Monday, March 31, 2014

Give Thanks




Mazmur 84:1-8, 11
1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur bani Korah.
2 Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam!
3 Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
4 Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya TUHAN semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
5 Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Sela
6  Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!
7  Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat.
8 Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.
11  Lebih baik satu hari di Rumah-Mu daripada seribu hari di tempat lain. Aku memilih menjadi penjaga pintu di Rumah Allahku daripada tinggal di rumah orang jahat.

Pendahuluan

                Mazmur 84 menggambarkan perjalanan bangsa Israel yang mau menghadap dan memuliakan Tuhan serta mengucap syukur. Meskipun harus berjalan jauh, mereka memiliki kewajiban untuk melakukannya setiap tahun (seperti yang dilakukan orang Kristen setiap minggu di gereja). Lagu Gitit merupakan lagu Ibrani yang dimulai dengan irama perlahan , kemudian lebih cepat dan terus meningkat kecepatannya dan tidak pernah turun kecepatannya. Ini irama khusus dan dipilih pemazmur untuk menggambarkan hal yang penting. Dalam terjemahan bahasa Inggris dikatakan  They go from strength to strength, every one of them in Zion appeareth before God (Kekuatan mereka semakin bertambah, waktu berjalan ke Sion). Bangsa Israel berjalan ke Yerusalem dengan kekuatan yang semakin bertambah (kekuatan demi kekuatan). Dalam perjalanan , mereka harus menghadapi tantangan karena harus melintasi lembah Baka (dalam bahasa Ibrani artinya lembah penderitaan atau lembah air mata). Siapapun yang berjalan melalui lembah ini akan mengeluarkan air mata sehingga disebut lembah air mata. Hal ini disebabkan pada lembah ini ada tumbuhan yang mengeluarkan bau-bauan pedas seperti (daun) bawang sehingga walau sedang bersukacita , orang yang melewati lembah ini akan mengeluarkan air mata.

Melalui Lembah Baka untuk Mengucap Syukur

Bagi orang yang mau mengucap syukur dalam perjalanan ziarah ada lembah air mata. Untuk melaluinya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1.    Gairah (Passion)
Maz 84:2 Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam! Kata “disenangi” dalam bahasa aslinya berarti “bergairah”. Bila punya gairah, maka semangat dan kekuatan seseorang  semakin bertambah.  Tanpa gairah, apapun yang dilakukan tidak akan berhasil. Jadi awalnya dimulai dengan punya gairah terlebih dulu (untuk menggapai cita-cita harus punya gairah dulu). Dalam terjemahan Bible New Living kata “betapa disenangi” diterjemahkan sebagai “how lovely” atau betapa indahnya (menyenangkan, bergairahnya). Yang perlu direnungkan : “berapa gairah yang kita miliki untuk berjalan bersama Kristus ; aktif dalam gereja; menjadi pemberita Injil Kristus; menyaksikan Kristus?”

2.    Kerinduan
Maz 84:3 Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup. Ayat ini mengungkapkan kerinduan bangsa Israel untuk datang kepada Tuhan. Dalam bahasa Ibrani kerinduan berarti jarak yang jauh menjadi dekat. Ibarat orang yang sedang berpacaran, maka walaupun pasangan berada di tempat jauh terasa dekat. Seperti dulu sewaktu pacaran saya di Jakarta sedangkan pacar di Bandung. Saat itu tidak ada telpon seluler dan telpon masih susah. Bahkan bila kirim surat bisa 2 minggu baru sampai. Dengan Honda 125 yang saat itu terbilang paling top dan mahal, saya berangkat ke Bandung. Di tengah hujan angin saya tiba di Bandung dalam tempo 4 jam (biasanya 6 jam karena ngebut)!  Contoh lain : dulu di sebelah rumah saya ada gereja. Tapi karena tidak mempunyai kerinduan beribadah, saya tidak pernah ke gereja. Saya lulusan seminari ordo Jesuit yang terkenal karena pengajaran kognitif yang tertinggi dari seluruh ordo. Namun akhirnya saya dijamah Tuhan melalui seorang artis tahun 1960 yang sering menyanyi di istana pada zaman Soekarno menjadi presiden. Dia bertanya, “Kalau kau mati mau kemana?” Saya berpikir dan menjawab, “Saya tidak punya kepastian. Kalau kamu?” saya balik bertanya. Dia pun menjawab, “Saya punya Yesus. Jadi pasti masuk surga”. Jadi saya mengambil keputusan masuk sekolah teologia. Dulu pikiran filsafat saya belum dihancurkan sehingga sulit menerima pengajaran. Akhirnya salah satu dosen berkata,”Di dalam otakmu ada ‘kotak’ anti-Kristus yang belum dihancurkan” sehingga ia pun mendoakannya dalam nama Yesus dan menghancurkannya. Tanpa memiliki kerinduan, walau jaraknya dekat, namun sesungguhnya jauh. Dengan mengikut Tuhan, kita  bersyukur karena bisa  berjalan dengan makin lama makin kuat. Kalau dulu saya bilang  ke orang yang mau ke gereja, “Kirim salam buat Yesus ya” tapi setelah memiliki kerinduan, 10 km berjalan kaki ke gereja pun dijalani.

3.    Rasa aman dan tenang.
Maz 84:4  Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya TUHAN semesta alam, ya Rajaku dan Allahku! Burung pipit adalah burung yang sangat kecil. Di Israel  burung ini tidak pernah membangun sarangnya di lapangan terbuka atau di rumah penduduk, melainkan di celah-celah mezbah Tuhan, yang hanya bisa dimasuki oleh imam besar atau imam yang betugas. Menurut tradisi Yahudi, mezbah ini dijaga oleh orang-orang dari suku Lewi selama 24 jam dengan tombak untuk menghindari burung pemakan bangkai memakan daging korban bakaran. Sedangkan burung pipit dibiarkan saja hidup dan dan membangun sarang di mezbah Tuhan. Ibarat burung pipit, jemaat Tuhan membangun hidup rohani kita dalam rumah Tuhan (gereja). Dengan masuk gereja, hidup kita terlindungi karena di luar banyak pergaulan yang tidak berdasarkan azas-azas kekristenan yang akhirnya bisa menyelewangkan kita. Termasuk di dalamnya ada gerakan pluralistis , bahkan ‘gereja’ setan. Saya pernah mengusir setan dari mantan orang pernah beribadah di sana dan setannya baru bisa keluar setelah 1,5 bulan! Istilah ‘gereja’ setan tidak tepat karena kata gereja diartikan sebagai perkumpuluan. Padahal kata “gereja” bukan sekedar perkumpulan tapi berasal dari kata Yunani kuriakê yang artinya perkumpulan milik Tuhan jadi bukan sekedar himpunan umat tapi kumpulan umat yang dipanggil keluar (eukalio) dari kegelapan masuk ke dalam terang menjadi murid Kristus. Dengan berada di dalam gereja, kita merasa aman. Firman Tuhan berbicara tuntas sehingga kita berjalan dengan percaya diri dan tidak terombang-ambing. Orang yang berjalan makin lama makin kuat tidak tergoda kiri kanan, walau di depannya ada lembah air mata, harus yakin melewatinya dengan penuh percaya diri.

4.    Pujian
 Maz 84:5 Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Pujian membuat kita tenang melewati apapun. Waktu di AS selama 4,5 tahun kami sempat menyaksikan para mariner menempuh latihan fisik sambil bernyanyi. Karena dilakukan sambil bernyanyi, tahu-tahu mereka sudah menempuh jarak sepanjang 5 mil! Orang yang menaikkan pujian menolong dirinya sendiri karena roh Allah bersama dia. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.   Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." (Mat 11:29-30) Karena orang suka memasang kuk yang salah. Saya pernah mengalami 10 menit jantung berhenti (layar monitor EKG menunjukkan grafik datar) sewaktu di Tiongkok dan tubuh saya sudah ditutup dengan kain putih. Selama 10 menit itu saya melihat banyak dan setelah itu setiap 2 bulan sekali saya pergi ke Kalimatan memberitakan Injil. Makin tua kami semakin sering bernyanyi. Ada masalah kami bernyanyi terus. Basilea Schlink, seorang suster gereja Lutheran, berkata, “Jika engkau memandang persoalan terus menerus maka Tuhanmu menjadi kecil, tapi kalau engkau memandang Tuhan terus,maka persoalanmu menjadi kecil”. Banyak orang Kristen kehilangan pujian dalam keluarga dan saat menghadapi persoalan karena cara memujinya tanpa arti sama sekali. Lakukanlah gerakan untuk mengikuti Tuhan dengan setia dengan pujian. Jangan sampai kehilangan pujian dalam melangkah bersama Kristus.

5.       Ada Kekuatan
Maz 84:6A Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, Nats ini diambil dari kitab Kejadian. Kata “berbahagialah” memiliki konotasi “diberkatilah”. Manusia diciptakan dari debu tanah (adama)  sehingga akan kembali lagi menjadi debu tanah, sehingga manusia tidak perlu sombong. Kekuatan debu tanah datang dari apa? Saat ditiup, debu akan terbang sehingga debu dianggap tidak ada nilai. Mayim (bahasa Ibrani)  artinya air yang menggambarkan Tuhan karena dengan air, debu jadi berbobot sehingga bila ditiup tidak terbang lagi. Jadi hubungan kita (debu) dengan Tuhan (air) harus diperkuat. Mulailah pagi hari dengan berdoa kepada Tuhan seperti Maz 90:14 yang ditulis Musa pada usia 120 tahun, “Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami.” Ibarat air yang ditaruh pada debu tanah yang membuatnya menjadi kuat dan dengan kekuatan inilah kita berjalan dengan makin lama makin kuat. Suatu kali Pdt. Billy Graham ditanya oleh seorang ateis, “Tolong jelaskan orang Kristen itu apa?”. Pdt. Billy menjawab,”Mudah. Menjadi orang Kristen tidaklah dengan memuji, menyembah Tuhan di gereja, memberi persembahan dan aktif di gereja. Tapi seorang Kristen punya hubungan pribadi dengan Kristus. Itulah kekristenan.” Jadi bukan punya hubungan pribadi dengan pendeta, majelis melainkan dengan Kristus. Saya sudah 39 tahun melayani Tuhan sehingga saat ini pendeta senior di gereja tinggal saya. Sampai hari ini, khotbah saya lahir dari hubungan dengan Tuhan tiap pagi. Saat itu tidak boleh diganggu bahkan oleh istri. Gereja membutuhkan bukan saja pimpinan rohani yang pintar tetapi yang lebih penting adalah memiliki kedekatan dengan Kristus sehingga punya kekuatan untuk menghadapi berbagai persoalan. Kata Yesus, Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (Yohanes 15:7). Kata “di dalam (in)” artinya hubungan kita ada di dalam Dia, sehingga kita makin hari makin kuat berjalan bersama Dia.

6.    Ada komitmen
Maz 84:6b yang berhasrat mengadakan ziarah! Kata  “berhasrat” mengandung arti memiliki komitmen berjalan bersama Tuhan. Kalau tidak punya komitmen, kapan bisa bertumbuh makin kuat? Kalau punya komitmen, maka Tuhan terus bersama pada apapun yang kita lakukan. Namun tidak berarti Allah melakukan apa yang saya mau (ini kekeliruan teologis) karena kita seharusnya melakukan kehendakNya seperti yang tertuang pada doa Bapa Kami , jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga (Mat 6:10b) jadi bukan kehendak kita yang jadi.

7.    Berkat
Apa akibatnya kalau berjalan makin kuat saat menyeberangi lembah air mata? Kita menjadikan penderitaan ini menjadi berkat. Saya tahu penyakit saya menjadi berkat. Saya dan istri diundang untuk khotbah dalam 3 kebaktian di gereja Hok Im Tong Bandung. Dengan menceritakan sakit penyakit yang saya alami, mereka merasa dapat berkat dan saya  diundang lagi mingu depannya, sehingga total saya 6 kali khotbah di sana. Jemaat Tuhan harus ikut ambil bagian dalam kegiatan misi. Jangan memberi persembahan minim untuk misi. Ada jemaat yang memberi sedikit untuk gereja. Harusnya yang besar untuk Tuhan bukan yang kecil kalau tidak kita memandang Tuhan semakin kecil (harusnya aku yang makin kecil). Lembah air mata menjadi lembah permata air karena kita sudah melewati dengan 7 langkah untuk berjalan makin lama makin kuat. (Maz 84:7, Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat. Jangan sampai kita kehilangan gairah, motivasi, tujuan hidup. Kalau kehilangan maka kita berdoa untuk disemangati ulang sehingga kita benar-benar hidup di jalan Tuhan. Maz 84:11a Lebih baik satu hari di Rumah-Mu daripada seribu hari di tempat lain.Itu akibat dari menjalankan dasar syarat itu, sehingga berjalan makin lama makin kuat. Firman Tuhan sangat dalam maknanya untuk kita. Tetapi firman Tuhan hari ini memberi kita semangat untuk melangkah dengan pasti.

Oleh : Pdt. Dicky Ngelyaratan

Berasal dari Maluku Tenggara Barat (dulu Maluku Tenggara) yang berbatasan dengan Timor Leste dan Australia. Ayah keturunan Tionghoa sedangkan ibu dari Maluku Tenggara Barat. 6 tahun lalu menjalani cangkok ginjal di Tiongkok (dokter di Jakarta sudah menyerah) dan pernah dinyatakan meninggal oleh dokter saat itu. Namun sekarang tetap segar di usia 63 tahun.  Istri berasal dari Jawa Barat dan dikaruniai 2 orang anak. Sekarang sedang menantikan seorang cucu.

Tuesday, March 25, 2014

Full Heart


Ev. Lusia

Mat 22:34-40
34 Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka
35  dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia:
36  "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
37  Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
38  Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
39  Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
40  Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Matius 23:4, 14, 16, 23
4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya;
14 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.
16 Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

Ulangan 6:4-9
4  Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.
6  Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
8 Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,
9  dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.)

Imamat 19:18
Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.

Kasih yang Hilang (Kasih Aspal - Kristen Aspal)


                Ada sebuah video rekaman yang ditayangkan youku.com yang berasal dari rekaman camera CCTV yang dipasang menghadap jalan pada tanggal 13 Oktober 2011. Di video itu terlihat seorang anak perempuan berusia 2,5 tahun bernama Yue Yue sedang berjalan tanpa menyadari bahwa ia sedang berada di jalan yang ramai lalu lintasnya di kota Foshan (di selatan Guangdong, provinsi terkaya di Tiongkok). Lalu sebuah mobil van menabraknya sehingga sang anak berada di bawah mobil tersebut. Mobil berhenti sejenak sebelum sang pengemudi melanjutkan perjalanannya dengan melindas perut sang anak. Belakangan diketahui bahwa sang supir sedang menelpon dengan HPnya saat menabraknya. Yue Yue tergeletak dan mengerang-erang di jalan yang dilalui oleh banyak orang dan kendaraan. Setidaknya ada 18 orang yang melihatnya dan hanya melaluinya saja tanpa berhenti untuk menolongnya. Bahkan ada mobil yang dengan tega melindas kaki Yue Yue. Akhirnya ada seorang ibu pemulung sampah (Chen Xian Mei) yang menemukan dan menolongnya. Ibu ini mengangkatnya dan melihat bahwa salah satu matanya tertutup, ada air mata di matanya, dan pendarahan dari mulut, hidung dan bagian belakang kepalanya. "Saya ingin menggendongnya tapi badannya sangat ringkih dan rapuh jadi saya takut untuk mencoba lagi. Saya akhirnya  menyeretnya ke sisi jalan dan berteriak untuk meminta pertolongan. Tapi tak seorang pun muncul,”ujar ibu Chen yang dikutip di Yang Cheng Evening News. Akhirnya ia pun berteriak minta bantuan orang lain dan kesulitan mendapat pertolongan. Ibu Chen kemudian mencari orang tua dari Yue Yue yang ternyata sedang menjaga toko. Mamanya dengan cepat membawa Yue Yue ke rumah sakit, malangnya sang anak akhirnya meninggal dunia di rumah sakit. Mama sang anak menangis tersedu-sedu. Sikap apatis dari orang-orang di lingkungan itu telah menimbulkan reaksi  publik. Banyak komentator media dan netizen (pengguna internet) di Tiongkok mempertanyakannya, "Apa yang terjadi dengan moralitas kita?" "Di mana hati dan simpati kita?" "Bagaimana kita pernah bisa menjadi lebih kejam dan keras hati dari hewan berdarah dingin?"

                Hal ini juga bisa terjadi pada orang Kristen. Ada orang Kristen yang kehilangan kasih dalam hidupnya. Seharusnya nilai kasih menjadi nilai plus dalam hidup orang Kristen, tapi karena rasa egois akhirnya nilai kasih itu hilang. Di gereja ada pasangan Kristen yang selingkuh dan punya simpanan, majelisnya korupsi dalam gereja, memanipulasi kekuasaan dalam gereja dan lain-lain. Ini fakta bahwa kekristenan semakin luntur dalam nilai kasihnya. Sekarang ini, para politikus sedang melakukan kampanye. Ada yang melakukan kampanye kasih namun tidak diketahui apakah mereka mempraktekkannya tidak. Pada pemilu yang lalu, ada seorang caleg datang ke sebuah gereja minta didoakan supaya bisa terpilih. Saat didoakan dia berkata bahwa hatinya tergerak saat melihat kondisi gereja yang minim dan mengatakan di depan mimbar untuk menyumbang seperangkat alat musik supaya gereja itu makin semangat dalam memuji Tuhan (alat musik, band, sound system). Tapi kemudian caleg ini tidak terpilih dan kemudian menarik kembali alat-alat yang sudah disumbangkannya. Sehingga salah seorang majelis di gereja itu mengatakan, “Barang yang sudah diberi tidak bisa dikembalikan." Banyak sekali kampanye kasih yang aspal (asli tapi palsu) alias tidak tulus. Sebagai anak Tuhan, kita seharusnya mempraktekkan kasih dari anak Tuhan yang tulen (tidak palsu).

Orang Farisi dan Hukum Kasih

                Orang-orang Farisi kagum pada Yesus yang dapat membuat  orang-orang Saduki terdiam (Matius 22: 23-33) dan bukan karena Yesus mempertahankan kebenaran, sehingga mereka bisa menguji Tuhan Yesus. Mereka menganggap bahwa hanya mereka yang bisa mengujiNya. Orang Farisi terdiri dari pemimpin agama, pengamat dan mereka tahu dengan jelas tentang hukum Taurat yang memuat 613 perintah. Mereka hanya bisa mencanangkan firman Tuhan tapi prakteknya nihil (mereka tidak mempraktekkannya). Banyak orang Kristen yang pintar mendisain firman Tuhan untuk orang lain (bukan dirinya sendiri). Misalnya saat perintah “Jangan berzina” dinilainya hanya untuk orang yang selingkuh, dan tidak berlaku untuk dirinya sendiri.  Mereka gemar menggunakan hal-hal yang tampak rohani untuk mengabaikan tanggung jawab mereka kepada sesama (Mat 23:4,14,16,23). Mereka tidak setuju, waktu dikatakan ada hukum yang terbesar. Mereka membagi perintah Tuhan menjadi perintah yang berat dan yang ringan (yang bisa diabaikan). Mereka menelan rumah janda-janda, mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang, bersumpah demi bait suci (ini fatal), mereka rajin (setia) memberi perpuluhan tetapi kewajiban terhadap sesama diabaikan. Mereka tahu bahwa Tuhan Yesus sangat berprinsip memegang firman Tuhan. Mereka ingin mempermalukan Tuhan Yesus, dengan menjebaknya lewat pertanyaaan yang diajukan.  Lalu mereka mengutus seorang juru bicara, pakar hukum di antara mereka. Kemudian juru bicara tersebut mengajukan pertanyaan kepada Tuhan Yesus. Ia dengan sangat sopan memanggil Yesus sebagai guru"Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" (Mat 22:36). Tuhan Yesus tahu rencana jahat mereka, tetapi Ia menjawab dengan sopan dan tegas. Tuhan Yesus tidak menyebutkan satu jenis hukum. Mereka tidak berhasil menjatuhkan Tuhan Yesus. Yesus menjelaskan dengan padat dan benar yaitu Tuhan Yesus memberi  jawaban dari shema , pengakuan, ikrar, doa yang diucapkan orang Yahudi sehari dua kali seperti yang terdapat pada Ul 6:4-9. Tuhan Yesus orang yang ahli, ia selalu mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari. Ia tidak membuat sesuatu yang baru tapi mengambil dari hal-hal yang terjadi sehari-hari.

                Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.  Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.Kasihilah Tuhan Allah dengan segenap hatimu, lalu ditambahkan dengan bobot yang sama, kasiiilah sesamamu manusia (Mat 22:37-39). Ini merupakan golden rule (hukum emas, hukum kasih) yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Hukum kasih ke atas (vertical)  dengan Tuhan (Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu - Mat.22:37)  dan ke samping (horizontal) ke sesama (Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri - Mat.22:39). Ketika berhasil melaksanakan hukum kasih ini, berarti kita bisa melakukan seluruh hukum Taurat (di dalam hukum kasih ini tercantum hukum Taurat). Perintah ke 1-4 dari Sepuluh Perintah Allah (Dasa Titah) termasuk hukum pertama (hubungan vertikal ke Tuhan) sedangkan Perintah 5-10 menggambarkan hubungan horizontal dengan sesama. Hukum yang Tuhan Yesus jelaskan bisa dipraktekkan oleh  setiap anak Tuhan baik pada zaman Israel dulu juga pada zaman sekarang. Pada Ul 5:1-3, Musa menyampaikan bahwa hukum ini masih berlaku untuk setiap kita yang masih hidup.

                Tuhan Yesus memberikan jawaban dari Shema (kredo/pernyataan/pengakuan iman/ikrar kesetiaan kepada satu Tuhan) dalam Ulangan 6:4-9. Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu (Ul 6:5). Golden Rule merupakan hukum yang telah disempurnakan oleh Tuhan Yesus demi memudahkan setiap kita melaksanakannya. Dengan demikian anak-anak Tuhan dapat berfokus pada ajaran Tuhan Yesus (Mat 22:37) "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” Sangat penting bagi kita untuk memiliki sebuah passion (gairah/semangat/antusiasme/kesukaan yang luar biasa) untuk mengasihi Tuhan.  Jika pasangan kita hanya memberi setengah hati, maka kita tidak senang. Saat ini banyak keluarga yang hanya memberi perhatian 40%-50% kepada anggota keluarga lainnya, selebihnya pekerjaan (bisnis) dan barang elektroniknya yang semakin canggih dll. Sehingga tidak heran gadget-mobil-motor menjadi istri (suami) kedua. Karena barang teknologi seperti BlackBerry (BB) menghilangkan sebagian kasih dari keluarga. Saat makan mereka lebih banyak ke BB atau tablet, padahal ini adalah acara keluarga. Kecanggihan teknologi melunturkan kasih dalam keluarga.

                Ada ilustrasi tentang seorang nenek tua yang dengan keterbatasannya sangat mengasihi cucunya. Sang nenek tidak tahu bagaimana menggunakan rice-cooker. Akhirnya neneknya keluar rumah dengan niat membeli makanan untuk cucunya. Karena sudah tua, ia bingung sewaktu mengganti baju karena kancingnya tidak pas. Tapi ada rasa sukacita di raut wajahnya dan berkata bahwa ia keluar mau membelikan cucunya makanan. Cucunya bertanya , “Nenek tidak masak?” Ia menjawab,”Saya tidak bisa memakai rice-cooker”. Cucunya berpesan, “Nenek cepat pulang ya”. Sang nenek membelikan cucunya nasi ayam dengan tambahan daging. Setelah itu ia ingin balik ke rumah  tapi lupa rumahnya di mana. Cucunya di rumah mulai kelaparan, akhirnya masak sendiri. Ternyata rice-cooker belum dicolok listriknya. Sang nenek di jalan mengiba-iba kepada orang-orang yang dijumpainya di jalan untuk mengantarkan ia pulang ke rumah. Namun orang-orang bingung karena tidak tahu alamatnya. Dia tidak putus asa dan terus bertanya, “Tolong antarkan saya pulang. Cucu saya kelaparan menantikan makanan ini.” Dia tetap ngotot. Tapi bagaimana antarkan pulang karena tidak tahu alamatnya? Saat anak dan menantunya tiba di rumah , menantunya bertanya kepada anaknya, “Apakah nenek tidak memasakkan untukmu?” Dijawab tidak. “Apakah nenek belum kembali sampai saat ini?” tanyanya lagi. Dijawab tidak. Akhirnya anak dan menantu mulai bingung di mana harus mencari sang nenek. Cucunya merasa bersalah, Di jalan nenek masih berjuang mencari jalan pulang. Dalam pikirannya bagaimana pulang untuk kasih cucunya makanan. Anak dan cucu sang nenek mencari terus sampai malam. Sang nenek mulai lemas. Akhirnya anak-mantunya menemukan sang nenek. Tapi sang nenek tidak mengenali anak-mantunya sendiri. Ia minta ke mantunya untuk diantar pulang. Ia hanya mengingat cucunya. Dia tidak peduli dirinya yang kelaparan. Setelah bertemu cucunya, ia segera menawarkan makanan ke cucunya dan berkata,”Cucu jangan marah. Ini adalah nasi ayam kesukaanmu. Makanlah! Cepatlah kamu makan!” Padahal dia sendiri kelaparan. Akhirnya untuk menyenangkan hati sang nenek, cucunya makan dan meminta maaf. Cucunya bertanya , “Nenek, apakah baik? Dijawabnya,”Baik”. Cucunya merasa bersalah, ia makan sambil menangis terharu. Inilah kasih yang full-heart. Kasih yang seratus persen dan anak Tuhan diharapkan punya jenis kasih seperti ini. Kasih nenek yang tulus menndorong dia tetap mendahulukan cucunya walau ia kelaparan. Tuhan ingin kita mempraktekkan kasih seperti ini. Bukan hanya mengasihi orang yang se”level”, sehobi tapi tanpa pandang kecerdasan dll dan bahwa harus dengan tegas mengasihi orang.

Full heart (sepenuh hati mencintai/mengasihi Tuhan) 

                Kita mengasihi Tuhan tapi tidak mengasihi sesama kita, itu sama dengan NATO (No Action Talk Only – ngomong doang), sama dengan berteologi tapi tidak mempraktekkan. Ketika manusia bisa secara total mengasihi Tuhan maka tidaklah sulit untuk mengasihi sesama. Jika tidak bisa mengasihi sesama,  maka  100% tidak mengasihi Allah (1Yoh 4:20-21). Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya. Bagaimana passion (gairah) kita selama ini dalam mengasihi Tuhan?   Apakah kita sudah  kehilangan passion untuk mengasihi Tuhan? Apakah kita mulai menjadi orang Farisi masa kini yang tahu firman Tuhan tapi tidak mau mempraktekkannya? Jika passion mengasihi Tuhan secara full heart sudah luntur, segeralah minta ampun pada Tuhan dan mohon Tuhan memperbaharui hati, sehingga passion menjadi full heart. Untuk tetap full heart maka harus rajin beribadah, berdoa, bersaat teduh dan membaca Alkitab.

                Full heart (sepenuh hati) mengasihi Tuhan maka pasti akan mau taat 100% pada Tuhan dan tidak akan sulit untuk mengasihi sesama, bergembira dan menangis bersama sesama, mengasihi orang yang telah menyakiti kita dan berani menegur orang yang melakukan kesalahan bukan mendiamkan. Ada moto kalimat yang berbunyi, “Terimalah kasih , berilah kasih. Terimalah kasih , berilah kasih……”  terus diulangi demikian. Kita yang sudah menerima kasih dari Allah , tidaklah egois tapi harus memperhatikan sesama kita dan membagikan dan terus diulangi demikian. Kasih terbesar yang kita terima adalah kasih Allah.  Setelah kita menerima dan mengalami kasih Allah maka kita harus full heart untuk mengasihi-Nya, dan ketika kita sudah full heart mengasihi-Nya maka kita belajar memberi kasih (mengasihi) sesama.  Dan terus kita ulangi untuk mengingatkan diri. Jangan beri kesempatan iblis untuk membiarkan kita menjadi orang Farisi. Tetap miliki passion (gairah) untuk full heart mengasihi Tuhan dan juga full heart  mengasihi sesama, tetap ingat kalimat  “Terimalah kasih.  Berilah kasih.  Terus ulangi demikian.“ sehingga kita menjadi anak Tuhan yang menjadi berkat buat sesama.


Monday, March 17, 2014

Kristus adalah Kegenapan Hukum Taurat. Apa Artinya untukku?








Matius 5:17-20
17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
18  Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
19  Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
20  Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Pendahuluan

                Setiap kali penulis Alkitab menuliskan kitabnya, maka ia harus menyesuaikan tulisan dengan konteks dan pembacanya. Hal ini ibarat, warta GKKK Mabes yang sebagian menggunakan bahasa Mandarin, tidak cocok dengan gereja yang saya layani karena jemaatnya  berbahasa Jawa. Injil Matius ditujukan pada orang-orang Yahudi maka terdapat banyak sekali tulisan yang terkait dengan adat dan budaya Yahudi di dalamnya. Salah satu kekuatan orang Yahudi adalah ketaatan mereka pada hukum Taurat. Bahkan ada orang Yahudi yang berkata , “Silahkan bunuh saya tetapi jangan pernah kutak-katik hukum Taurat”. Hukum Taurat memperoleh tempat utama dalam bangsa Yahudi. Sehingga begitu Yesus Kristus melakukan sesuatu yang menyimpang dari hukum Taurat, mereka marah luar biasa. Mereka merencanakan pembunuhan jauh-jauh hari karena menganggap Yesus melanggar hukum Taurat. Benarkah Yesus melanggar atau meniadakan hukum Taurat? Tidak! Yesus menggenapi hukum Taurat.

Terdapat 3 hal yang perlu dicatat pada perikop terkait dengan hukum Taurat ini :

1.     Yesus bukan datang untuk meniadakan hukum Taurat. Matius 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Yesus memulai khotbahnya dengan “Janganlah kamu menyangka” yang bermakna “Janganlah kamu curiga” bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat. Perkataan “Jangan kamu menyangka” diintonasikan dengan tegas. Hal ini dikatakan karena ada beberapa kali Yesus “melanggar” hukum Taurat. Contoh : Yesus mengijinkan muridNya memetik gandum pada hari Sabat (Markus 2: 23 Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.). Waktu ditanya alasannya, Yesus mengatakan, "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat (Markus 2:27). Bahkan akhir dari kisah itu Yesus mengatakan, “Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat." (Markus 2:28). Jadi Aku (Yesus) mempunyai hak menggunakan hukum Taurat untuk melakukan apapun juga (Yesus menyembuhkan orang sakit, orang lumpuh dan orang buta  pada hari sabat). Sebelum melakukannya, Yesus bertanya, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" (Markus 3:34). Bagi orang Yahudi, pada hari Sabat jangan melakukan apa pun. Orang berdosa bukan hanya karena berbuat jahat, tetapi kalau diam-diam saja (Yak 4:17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa). Alkitab dengan jelas mengatakan hukuman atas orang-orang yang diam-diam saja, “Kamu akan binasa kalau tidak memberitakan Injil kepada orang yang akan binasa itu”. Mereka mengatakan, “Tuhan kami tidak melakukan apa-apa kepada mereka”. Tuhan berkata, “Justru karena itu, AKu menghukum kamu”. Orang Yahudi pada hari sabat  diam-diam saja. Yesus berkata , "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?" (Lukas 14:5). Sudah berapa banyak Allah menghukum manusia karena menunda?  Berapa banyak yang dihukum Tuhan karena diam-diam saja? Maka Yesus mengatakan,”Hari Sabat adalah hari yang tepat untuk berbuat baik”  atau lebih tepat “Setiap hari adalah hari yang tepat untuk berbuat baik termasuk hari Sabat”. Maka saat berbuat baik , jangan menunda! Jadi kalau hari ini digerakkan untuk berbuat baik, maka lakukanlah! Jangan tunggu minggu depan karena mungkin tidak ada lagi kesempatan yang sama. “Senjata ampuh” yang diberikan iblis adalah “tunda saja”.
          Ada seorang ibu yang suka memberitakan Injil. Tiap hari ia memberitakan Injil pada orang-orang yang ditemui. Bahkan saat ia lanjut usia dan matanya sudah kabur, ia tetap memberitakan Injil. Ada seorang majelis muda mengatakan, “Bu jadi orang Kristen jangan sok-lah. Sesudah dari gereja pulang saja”. Terhadap perkataan ini, si Ibu tidak lemah semangat dan ia tetap memberitakan Injil. Suatu saat ia tidak bisa membedakan lagi antara pria atau wanita , pohon atau orang karena sudah begitu kabur matanya. Tetapi tetap semangat memberitakan Injil. Suatu kali ia berjalan dari toko ke jalan lalu ia bertemu patung untuk promosi barang. Karena ia kabur, ia mengira patung itu orang dan ia menginjilinya, “Kamu percaya saja kepada Yesus!” Karena tidak ada jawaban, ia berpikir orang itu setuju dan ia berkata, “Kalau begitu saya doakan kamu supaya percaya”. Maka ia pun berdoa untuk keselamatannya. Pada saat yang sama majelis muda lewat dan melihat kejadian tersebut. Lalu ia berkata, “Bu jadi orang Kristen jangan sok-lah, masa patung diberitakan Injil?” Ibu ini terkejut. Tapi komentarnya, “Bagiku lebih baik memberitakan Injil kepada patung daripada menjadi orang Kristen sama dengan patung”. Coba periksa berapa banyak “patung” di gereja ini? “Doing nothing” sama saja “digging something” (tidak melakukan apa-apa sama saja dengan menggali sesuatu yaitu menggali kuburan dan kegagalannya sendiri). Untuk merusak gereja tidak perlu melakukan apa-apa tapi diam saja maka gereja akan hancur. Jadi jika tidak melakukan apa-apa, ibarat menggali kuburan sendiri. Maka Yesus berbuat sesuatu tiap hari bahkan pada hari Sabat. Hudson Taylor saat KKR pernah mengundang banyak orang, Semua orang harus terlibat dalam pelayanan. Semua peserta KKR diberi kertas untuk menulis komitmennya dalam melayani Tuhan. Semua menulis komitmennya. Tetapi ada seorang pemuda yang tidak berani menulis dan tetap membawa kertas kosong. Saat bubaran, dia pulang terakhir untuk bertemu Hudson Taylor. Saat bertemu, ia menyerahkan kertas kosongnya. Kemudian sang pendeta bertanya,”Mengapa kamu tidak menulis sesuatu?” Ia menjawab, “Saya tidak bisa apa-apa. Saya tidak bisa bernyanyi, main musik, tidak bisa menterjemahkan, tidak bisa computer”. Hudson kemudian bertanya,. “Apa pekerjaanMu?” Dijawabnya, “Akrobat”. Hudosn berkata, “Kalau begitu kamu main akorbat saja di gereja”. Jadi pagi-pagi sekali sebelum gereja dimulai dia sudah berdiri dan main acrobat. Legenda ini dimulai saat ia meloncat sampai terjatuh dengan sempurna dan berdiri di depan patung Bunda Maria di gereja Katolik tersebut. Patung tersebut lalu menggerakkan tangannya dan melap keringat pemuda tersebut. Apa artinya? Loncat-loncat diterima, yang ditolak adalah diam-diam saja dan ngantuk. Gereja hancur bukan karena kejahatan di gereja tapi karena jemaat yang pasif. Saya selalu berkhotbah dimana pun, “Gereja hancur bukan karena kejahatan aktif di gereja tapi karena jemaat yang pasif. , tidak melakukan apapun juga”. Tuhan berkata, “Aku justru memanfaatkan hari sabat untuk berbuat sebanyak mungkin”. Yesus menggunakan kata “meniadakan” 4 kali artinya Yesus serius sewaktu berkata, “Aku datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat. Satu iota, titik pun tidak akan ditiadakan”. Satu iota (titik) dalam bahasa Ibrani, suatu tanda yang tidak mempengaruhi bunyi dan artinya. Artinya kalau diambil pun tidak mempengaruhi arti kalimat. Yang itu saja “Saya tidak akan tiadakan”, maka Yesus datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat.

2.     Yesus menggenapkan hukum Taurat karena hukum Taurat gagal membuat manusia dekat kembali kepada Allah. Justru hukum Taurat membuat manusia tahu bahwa manusia adalah berdosa (dulu aku tidak pernah tahu sampai ada peraturan yang aku baca). Rasul Paulus mempunyai pergumulan yang luar biasa. Kalau kita mencari contoh orang yang taat hukum Taurat maka harusnya Rasul Pauluslah yang menjadi contoh. Ia berkata, Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.  Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku (Roma 7 : 19-20). Mustahil manusia bisa mentaati Taurat. Kita berdosa bukan karena ingin berbuat dosa, tetapi dosalah yang memaksa kita berbuat dosa. Pada akhirnya seperti Rasul Paulus  berkata “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Roma 7:24). “Aku manusia celaka” juga menjadi teriakan kita. Aku ingin memberi justru merampas, aku ingin mengasihi tapi malah membenci, aku ingin damai tapi pertengkaran yang dilakukan. Maka ia berkata, “Akulah manusia celaka”. Pertanyaaan agung dari Rasul Paulus pada Roma 7:24, “Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” Saat kita begitu frustasi dan stress dan mengalami tekanan berat , pasti pertanyaan yang muncul, “Siapakah yang sanggup menolong aku, memecahkan persoalanku, sanggup menolong rumah tangga, pekerjaanku, anak-anakku, orang tuaku, gerejaku?”  Pertanyaan yang sungguh-sungguh. Siapakah yang sanggup? Hari ini mungkin kita berkata, “Tuhan aku punya masalah yang besar. Pergumulan yang besar. Aku tidak tahu cara keluarnya bagaimana.” Tetapi setelah khotbah ini saya berharap kita semua mengatakan, “Hai masalah aku punya Allah yang besar”. Allah besar luar biasa, kenapa kita lemah dan lesu seperti orang yang kalah terus? Tidak kebetulan saya datang ke tempat ini untuk mengingatkan bapak-ibu agar tidak letih, lesu, lemah dan letoy. Semangat yang membuat kita sukses. Setelah ada pertanyaan “Siapakah yang sanggup?” harus ada jawabannya. Syukur kepada Allah, oleh karena di dalam Yesus Kristus .  apapun masalah kita , Yesuslah jawabannya! Pertanyaan, “Aku manusia celaka, siapakah yang sanggup membebaskan aku dari tubuh celaka ini?” Syukur kepada Allah di dalam Yesus Kristus, Yesus telah menggenapi hukum Taurat, karena kita tidak mampu menggenapi, tidak sanggup memikul beban melakukan hukum taurat. Kalau tidak sanggup kita akan pergi menuju neraka. Tetapi Tuhan mengangkat supaya kita bisa berdiri tegak berjalan menuju surga. Maka 8:1 Roma berkata,” Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.” Jadi tuntutan hukum Taurat yang tidak sanggup kita lakukan, diambil alih oleh Tuhan Yesus sehingga kita tinggal tenang saja. Ini memang bagian dari Allah, kita tidak sanggup memikul hukum Allah. Ini bagian dari Allah. Biarkanlah Allah menyelesaikan dan Ia telah menyelesaikannya! Sehingga di atas kayu salib Yesus berkata, “Sudah selesai!” Tapi kita tidak bisa santai saja. Ada bagian yang Allah kerjakan dan ada bagian yang kita kerjakan. Maka biarkanlah Allah dan kita mengerjakan bagian masing-masing. Jangan sampai , Allah sudah mati di kayu salib lalu kita diam saja. Tidak bisa! Semangat yang kita pegang, apa yang kita tidak sanggup lakukan, biarkanlah Allah lakukan. Jangan kita malas, dan hanya membiarkan Tuhan yang lakukan. Datang ke gereja adalah bagian kita. Jangan bilang, sekali-sekali tidak datang, biar di rumah saja. Tidak bisa. Sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan, lakukan sesuatu bagi Tuhan.

3.     Yesus menggenapkan hukum Taurat artinya menyempurnakannya  sehingga makna hukum Taurat menjadi sempurna. Yesus datang suapya kita bisa sempurna menuruti hukum Tuhan. Yang menarik  kata kunci dari kitab Matius : “digenapi”. Pada pasal 1-4 berkali-kali dikatakan : “maka digenapilah”. Maka tidak berlebihan ketika Yesus berkata, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya”(Mat 5:17). Apa yang dulu merupakan bayang-bayang di kitab Taurat, sekarang di dalam Kristus menjadi nyata. Pada Kej 3:15 Allah berfirman, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Kalau kita berada di kitab Kejadian, kita tidak tahu maksud Allah berkata seperti itu, tetapi di Perjanjian Baru kita tahu, maksudnya Yesus diremukkan tumitnya oleh iblis tapi Dia meremukkan kepala si iblis. Apa yang dulu hanya bayang-bayang sekarang jadi kenyataan di dalam kristus. Apa yang dulu mudah-mudahan sekarang menjadi kepastian. Maka kekristenan bukan agama mudah-mudahan, tetapi agama yang pasti, ya dan amin. Kalau ditanya, “Apakah anda masuk surge?” maka jawabannya bukan “insya Allah” tapi “pasti masuk surge”. Bahkan kita sudah ke surga sebelum kita meninggal karena sejak kita menerima Kristus kita menjadi warga negara surga. Yesus mengerjakan bagian kita untuk memberi kepastian kita pasti masuk ke kerajaan surga,  kita diberi pengampunan atas dosa-dosa kita.
          Suatu kali Martin Luther didatangani iblis. Tiba-tiba iblis melemparkan gulungan kertas dan berkata, “Baca itu!” Lalu gulungan kertas itu diambil dan dibaca oleh Marin Luther. Isinya daftar dosa yang dilakukan oleh Martin Luther. Ada tanggal dan jam. Martin Luther gemetar. Dosanya dicatat lebih banyak dari yang dia ingat. Di agama lain, diajarkan ada 2 malaikat di kiri kanan pundak manusia. Malaikat di sebelah kanan mencatat semua kebaikan dan malaikat di sebelah kiri mencatat kejahatan manusia tersebut. Malaikat yang di kiri kecapaian mencatat dosa manusia. Sementara malaikat di sebelah kanan minta cuti daripada tidak kerja, karena ditunggu-tunggu tidak ada perbuatan baik yang dilakukan manusia.  Kemudian iblis berkata , “Hai Martin Luther,  aku kira kamu selamat tapi dosamu banyak sekali. Itu yang saya catat dan yang ingat.” Jadi Marin Luther gemertar dan berpikir, “Jangan-jangan aku tidak selamat gara-gara banyak dosaku.” Lalu iblis tertawa dan melemparkan lagi gulungan berikutnya. Ketika gulungan kertas kedua dibuka oleh Martin Luther, ternyata ia lebih kaget lagi. Itu dosa masa depan Martin Luther. Banyak orang berpikir untuk berbuat dosa di masa depan sehingga ada pembunuhan yang direncanakan 2 bulan lalu, pencurian yang direncanakan, perceraian yang direncanakan, pertengkaran direncanakan, iblis tahu dan mencatatnya. Martin Luther kaget. Ia gemetar, “Oh Tuhan bagaimana aku menyelesaikan hal ini?” Hal ini sama seperti teriakan Rasul Paulus, “Aku manusia celaka. Siapa yang akan menyelamatkan aku?” Martin Luther teringat, Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba (Yes 1:18) lalu ia menggulung kertas itu dan dengan tegas berkata ke iblis,”Balik hai iblis! Enyahlah! Darah Kristus menghapus dosaku.” Sehingga iblis balik ke neraka dan tidak kembali lagi. Yesus telah menggenapi apa yang kita tidak sanggup genapi. Yesus telah lakukan apa yang tidak sanggup kita lakukan. Kita mesyukuri apa yang telah Tuhan kerjakan bagi kita. Kita berterima kasih untuk apa yang telah diperbuatNya bagi kita dengan cara melakukan apa yang bisa kita layani. Memberi apa yang bisa kita beri, berdoa apa yang bisa kita doakan. Tuhan ingin kita melayani Dia karena Dia telah melayani kita. Tidak ada lagi yang perlu kita perbuat untuk menggenapi hukum Taurat, karena Yesus telah menggenapinya


Oleh :  Pdt. Gunar Sahari

Pdt. Gunar Sahari melayani di Gereja Presbyterian Indonesia dan mendirikan Sekolah Teologia Pelita Dunia berlokasi di Gading Serpong.