Ev. Hellen Chou Pratama
Amsal 4:23 Jagalah hatimu
dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan.
Yeremia 17:9-10 : Betapa
liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu:
siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang
menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan
tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."
Pendahuluan
Apa yang akan terjadi
bila selama 24 jam Tuhan mengambil alih hidup kita? Dia tinggal di rumah kita,
terbangun di tempat tidur kita, keluarga kita adalah keluargaNya, bos kita
adalah bosNya, toko dan karyawan kita adalah toko dan karyawan Dia. Dia
mengambil alih semua aspek kehidupan kita sehari-hari. Apakah ada yang berubah?
Apa yang orang lihat berubah dalam diri kita? Apakah orang akan melihat diri
kita yang sama? Apakah orang akan melihat kita sebagai seorang yang berbeda? Pasti
kehidupan kita berubah dan berbeda.
Kalau kita mengemudi di tengah kemacetan Jakarta, kita akan lebih sabar. Saat menghadapi
pembantu yang kurang pintar atau karyawan yang menjengkelkan, kita akan
menghadapinya dengan sabar. Dalam menghadapi orang tua yang bertingkah seperti
anak-anak, kita akan jauh lebih lembut. Karena tingkah laku orang yang sudah
tua terkadang membuat sakit kepala. Hatinya menjadi sangat sensitif, harga dirinya
adalah harga diri orang tua tetapi
kelakuannya seperti kanak-kanak. Biasanya orang yang merawatnya bisa kehilangan
kesabaran. Tetapi bila Yesus mengambil alih hidup, kita akan menghadapi orang
tua seperti itu dengan cara yang berbeda. Kalau kita adalah pesawat, Tuhan
ingin duduk di-cockpit nya karena Dia
ingin menjadi pilotnya. Kalau kita menjadi mobil, Dia ingin duduk di bangku
pengemudi. Kalau kita komputer, Dia ingin mengambil-alih sistem operasinya (softwarenya). Tetapi karena kita adalah manusia,
Dia ingin mengambil alih dan mengendalikan hati kita. Dia ingin kita diubahkan
menjadi semakin diserupakan dengan Dia. Mengapa penting bagi Tuhan untuk mengambil
alih hati ktia?
Penggunaan Kata ‘Hati’
Kita melihat di Alkitab alasan Tuhan ingin
mengambil alih hati kita. Ada ratusan ayat berbicara tentang hati di dalam
Alkitab. Kata ‘hati’ dalam bahasa Ibrani menyoroti berbagai sisi dari hati
manusia. Dengan menyebut kata ‘hati’ saja, kita akan melihat betapa ajaibnya
kata ini. Kita sering mendengar, menggunakan dan mengucapkannya. Semuanya
menceritakan tentang diri manusia. Kita bisa mengatakan orang yang sedang jatuh
cinta sebagai seorang yang jatuh hati yaitu orang yang memberikan hatinya
kepada seseorang. Ketika itu, kita memberikan yang paling berharga dari hidup
kita. Karena hati kita melekat padanya seperti yang Tuhan Yesus katakan , "Karena di mana hartamu berada, di situ
juga hatimu berada" (Matius 6: 21).
Orang yang kita sayangi kita sebut sebagai jantung hati. Setelah saya
memperlihatkan foto anak saya, Sung shi-mu memperlihatkan foto cucunya. Saya tadi
juga berbicara dengan Guo shi mu,”Sewaktu pacaran saat bertemu dengan teman kita
menunjukkan foto pacar. Setelah menikah dan belum punya anak, kita
memperlihatkan foto suami. Kalau kita sudah punya anak, foto anak yang banyak.
Setelah punya cucu, foto cucu yang diperlihatkan.” Ada seorang teman yang tidak
punya anak, setiap kali membuka telpon selulernya , ia memperlihatkan foto anjingnya.
Itu jantung hatinya. Orang Bandung mengatakan sakit hati sebagai nyeri hati. Kita
menyebut orang yang sedang emosi seperti yang dialami oleh banyak perempuan
yang sedang cemburu sebagai panas hati. Orang yang sedang putus cinta dikatakan
patah hati. Orang yang jahat dikatakan sebagai orang yang tidak punya hati. Apa
yang saya sebutkan terkait dengan kata ‘hati’ merupakan campuran antara yang berkonotasi
‘baik’ dan ‘jelek’.
Hati adalah Organ Manusia
yang Sangat Penting
Tuhan Yesus sangat fokus dengan hati manusia.
Sehingga dalam khotbahNya, Ia berkata, “Berbahagialah
orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah (Matius 5:8).
Bagi orang Ibrani, hati adalah organ yang sangat penting. Kata ‘hati’ sering
kali dipakai terkait dengan keselamatan manusia dan karakternya. Hati adalah
pusat kendali dalam hidup kita. Dia mengalirkan hidup kita. Kalau kita membuka
Alkitab, kata ‘hati’ (dalam bahasa Ibrani leb
atau kaved) dipakai untuk : lambang
sebanyak 29 kali ; menunjukkan karakter / sifat / kepribadian manusia 257 kali;
menjelaskan 6 kondisi emosi manusia 166 kali; menggambarkan kegiatan berpikir
204 kali dan menunjukkan maksud hati 195 kali. Hati akan membentuk siapa diri
kita dan membedakan kita sebagai manusia dengan mahluk lain (binatang).
Hati adalah Tempat di
Mana Manusia Bertemu Tuhan
Kita mendapatkan gambaran yang sangat luas tentang
‘hati’ hanya dengan melihat Alkitab. Hati adalah tempat di mana manusia bertemu
dengan Tuhan. Itulah organ pertama yang Tuhan sentuh sebelum kita mengenalNya.
Roh Kudus Tuhan memberikan hati baru kepada kita. Hati yang bisa berespon
terhadap Injil. Hati yang bisa condong kepada Tuhan. Hati yang punya kemampuan
untuk bisa percaya kepada Tuhan. Tanpa hati baru, kita tidak akan sanggup
mempercayai Injil dan Tuhan. Tanpa hati baru, kita tidak akan sanggup
meresponsi cinta Tuhan. Tanpa hati yang baru, kita tidak akan bisa mengatakan,”Ya
Tuhan, aku percaya”. Organ ini begitu penting. Karena hati, kita bisa bertobat
dan percaya. Hati adalah sumber kehidupan. Ini suatu tempat yang diinginkan si
jahat lebih dari apapun. Karena jika ia mendapatkan tempat itu , ia bisa
mengerjakan apapun yang diinginkan lewat orang itu. Allah sangat memperdulikan
hati kita dan apa yang terjadi dengannya.
Tuhan Melihat Hati
Manusia sangat memperhatikan penampilan luarnya. Juga
banyak orang Kristen yang sibuk memperhatikan bagian luarnya, apa yang dipakai,
apa yang bisa ditampilkan dan dibawa. Itu semua bisa menaikkan penilaian orang
lain terhadap dirinya. Perempuan yang gemar perhiasan akan memburu berlian yang
semakin besar karatnya. Yang suka tas mengejar tas yang semakin tinggi harganya
dan kalau bisa menggunakan tas seharga semiliar. Saya tidak membayangkan gaya
hidup orang kaya yang seperti itu. Tas yang mereknya paling mahal seperti yang
dibawa artis Syahrini dan Ratu Atut yaitu Hermes yang harganya bisa mencapai satu
miliar Rupiah atau lebih. Hal Itu penting karena manusia ingin menampilkan kemahalan
dirinya. Laki-laki yang hobi mobil maunya mengendarai mobil yang mahal. Yang
suka main golf ingin memakai stick golf yang mahal. Semuanya untuk penampilan di
luar. Tetapi berapa banyak manusia dan orang Kristen yang memperhatikan apa yang
ada di ‘dalam’. Perempuan sangat memperhatikan penampilan luar. Saat umur
bertambah, akan ada banyak kerutan di wajah. Di Bandung ada menu restoran berupa makan sapo dengan
kuah yang mengandung kolagen. Banyak orang yang memesan dan memakannya agar
bisa awet muda. Ada banyak sekali yang sangat memperhatikan penampilan secara
luar biasa. Seorang ibu berkata kepada saya, “Mengapa saat usia bertambah, fisik
yang ada di atas ‘menurun’?” Saya berkata balik,” Itu berarti hidupmu sudah
melewati waktu.” Kelopak mata turun operasi untuk naik lagi. Kalau tidak bisa
operasi suntik botok dan lain-lain. Semua untuk penampilan luar. Allah tidak
terkesan dengan penampilan luar. Tetapi Tuhan berkata, “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang
di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Sam 16:7b). Tuhan tidak
ingin anak-anakNya sibuk di luar tetapi hatinya tidak dijaga agar tetap indah.
Hati yang Melekat pada
Tuhan
Siapa orang yang
paling banyak ditegur oleh Tuhan Yesus tentang hatinya? Bukan pemungut cukai
atau orang jahat tetapi para pemuka agama, ahli Taurat dan orang – orang yang
mengerti Alkitab. Mereka ditegur karena mereka munafik. Mereka di luar terlihat
sangat rohani, tetapi di dalamnya penuh dengan kejahatan. Suatu hari Tuhan Yesus
menegur mereka yang di dalamnya penuh ‘ular
beludak’ dan ‘bangkai’. Karena Tuhan melihat hati. Hati kita adalah suatu
tempat yang Tuhan inginkan bagi diriNya sendiri. Hanya ada 1 Tuhan yang boleh
bertahta di situ. Jika hati kita ditempatkan oleh si jahat, ia akan
mengeluarkan hal-hal yang tidak baik dari perbendaharaan si jahat. Ketika Tuhan
menegur Kain, “Kain mengapa hatimu panas? Kenapa mukamu muram?” Kain iri hati
terhadap Habel. Mukanya tidak bisa berseri-seri karena si jahat telah
menuangkan banyak rencana jahat dalam hatinya. Ketika si jahat mendapat tempat
di hati, dia menuangkan banyak sekali hal yang jahat. Ia memberikan kelicikan ,
pemberontakan, keserakahan dalam hati. Dia membuat hati kita tidak peka
terhadap dorongan Roh Kudus. Allah ingin kita memperhatikan dan menjaga hati
kita. Kita tidak bisa menjaganya dengan kekuatan kita sendiri. Allah hanya
meminta kepada kita untuk menurut pada Roh Kudus, mencodongkan hati kita pada
keinginan Tuhan, diisi oleh kebaikan Tuhan, membiarkan Tuhan menjadi Tuhan di
hati kita.
Di keluarga kami ada
kebiasaan rapat keluarga kecil. Ketika ada sesuatu untuk dibicarakan, maka
diadakan rapat. Suatu kali suami saya yang juga papa anak-anak mengajukan rapat
menjelang pergantian tahun. Topiknya sharing
apa yang menjadi pengalaman seahari-hari dengan Tuhan dan anggota keluarga
lainnya. Pada waktunya, setelah saya dan suami yang sharing tentang beratnya pelayanan, anak-anak pun membagikan
pengalaman mereka. Anak yang kedua berkata, “Aku belajar satu hal. Waktu saya
ingin mencari pacar, mama ingat saya bicara dengan mama? Ma, saya suka dengan
siapa saja. Di antaranya ada yang paling saya suka. Dia tahu saya suka dia.
Tapi saya berkata kepadanya, ‘Saya tidak akan masuk pacaran, kita doakan dahulu’.
Dia anak pendeta. Aku mau Tuhan pegang dulu hatiku. Karena kalau hatiku
terpegang Tuhan, maka hal lain akan menjadi benar.” Ketika ia berbicara, saya
tahu arahnya kemana. Kokonya mengatakan, “Iya Pa. Apa yang ingin kita sampaikan
: papa gelisah dengan pelayanan, mami jadi ikut gelisah. Tapi saya ingin
sampaikan ke papa dan mama satu hal. Seperti pengalaman kita, saya yakin satu
hal, kalau hati kita dipegang Tuhan, maka bila kita pegang yang lain akan menjadi
benar. Papi tidak usah pusing, gereja dan pelayanan adalah milik Tuhan. Seperti
papi sering mengingatkan kita. Tugas kita adalah setia. Yang penting hati harus
benar. Karena kalau hati terpegang Tuhan, maka kita akan jadi benar dalam hidup
ini.” Papinya sampai terdiam. Papinya lalu berkata, “Aduh, Puji Tuhan sekali
kalian bisa bicara seperti itu!”
Bila hati telah diserahkan
kepada Tuhan, Tuhan akan atur banyak hal dan damainya ada di sana. Kebaikan Nya
akan mengalir dari sana. KesucianNya akan menyucikan hati kita. KemurahanNya
akan mengalir dari sana juga. Tuhan menginginkan tempat itu. Setiap hari,
setiap saat dan setiap inci nya diperebutkan Tuhan dan si jahat. Kemana kah
hati kita mengarah saat ini? Kepada Tuhan? Atau kepada ilah yang lain? Ilah
yang lain bisa muncul dalam berbagai bentuk : harta, orang yang dikasihi, ego
kita, barang-barang milik kita. Cara mengujinya mudah. Hati kita melekat kepada
apa? Apa yang membuat kita tidak bisa tidur? Apa yang bila tersentuh kita tidak
bisa tidur? kita hidup di dunia, kita bisa gunakan pengalaman hidup dan
memiliki yang terbaik? Tetapi kalau hati melekat kepada Tuhan, maka kita akan
meletakkan semuanya di tempat yang benar. Dan kita tidak membiarkan hati
disusahkan olehnya.
Biarkan Tuhan yang
Menjaga dan Mengendalikan Hati Kita
Saat ini semua orang sedang sibuk dengan program
pemerintah Tax Amnesty. Banyak yang bertanya,”Shi mu kalau kita tidak mau
laporkan harta kita, saya mau bawa pulang harta saya dari Hong Kong, bisa tidak
uangnya saya masukkan saja ke brankas yang besar?” Dalam hati saya bertanya,”Ini
perlu dikonseling atau dikhotbahkan?” Saya berkata,”Ini saatnya untuk tidak
menyembunyikan harta dan uang. Kecuali uangnya tidak dipakai (hanya untuk
dilihat). Kalau tidak, suatu saat dibelanjakan atau dijadikan warisan / hibah
akan ketahuan uang dan hartanya. Ini saatnya kita melihat apakah hati kita
melekat pada hal-hal yang bukan Tuhan. Kita orang Tionghoa disebut sebagai
orang yang sangat suka uang. Ada yang setelah menjadi orang Kristen tidak juga berubah.
Saya baru saja membesuk seorang ibu yang baru menjalani operasi tempurung lutut
dan masih duduk di kursi roda. Ibu ini bercerita, “Saat saya turun dari
pesawat, menantu laki-laki saya membawa kursi roda dari gereja. Saya bertanya ,
‘Ini kursi roda siapa?’ dan ia menjawab, ‘Dari gereja!’ Malu-maluin saja membawa
kursi roda dari gereja. Memang tidak ada uang untuk membeli kursi roda?” Ibu
ini kemudian minta dibelikan kursi roda sambil marah-marah. Ia juga menjalani terapi
di Malaka dan ibu ini berkata bahwa dokter yang menerapinya jahat. Saya
katakan, “A-yi dokter itu mau a-yi sehat.” Ia pun membalas,”Ia mau uang saya.
Dia harus baik-baik dengan saya. Tidak boleh marah-marah begitu dengan saya. Saya
punya uang memang kenapa?” Saya hanya bisa mengatakan,”A-yi sudah mulai sehat
karena bisa marah-marah.” Orang Tionghoa melihat uang sebagai hal yang begitu
luar biasa. Mungkin hati kita sangat melekat kepada uang. Ia mengalirkan hidup
yang sepertinya berkuasa bukan karena Firman. Ia mengalirkan tinggi kehidupan
manusia namun bukan ditinggikan Tuhan. Ia mengalirkan hidup yang angkuh karena orang
yang memiliki merasa punya banyak uang. Namun Tuhan menginginkan agar hati seperti
ini diubahkan. Sebagai murid-murid Tuhan dengan bertambahnya usia seharusnya kita
semakin lembut. Dengan umur bertambah hati harus menjadi semakin baik dan
bersih. Semua itu akan terjadi jika Tuhan yang mengendalikan hati kita. Kiranya
Tuhan menolong kita untuk menolong membiarkan Dia menjaga dan menempatkan hati
kita sehingga hidup kita menjadi berkat buat siapapun yang hidup di dekat kita
dalam keluarga, gereja dan di tempat
kerja.