dengan baik dengan mentaati iman. Seorang
murid mengalami pertumbuhan iman dalam pendidikan dalam konsentrasi ini.
Proses menjadi murid
Kristus dalam hubungan pribadi antara murid dengan gurunya
1. Seorang murid akan
mengajukan pertanyaaan terus-menerus kepada gurunya bagaimana cara mengikut
Yesus.
Dalam doa malam, saya dan shi mu terus meminta agar Tuhan
memberi petunjuk dan kehendakNya kepada
kami dalam mengajar jemaat di GKKK Mabes. Majelis dan teman dekat mu-shi
mengerti kesulitan dalam menggembalakan. Kalau tidak ada hubungan dengan Tuhan dan
Kristus tidak nyata dalam hidupmu itu bukan murid Kristus.
2. Seorang murid akan
belajar dari perkataan-perkataan Yesus.
Seorang murid Kristus mempunyai
kecintaan untuk membaca Firman Tuhan setiap hari. Sehingga saya minta dibuat
program untuk anak-anak Sekolah Minggu agar
rindu membaca Alktiab setiap hari walau tidak mudah kasih reward dll. Kalau membaca Firman Tuhan sudah merasuk dalam kehidupan,
maka yang dipikirkan adalah Firman Tuhan.
3. Seorang murid akan
belajar dari cara Yesus melayani.
Ini tingkatan yang lebih tinggi.
Mengapa orang Kristen yang percaya dibawa untuk melayani dia? Kalau ada yang bilang
susah melayani karena sibuk, sesungguhnya paradoks. Tuhan yang memberi kesibukan,
pekerjaan , bisnis. Apa harus ditarik Kistus baru melayani Tuhan? Saya banyak
bertemu oang yang sudah collapse atau
di kursi roda baru mau melayani Tuhan.
4. Seorang murid akan
mengimitasikan (menirukan / sama seprti ..) hidup dan karakter Yesus. Seperti
pada Roma 8 di mana Rasul Paulus memberitakan
bagaimana Allah memilih kita berdasarkan kerelaan hatiNya dan memprosesnya. Dia
menjadi kepala dari orang tebusan. Kita diminta untuk melakukan supaya sama
dengan karakter Tuhan Yesus. Mahatma Gandhi (1869-1948) tidak mau menjadi Kristen
karena melihat perilaku orang Kristen
yang tidak mengikuti ajaran Yesus.
5. Seorang murid akan
menemukan dan mengajar murid-murid yang lain demi Yesus.
Penekanan Injil tentang
menjadi Murid
Matius :
Konsep pemuridan dikaitkan dengan pengutusan. Setelah murid-murid memahami
ajaranNya maka Tuhan Yesus memberi perintah “Jadikanlah muridKu” (Mat
28:19-20).
Markus :
Seorang murid sekaligus merupakan pelayan yang ditebus sehingga penekanan
yang penting adalah kerendahan hati seorang murid. Kita harus mau dibentuk dan
diproses. Ini sulit karena dalam zaman post-modern, orang punya konsep bahwa dirinya
paling benar sehingga kalau dinasehati (bahkan oleh pendeta) akan dilawan.
Markus : engkau seorang murid dan pelayan, engkau mau diajar, ditegur dan
dibimbing melalui Roh Kudus , Hamba Tuhan, pembina rohani, orang tua kita. Ev. Bejo
Lie M.Th. dalam relasi antara Anak, Bapa dan Roh Kudus pada konsep Tritunggal,
Yesus sepertinya berperan di bawah Bapa walau setara di mana Ia mau merendahkan
diriNya. Bahkan seorang pendeta juga
perlu diajar dan diberi petunjuk tentang kelemahannya walau tidak mudah
menyikapinya. Begitulah proses yang dikatakan Markus tentang seorang murid
harus belajar.
Lukas :
Jalan yang harus ditempuh oleh seorang murid bukanlah jalan yang mudah
tetapi jalan yang penuh pengorbanan. Seorang murid bukan saja hanya tahu apa
yang dikatakan oleh gurunya tetapi juga memilih berada di jalan gurunya. Langkah
ini yang akhirnya akan menghasilkan buah yang konsisten dengan jalan yang
dipilih oleh murid Kristus. Mengikut Kristus susah, harus menyangkal diriBarangsiapa
mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan
barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia
tidak layak bagi-Ku. (Mat 10:37)
Yohanes :
Murid yang mengikut Yesus memiliki banyak kekurangan (terikat dosa). Karena
itu penekanan menjadi murid Kristus berarti diberi kesempatan untuk bebas dari
ikatan dosa. Tuhan Yesus berbicara ke Nikodemus untuk dilahirkan kembali.
Prosesnya harus meninggalkan keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan
hidup. Juga kepada perempuan yang kedapatan berzina, Tuhan Yesus berkata, "Akupun
tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari
sekarang." (Yoh 8:11)
Kesimpulan :
1. Saat kita mengaku percaya
dan mengambil keputusan untuk dibaptis maka kita menyatakan kepada dunia bahwa
kita adalah murid Tuhan Yesus.
2. Apakah perjalanan kita
sebagai murid yang mengiring Yesus telah sesuai dengan apa yang dikehendaki
oleh Guru Agung kita yaitu Tuhan Yesus Kristus. Sudah berapa tahun kita menjadi
orang Kristen? Apakah kita sudah benar-benar melakukan apa yang dikehendaki
oleh Tuhan? Saat meninggal, apakah sebagai murid Tuhan Yesus kita berani berjumpa
dengan Guru?
No comments:
Post a Comment